Draft 2

8 2 0
                                    

Aneh rasanya pemilik kafe itu Menyuruh Alika untuk menjadi asisten pribadinya. Alika sebenarnya memang berniat untuk begadang melanjutkan tugasnya yang tertunda, tapi ia bahkan hanya merebahkan diri di Kasur kosnya, pikirannya dipenuhi oleh tawaran dari pemilik kafe itu. sebenarnya Alika langsung menolak tawaran yang ia anggap bercanda itu. Alika langsung membuka ponsel pintarnya untuk mencari-cari pekerjaan lain yang lebih masuk akal. Ia bahkan mendapatkan info link grup whatsapp yang menginfokan lowongan pekerjaan dari temannya bernama Farah.

Ada satu pekerjaan yang menarik perhatian Alika, menjadi penjaga booth minuman, gajinya memang tak terlalu besar akan tetapi jam kerjanya mulai dari pukul tiga sore hingga pukul sepuluh malam. Akhirnya Alika menyimpan info pekerjaan tersebut dan akan mencari tau lebih jauh soal pekerjaan tersebut. Alika beranjak tidur walau Alika yakin akan sedikit susah karena ia menghabiskan dua soy coffe di kafe tadi.

Alika terbangun karena denting alarm yang enggan berhenti mengusik tidur lelapnya. Ia ada kuliah pagi, sekitar pukul setengah delapan kuliahnya akan dimulai, dan sekarang jam menunjukkan jam tujuh tepat. Alika menghela napas kesal, sebelum akhirnya bersiap secepat mungkin.

Kos Alika tidak terlalu jauh dari kampusnya, jadi Alika bisa jalan kaki untuk ke kampus. Karena waktunya tinggal sepuluh menit lagi, Alika berlari agar tidak terlambat, bisa-bisa ia akan diperintahkan untuk menutup pintu dari luar oleh dosennya. Dosennya masih muda, agak galak, tapi ini bukan cerita mahasiswi yang akan menikah dengan dosennya, karena satu satunya dosen tampan yang mengajar di kelas Alika sudah menikah. Alika sampai di kelasnya pukul setengah delapan kurang satu menit, sungguh pagi yang sangat dramatis.

"Gal sini sebentar." Perintah Alika pada teman akrabnya.

"Ngapain?"

Alika tak menjawab karena tahu jika Gala sudah berjalan ke arahnya.

"Gerah banget gue, abis lari-larian takut telat."

Tanpa aba-aba Alika menarik kemeja Gala yang terlihat halus karena sudah di setrika, Alika mengelap keringat yang bercucuran di wajahnya dengan kemeja malang itu.

Gala mengumpat seketika, "Ancene Jancok, kemeja gue udah disetrika bodoh, jadi lecek begini."

"Halah ga bikin lo mati gal." Jawab Alika tak peduli

Gala memilih tidak menjawab Alika karena Pak Reno, dosen mereka sudah masuk ke dalam kelas. Alika segera mengeluarkan binder yang berada di tas berwarna hitamnya, Alika selalu mencatat di dalam kelas, walaupun file presentasi dari dosen biasanya akan di bagikan kepada mahasiswa, tapi kadang tidak semua yang dijelaskan dosen berada di file tersebut.

"Terakhir, tugas kalian membuat essay sebanyak 1300 kata, file dijadikan satu lalu serahkan kepada saya, kalian bisa mengumpulkan kepada Alika terlebih dahulu." Ujar Pak Reno sebagai penutup kelas yang sebenarnya dibenci oleh mahasiswanya. Terlebih Alika yang ditugaskan untuk mengumpulkan tugas anak-anak sekelasnya, ia tahu harus mengejar beberapa anak yang selalu mengumpulkan tugas ketika sudah hampir deadline.

Gala tertawa, "Sukurin dapet karma." Ujar Gala di sela tawanya yang tertahan.

"Diem lo, sialan, mending bantuin gue deh gal." Sungut Alika.

"Bantuin apa deh?"

"Cariin gue kerja part time."

"Lo butuh duit Al? Mau gue pinjemin dulu?"

"Enggak kok, gue cuman gak enak aja kalo minta duit ke nyokap kalo buat foya foya doang, tapi kalo ga foya foya bisa stress gue."

Alika dan Gala berjalan ke kantin karena mereka sama-sama tak sempat sarapan.

