TABIB KENANGA DAN PANGERAN

244 6 0
                                    

TABIB KENANGA DAN PANGERAN

Pada zaman kerajaan Kutai di Kalimantan Timur di Lembah Sungai Mahakam, tersebutlah seorang anak perempuan bernama Dyah Kenanga. Ia lahir dari keluarga tabib. Dari sejak kecil ia diajak oleh ayahnya belajar tentang ilmu pengobatan dan cara-cara meracik obat.

Suatu ketika pangeran kerajaan sakit. Raja Wimalakarta pun membuat sayembara. Siapapun yang dapat mengobati sakit pangeran, akan dihadiri uang dan emas yang banyak. Tapi tak tak satu pun tabib di negeri itu yang tahu obat dari sakit pangeran. Baginda Raja Wimalakarta pun mulai kehilangan akal akan nasib putranya itu.

Akhirnya suatu hari Ayahanda Kenanga mendengar sakitnya sang pangeran, atas perintah Kenanga ia datang ke kerajaan. Semua anggota kerajaan meremehkan kemampuan tabib perempuan itu.

“Kau dari mana?” kata raja.

“Namaku Kenanga, aku adalah tabib dari keluarga Wiraraja, jelas Kenanga.

“Oh…..kamu dari keluarga tabib yang terkenal itu?” kata raja.


Akhirnya Kenanga memeriksa Rakai Isyana. Ia memeriksa denyut nadinya dan melihat tanda-tanda penyakit Sang Pangeran.  Kenanga kemudian meminta waktu satu hari untuk mencari langsung tanaman obatnya. Kenanga pergi ke Gunung Lumut mencari obat dan kemudian kembali. Selama tiga hari Kenanga menjaga Sang Pangeran, setiap hari terlihat tanda-tanda pangeran membaik. Pangeran pun bisa bercakap-cakap dengan Kenanga.

Dan akhirnya Sang Pengeran pun sembuh total. Raja yang senang datang kepadanya.

 “Oh Tabib perempuan yang cerdas, putri dari wangsa Wiraraja Obat apakah yang kau berikan kepada anakku? Sungguh mujarab obat yang kau berikan, kata Raja.

“Ilmu meracik obat yang aku miliki ku dapatkan dari ayahku. Aku hanya mencari obat-obatan alami langsung dari gunung, bedanya aku hanya menambahkan sedikit kasih sayang dan doa yang tulus saat meraciknya,” jelas Kenanga.

“Ooohh, sungguh menakjubkan, sebuah doa dan kasih sayang dapat menyembuhkan putraku. Hmmmm, sekarang apa upah yang ingin kau terima? Emas? Perak atau berlian?“, tanya Raja.

Kenanga hanya  menggelengkan kepala.

“Ternak?” 

Kenanga menggelengkan kepala.

“Tanah? Kau tidak boleh menolak hadiah dari Raja, jika kau menolak itu sama dengan menghina kerajan!”  seru Raja.


“ Hamba lahir dari keluarga tabib, keluargaku sudah lama turun temurun melayani rakyat yang sedang sakit. Ayah hamba tidak pernah meminta uang jika bisa menyembuhkan orang sakit. Hamba kemari atas perintah ayahku, bukan karena sayembara itu”, jelas Kenanga. 

Tapi aku bukan rakyat, Aku raja, kau sedang berbicara dengan penguasa negeri ini!” bantah Raja.  Akhirnya Raja pun tak sanggup membelokkan keinginan Kenanga. Kenanga pun diantar pulang oleh tentara kerajaan.

Suatu hari pangeran menanyakan tabib perempuan yang jelita itu. Sang raja menceritakan keadaan itu kepada putranya.  Kemudian pangeran sendiri mencari gubuk tempat tinggal keluarga tabib itu untuk membalas budi. Pangeran menemui sang tabib perempuan itu.

“Kau telah menyembuhkanku, aku berhutang budi kepadamu. Balasan apa yang sekiranya yang dapat membayar sebagai balas budiku kepadamu?” tanya pangeran.

“Emas?”  tanya Pangeran. Kenanga hanya terdiam.

“Rumah mewah?” tanya Pangeran. Kenanga hanya terdiam.

“Atau......... maukah kau menjadi permaisuriku?” tanya pengeran.

Kenanga terdiam kembali, tapi wajahnya kini memerah tersenyum malu.

Akhirnya pangeran pun melamar Kenanga dan meminta kepada izin kepada Ayah Kenanga dan Baginda Raja.

Baik Ayah Kenanga dan Raja menyetujui rencana pernikahan itu. Rakyat pun merayakan pernikahan Pangeran Isyana dan Putri Kenanga. Pernikahan itu dilaksanakan secara besar-besaran selama empat hari. Untuk pertama kalinya seorang putri kerajaan yang berasal dari rakyat jelata namun cantik jelita.

 

Kuis:

Mengapa obat yang dibuat Dyah Kenanga begitu manjur?

Dari mana Dyah Kenanga belajar tentang ilmu meracik obat?

Sifat baik apa yang kamu dapat tiru dari Dyah Kenanga?

ALVIN DAN RUMAH POHONNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang