FINO SI ANJING SETIA
Pagi yang cerah di hari minggu, Raffin dan Ayahnya pergi bersepeda ke taman. Raffin kecil dibonceng di belakang oleh Ayahnya. Sedang asyiknya Ayahnya mengayuh sepeda, Raffin melihat seekor anjing kecil yang terjebak di selokan. Bulunya sangat kotor dan ia kedinginan.
“Ayah, Ayah, lihat itu. Ada anak anjing terperangkap”, kata Raffin kecil.
“Oh mana?”, tanya Ayahnya.
“Itu yang di selokan!“Ayah, tolong bantu anak anjing itu”, pinta Raffin.
“Raffin......anjing itu terperangkap, susah ditolong, lagi pula, ia sangat kotor,” jawab Ayahnya.
“Tapi Yah...” pinta Raffin dengan memelas sambil turun dari sepedanya.
“Ayo lekas kita taman, kita makan ice cream di sana,” sahut Ayahnya.
“Ayah, Anjing itu kalau kita tidak tolong, ia bisa mati Ayah”, kata Raffin merajuk.
Ayahnya mau meninggalkan tempat itu, tapi Raffin tidak terpengaruh masih saja Raffin mencoba mengambil ranting pohon untuk membantu anak itu. Sang ayah, tidak tega melihat anaknya. Akhirnya Si Ayah mau menuruti permintaan anaknya. Ia segera pergi dan kembali dengan tongkat dan tali pada ujungnya. Segera ia menjulurkannya, lalu mengaitkan anjing itu di tali dan mengangkat anak anjing yang kotor itu.
“Wah.....anak anjing ini kini selamat, terima kasih ya Ayah...,” kata Raffin kegirangan.
Baiklah Raffin, mari kita lepaskan anak anjing ini, sekarang dia sudah bebas,” ujar Ayahnya sembari membersihkan bajunya.
“Apa?? Lepaskan Yah? Maksud Ayah?” tanya Raffin.
“Ya lepaskan, ia hidup bebas sekarang,” sahut Ayahnya.
“Tidak ayah, dia tidak punya siapa-siapa. Lihat tatapan matanya, ia kedinginan dan kesepian. Aku ingin memeliharanya Ayah,” sambung Raffin.
“Apa? Kamu mau memelihara anjing kotor ini? Tidak Raffin, tidak!!” bentak Ayahnya.
Setelah lama dirayu dan melihat tatapan wajah anaknya, akhirnya sang Ayah tidak kuasa mengubah keinginan si anak.
“Baiklah, tapi dengan satu syarat, kau harus bertanggung jawab untuk merawatnya.
“Hore...hore..hore!! Janji yah, janji,” ujar Raffin kegirangan.
Alhasil, Raffin membawa anjing itu ke rumah. Sesampainya di rumah ia memandikan anjing itu. Wow.... siapa sangka ternyata anjing berlumpur yang ia temukan adalah anjing ras Golden Retriever yang berwarna coklat keemasan dan sangat lucu. Entah siapa yang meninggalkannya atau mungkin ia kehilangan induknya.
Anjing itu kemudian diberi nama Fino. Sejak saat itu Fino dan Rafin selalu bermain bersama. Raffin mengajarkan anjingnya duduk, berdiri, memerintahkan berguling. “Woow, anjing yang sangat pintar”, kata Raffin. Fino sangat setia kepada Raffin.
Hingga Raffin bertambah besar dan mulai bersekolah, Fino akan selalu mengantar Raffin ke Sekolah Dasar. Fino akan selalu menunggu di depan sekolah sampai Raffin pulang. Orang tua Raffin pun senang melihat anaknya bahagia dengan hewan kesayangannya.
Suatu hari, seperti hari yang biasanya, Raffin pergi ke sekolah di temani oleh anjingnya. Raffin masuk ke gerbang sekolah dan anjingnya menunggu di luar. Tepat jam satu siang Raffin keluar gerbang sekolah dan anjingnya pun mengibaskan-ngibaskan ekornya melihat tuannya. Tiba-tiba ada orang asing berjaket hitam mengendarai motor menarik tubuh Raffin. Ternyata orang itu hendak menculik Raffin.“Tolong, tolong, tolong,” teriak Raffin. Tapi saat itu tidak ada orang dewasa yang ada di sana.
Sontak si anjing Fino lari dan menggigit kaki pria berjaket hitam itu. Merasa dihalangi oleh Anjing itu, penculik mengambil tongkat dan memukuli kepala anjing itu. Akan tetapi anjing itu tidak melepaskan gigitannya. Karena pria itu kewalahan, Fino bisa melepaskan diri dan mencari bantuan.
Akhirnya Raffin berteriak, “Maling, maling...!!!” teriak Raffin minta bantuan. Sontak penduduk keluar dan memukuli dua pria itu. Akhirnya Raffin selamat dan dua pria itu pun tertangkap. Ternyata dua pria itu adalah komplotan penculik anak yang selama ini dicari-cari polisi selama ini. Namun, malang nasib si anjing Fino, kepalanya terluka. Anak anjing itu segera dibawa ke dokter hewan.
Setelah beberapa hari luka anjing itu dirawat, Fino sudah tidak bisa diam untuk bermain kembali dengan bos kecilnya. Anjing itu rela berkorban demi keselamatan tuannya. Atas kesetiaan dan keberaniannya menggagalkan penculikan itu. Kepolisian memberikan penghargaan berupa medali pada anjing itu. Fino hanya menggonggong tanda setuju. Sungguh perbuatan Raffin dahulu menyelamatkan dan memelihara anjing itu dibalas dengan sebuah kebaikan pula. Ayah Raffin berpikir, apa jadinya anaknya jika dahulu ia tidak memberikan Raffin memelihara anjing itu.
Kuis:
• Siapakah nama anjing Raffin?
• Di mana Raffin menemukan anak anjing itu?
• Apa pesan moral yang dapat kamu petik dari cerita di atas?