"Ye sialan, kirain butuh duit buat apa, nanti deh gue tanya temen-temen gue atau cewe-cewe di asrama putri gue."

"Pengen ngatain jancok, tapi makasih ya."

Gala menjawab dengan tawa renyahnya.

"Jangan duduk lo, pesen makanan, gue ayam geprek minumnya good day cool-in Gal."

Gala yang hendak duduk langsung mengangkat bokongnya kembali, "Emang gue babu lo apa."

"Yaiyalah, yakali lo temen gue."

"Alika jancok."

Walaupun mengumpati Alika, Gala tetap memesankan makanan untuk Alika. Alika diam-diam tersenyum melihat Gala pergi untuk memesan makanan. Jujur saja Alika merasa sangat beruntung bertemu dengan manusia semacam Gala.

"Heh gue tau deh gimana caranya biar gue dapet duit." Kata Alika ketika Gala datang membawa pesanan mereka.

"Gimana?"

"Ngepet aja, lo jadi babinya."

"Ga deh susah, mending lo open BO, nanti hasilnya dibagi dua."

"Lo serius ngizinin gue open BO? Gapapa sih, gue mah mau mau aja."

"Bercanda lo ga lucu banget, gue botakin lo kalo open BO. Tapi kalo jadi ayam kampus mayan juga Al."

"Sama aja goblok."

Alika pulang ke kosnya yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari kampusnya diantar oleh Gala setelah selesai makan. Alika langsung membuka laptopnya untuk memperbaiki CV-nya, ia akan segera mengirimkan CV tersebut ke lowongan pekerjaan sebagai penjaga booth minuman yang sudah Alika temukan sebelumnya.

Ia segera mengirimkan email yang berisi CV tersebut, ia benar benar berharap diterima dalam pekerjaan ini, selain karena jarak antara rumah dan tempat kerja yang ia lamar bisa ditempuh dengan berjalan kaki, ia juga benar benar butuh uang tersebut.

Setelah mengirimkan email tersebut, Alika beralih mengerjakan tugas essay 1300 kata yang diberikan oleh dosennya. Tapi sampai setengah jam, Alika tidak kunjung menemukan topik apa yang sekiranya pas untuk tugas ini.

Akhirnya Alika memilih untuk menelfon Naura, teman sekelasnya yang lumayan dekat, tapi tak sedekat ia dengan Gala.

"Nau, lo bahas apa di essay?" Tanya Alika tanpa basa basi.

"Gue kayanya bahas feminisme aja deh."

"Feminisme tu yang ketimpangan antara pekerja laki-laki sama pekerja perempuan bukan?"

"Iya itu, gue cuman paham itu doang soalnya."

"Oke deh, gue juga bahas itu aja, dari tadi gue dah mau pingsan mikirin mau ngawalinnya gimana."

"Yoi, tapi nanti kalo dah mulai pasti langsung lancar."

"Nah iya, gue tutup dulu ya makasee Nau."

Alika tak menunggu jawaban Naura, ia langsung menutup telponnya. Ia tak peduli jika Naura mengumpat disana.

Sebelum menidurkan handphonenya kembali, Alika mengirimkan pesan kepada Gala, untuk mengerjakan tugas itu bersama, ia yakin Gala yang akan menyusahkannnya tapi setidaknya ia bisa keluar dari kos yang sangat panas ini dan mengerjakan dengan suasana yang lebih baik.

"Cok, ke kafe ya ntar. Pusing gue ngerjain tugas di kos, jam setengah tujuh." Ketik Alika yang lantas dikirimkan ke Gala

"g." Jawab Gala malas, walaupun begitu Alika sangat yakin nanti sebelum setengah tujuh Gala sudah berada di depan kosnya.

Alika memilih untuk tidur siang sekarang, lelah juga setelah mata kuliah 3 SKS dan memikirkan topik essay yang masih mengambang sampai sekarang.

***

Btw maaf kalo banyak salah soal bahasa Surabaya, baik sebelum ini atau setelahnya nanti, aku bukan orang Surabaya asli, tapi masih Jawa, jadi agak beda bahasa Jawanya. Gak ngapak kok tapi, jadi ga parah bgt bedanya 🤎

Makasih dah baca sampe sini, lav u🤎

Gold DiggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang