Gold Digger

Draft 3

"Gal tau ga sih, gue tiba-tiba ditawarin atasannya Mas Deva buat kerja jadi asisten pribadinya. Dan lo tau, dia bahkan ngechat gue, dapet nomer gue dari siapa deh."

Rio, pemilik kafe yang sering Alika kunjungi memang mengirimkan pesan kepada Alika, agar Alika mau menerima tawarannya.

"Ya udah terima aja, kayanya kalo misal jadi asisten pribadi fee-nya lumayan ga sih."

"Tapi kenapa harus gue coba, kan ada banyak orang yang lebih profesional dibanding gue. Mana orangnya maksa banget pula."

Gala dan Alika telah menyelesaikan tugas essaynya setelah 3 hari terakhir terus berkutat dengan tugas tersebut. Mereka memutuskan untuk tetap berada di kafe yang berhadapan langsung dengan danau ini, karena berniat untuk menikmati udara malam, walaupun Surabaya tetap panas saat malam hari. Kafe ini bernama Fun and Key. Gala dan Alika sepakat menyebutnya Funkey agar lebih mudah.

"Ya ga tau lah gue Al, tapi kalo ada kesempatan kenapa ga diambil aja. Mayan."

"Iya deh gue pikir-pikir lagi."

Tiba-tiba Alika teringat dengan kewajibannya sebagai penanggung jawab tugas essaynya,"Eh Gal, tolong dong ingetin anak-anak di grup angkatan suruh kerjain tugas dari Pak Reno, yang udah selesai bisa di kumpulin di link google drive yang udah gue buat."

"Jancuk, gue kayanya emg udah babu lo banget."

"Halah, gapapa, mayan uga lo punya atasan cakep kek gue."

"Sialan lo."

***

Hari ini adalah hari jumat, jadwal mata kuliah Alika hanya sampai pada hari kamis, maka jumat termasuk weekend untuknya dan teman seangkatannya. Pagi ini Alika memakai celana pendek dengan kaus pendek berwarna putih, itu adalah setelannya untuk tidur. Alika sedang dibingungkan dengan kurikulum yang megharuskan mahasiswa untuk memilih konsentrasi jurusan pada semester 3. Mau tak mau Alika harus memikirkan konsentrasi jurusannya dari sekarang.

Sebenarnya Alika sudah punya pilihan, ia hendak mengambil marketing communication, tapi kadang ia masih ragu. Entah karena pengaruh teman-temannya yang mengambil mass media dan communication development atau karena melihat mata kuliah yang ada di konsentrasi tersebut.

"Ga usah kuliah aja gimana biar ga bingung begini gue." Tanyanya pada diri sendiri dengan kesal.

Ting!

Suara handphone Alika yang menandakan ada pesan yang masuk. Alika segera membuka pesan itu, dan ternyata pesan dari kontak yang tidak dikenal. Namun, Alika sangat senang karena di pesan tersebut dituliskan bahwa ia dapat mengikuti seleksi tahap dua pada lowongan pekerjaan yang ia lamar kemarin.

Melupakan sejenak soal konsentrasi jurusan, Alika memilih untuk memilih baju untuk interview besok. Ia juga menanyakan kepada beberapa teman perempuannya. dan ada yang menyarakan kepada Alika agar tidak memakai baju berwarna putih dengan bawahan berwarna hitam, karena itu terlalu membosankan.

Alika juga segera membuka ponsel dan laptopnya untuk mencari tips-tips agar lolos interview. Setelah Alika memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu, Alika menjadi sering melihat konten konten tentang interview pekerjaan dan kiat-kiat untuk membuat curriculum vitae. Mulai dari Instagram sampai tik tok Alika diisi oleh konten konten tersebut. sampai akhirnya ada pesan lagi yang masuk. Siapa lagi ika bukan pesuruh Alika.

"Al, gue ke kos lo ya, gabut banget gue."

Walaupun kos-kosan ini khusus untuk perempuan tapi kos Alika mengizinkan laki-laki untuk bertamu kesini dan langsung masuk ke dalam kamar. Gala memang selalu diizinkan Alika untuk memasuki kamar Alika. Cukup aneh tapi Alika percaya kepada Gala dan Alika memang tahu prioritasnya adalah masa depannya, jadi tidak pernah terjadi hal-hal yang mengarah 'macam-macam' di dalam kamar kos berukuran 3x4 meter itu sejauh ini. Biasanya Gala akan langsung memanggil Alika dengan suara yang agak dikeraskan sedikit karena kamar kos Alika berada di dekat teras.