20. Talak

7.2K 322 28
                                    

Aku masih berjalan dengan menggunakan kursi roda, aku menatap anakku dari luar kaca ruangan Nicu. Anakku yang tampan berada di dalam inkubator lengkap dengan peralatan medis.

"Sayang, bunda disini, nak. Kamu yang kuat, yah. Bunda sayang banget sama kamu," ucapku dengan air mata yang berderai, tidak ada yang kuat seorang ibu melihat anaknya berada didalam alat inkubator.

"Feli," seru seorang wanita. Aku menoleh ke arahnya.

"Sandra," ucapku, lalu aku mengusap sisa air mata dipipiku.

"Dikamarmu sudah ada Hasan dan Husna," ucap Sandra.

"Aku masih mau disini, aku minta tolong sama kamu, ajak Hasan kemari, yah." titahku.

"Baik, tunggu sebentar, yah." Sandra berjalan pergi, menit kemudian dia kembali bersama Hasan Dan Husna.

"Assalamualaikum, tante Feli," ucap Hasan.

"Wa'alaikumsallam, anak baik, tante kangen banget sama Hasan." aku memeluk Hasan, lalu mencium kedua pipinya.

"Hasan juga kangen banget sama tante Feli," jawabnya, aku hanya tersenyum girang melihat Hasan.

"Feli, bagaimana keadaan kamu?" tanya Husna.

"Alhamdulillah aku sudah mendingan, luka ditanganku pun sudah tidak berasa sakit," jawabku.

"Syukur Alhamdulillah."

"Tante dede bayinya mana?" tanya Hasan. Aku mencoba memangku Hasan, lalu mendudukkannya di atas pahaku.

"Feli, bekas oprasianmu belum kering, jangan menggendong Hasan, dia berat," ucap Husna.

"Tidak papa Husna," ucapku. "Hasan, lihat itu dedek bayi," ucapku pada Hasan.

"Kenapa dedek bayi ada didalam sana tante, kan kasihan sendilian, kalo disini kan ada temennya Hasan," tanya Hasan.

"Dedek bayi masih perlu diawasi oleh alat medis, jadi masih belum bisa bertemu dengan kita," jawabku.

"Dedek bayi, semoga cepat sembuh, yah. Kakak Hasan selalu menanti Dedek bayi."

"Aamiin," jawab kami serempak.

"Namanya siapa tante?" tanya Hasan.

"Hamzah, bagus tidak?" tanyaku kembali.

"Bagus tante, dedek Hamzah," ucap Hasan. Kami terkekeh bersama melihat Hasan.

Tiba-tiba aku melihat beberapa perawat memasuki ruang Nicu dengan sangat panik, aku yang melihatnya juga ikut panik.

"Kenapa dengan anakku?" Tanyaku panik. "Husna! Apa yang terjadi dengan anankku?" pekikku.

"Aku tidak tau Feli, kita sabar dulu, biar nanti dokter menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi," jawab Husna.

"Feli kamu yang tenang, yah. Kamu harus yakin bahwa Hamzah akan baik-baik saja," timpal Sandra. Aku mengangguk perlahan dengan air mata yang sudah banjir dipipiku.

"Tante halus yakin, dedek Hamzah akan baik-baik saja," ucap Hasan. Aku tersenyum padanya, lalu mencium keningnya.

Menit kemudian dokter yang menangani Hamzah menghampiriku.

Kudapati Suamiku Bersama Wanita Lain (T A M A T) (R E V I S I) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang