18: Monday Best

135 10 0
                                    

Klik bintang kiri sebelum bacaa...

Ali menyreput coffe barista dengan begitu nikmatnya.

Malam minggu baginya seperti malam yang panjang. Walau dirinya tidak punya kekasih hati, namun ia bisa menikmati malam itu bersama kawan-kawannya.

"Mending lu tikung aja Li". Ucap Revan.

Ali menghisap vapor yang sedari tadi ia genggam. Lalu menghembuskan asapnya bersama dengan udara.

Dirinya tersenyum miring, "kek di dunia perempuan cuma dia".

"Aelah Bro. Gak usah sok deh lu. Kita semua juga tau kalik, lu kaga bisa mufon kan sama Jihan?".  Rangga meremehkan Ali.

Mereka nongkrong dengan 5 orang; Ali,Rangga,Revan,Fahri,dan Edo.

Mereka dulu satu angkatan waktu SMA, dan sekarang ada yang melanjutkan kuliah, namum ada pula yang kerja. Ali juga ingin melanjutkan pendidikannya, tapi yaah... semua nya balik lagi ke Ekonomi.

"Bukan ga bisa Ngga, gua cuma belom bisa".

"Beda tipis lah. Ya nggak?". Fahri melemparkan beberapa butir kacang pada Ali.

"Yoii". Jawab mereka nampak memanas-manasi hati Ali.

"Dahlah, pulang. Besok gua shift pagi". Ucapnya lalu berdiri.

"Besok minggu njir!. Mau shif pagi ke mana ha? Ke hati Jihan? Yahahahahhaha". Cowo berambut kriwul itu akhirnya berkomentar setelah dari tadi sibuk menatap handphonya.

"Mau micek njir!". Kata Ali tentu dengan muka datar dan mata malas menatap teman-teman yang terus mem-bully dirinya.

***

Senin.
Apa yang menarik di hari senin?.
Upacara? Satu barisan bareng dia? Bisa liatin dia diem-diem? Atau apa?.

Ah sudahlah.

Bagas berangkat pukul tujuh kurang dua puluh menit. Dia mengetahuinya karena sebelum memasuki gerbang, matanya sempat melirik jam digital yang siap menyambut mereka.

"Nah itu dia orangnya!". Mereka menunjuk Bagas bak Bagas ialah pembunuh lalu ketangkap basah.

Cowo itu sedikit tersentak.

"Gas. Kompi kanan". Ucap Hendri.

"Apaan? gabisa! kok Gue. Emang ini tugas kelas berapa?" Ucapnya mengelak.

"Kelas kita Njir! Gua juga lupa kalau senin ini kelas kita yang jadi petugas upacara".

"Ok fiks ya. Roman kompi kiri, Jojo,Silva,Lana jadi pengibar-".

"Kok gua cowok sendiri?" Protes Jojo.

"Lah gapapa". Jawab Hendri.  "Terus gua pemimpin upacara, Udin kompi tengah, lo tata upacara, lo uud, lo doa, lo janji siswa, lo emm lo jadi apa?". Seketika Hendri ngeblank sendiri, sedangkan siswa yang disepakati hanya menganggukkan kepala.

"Gua jadi manusia!". Ucap siswa itu.

"Serius. Ini demi harga diri kita semua Gaes. Kita harus melaksanakan upacara pagi ini tanpa kendala satu apa pun, kan kalo kelas kita baik menjalankan nya otomatis guru juga akan nganggep kita disiplin".

"Selow Hen, selow!. Kita bakal ngelakuin yang terbaik pagi ini" Roman menepuk pundak Hendri.

Hendri memghembuskan nafasnya kasar. "Kenapa gua jadi kek mak-mak komplek gini".

"Tes-tes satu dua tiga". Speaker yang terpasang di sudut kelas berbunyi.

"Upacara akan dimulai 10 menit lagi, dimohon bagi petugas upacara untuk segera mempersiapkan diri". Ucap guru dibalik speaker itu.

Dear, B!✔️ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang