Andra menyandarkan tubuhnya di sofa. Jarinya memijit pelan pelipisnya. Dia menghela nafas. Tiga hari lagi, dia akan ditugaskan ke desa Kalimango. Jujur, dia bingung dengan keadaan rumah tangganya. Menjadi spionase itu tidak membutuhkan waktu yang singkat. Mungkin, dia akan ditugaskan disana paling lama satu tahun dan itu membuatnya begitu bimbang. Bagaimana dengan Syila nanti?
Dia masih teringat dengan janjinya, jika dia gagal mengambil hati wanita itu, maka pernikahan ini berakhir. Tapi, haruskah secepat ini? Pernikahan ini saja belum genap satu bulan, apakah memang harus diakhiri? Bahkan, dia saja tidak tahu, bagaimana perasaan Syila saat ini?
Dia menghela nafas dengan gusar. Kedua matanya melihat arloji tangan. Kini, waktu telah menunjukkan pukul 16.00. Dan belum ada tanda-tanda kehadiran Syila.
Andra berdiri. Dengan cepat, dia mengambil kunci mobil. Hatinya merasa tidak tenang.
Empers Of Heart
Andra melakukan mobil itu dengan pelan. Kepalanya menoleh ke segera arah. Berharap bisa menemukan Syila. Hingga dia menghentikan mobilnya di depan sebuah TPU.
Dia membuka pintu mobil. Lalu, mengamati sebuah mobil hitam di depan tempat tersebut. Mobil ini, bukannya milik Letda Nindi? Bagaimana bisa ada disini?
Dengan segera, kedua kakinya melangkah memasuki tempat pemakaman itu. Hingga netra matanya terkunci pada punggung seorang wanita yang tengah mengusap nisan makam.
Tes.
Dengan cepat, dia menghapus air mata itu. Apakah ini akhir dari kisah cintanya? Kenapa harus sesakit ini dalam mencintai?
Dengan perlahan, dia melangkah mendekati wanita itu. "Dek? "
Syila berbalik. Dia mematung menatap manik matanya. Andra tersenyum samar. Lalu, melihat nama dari nisan itu, Raihan Adijaya.
Dia menghela nafas. "Saya tahu, cinta memang tidak bisa dipaksakan. Saya tahu, jika mencintai juga memiliki sebuah resiko. Dengan ini saya tahu, jika apa yang saya lakukan selama ini, adalah perjuangan yang berakhir dengan sia-sia.. "
"Saya tidak ingin membuat kamu semakin tertekan dengan kehadiran saya, maka izinkan saya untuk memenuhi janji saya. Bila saya gagal, surat perceraian akan tiba sama kamu.. saya tidak mau, mengikatmu terlalu lama disisi saya. Mungkin, ini jalan yang terbaik, yaitu perpisahan"
Tak berselang lama, hujan turun membasahi mereka berdua. Air matanya mengalir bersama dengan hujan itu. Kedua matanya menatap wajah cantik itu. Mungkin, untuk yang terakhir kali.
"Saya tahu, hati kamu akan selalu untuk dia. Karena dia, cinta pertama dan terakhir bagi kamu.. saya tahu, apa yang saya perjuangan selama ini adalah sia-sia. Apa yang saya lakukan kepada kamu selama ini, tidak ada gunanya. Kamu tidak perlu khawatir, besok, surat perceraian akan tiba di rumah kamu. Semoga dengan ini, kamu bisa selalu tersenyum bahagia.. "
Dia membalikkan tubuhnya. Air matanya semakin mengalir dengan deras. Dadanya begitu sesak. Dengan segera, dia melangkah pergi. Mungkin, ini adalah jalan terbaik."Nan! "
Andra berhenti tanpa berbalik. Syila berjalan cepat mendekati Andra dan berhenti di belakang tubuhnya. "Maaf, kalau selama ini, a--aku nyakitin hati Nan. Maaf, atas sikapku yang mungkin kurang ajar sama Nan. Tapi, aku mohon, jangan pergi.. "
"Selama ini, aku salah, aku gak sendiri, karena selalu ada Nan disisi aku.. selama ini, aku salah tentang Nan. Nan itu pria yang baik, sabar dan penyayang.. tapi, justru aku gak pernah peduli. Aku mulai sadar, kehadiran Nan mulai kasih warna baru di hidup aku yang awalnya cuma hitam putih. Aku sadar, kalau selama ini, aku nyia-nyiain cinta Nan.. aku mau, kita memulai semuanya dari awal, memulai lagi sebuah kisah, hanya kita berdua.. "
"Aku sadar, aku terlalu larut dalam kesedihan. Tapi, aku mohon, jangan tinggalin aku.. aku gak mau kehilangan Nan.. " lanjut wanita sambil memeluk tubuhnya dari belakang. Andra mendongak. Menikmati setiap tetesan yang turun mengenai wajahnya.
"Aku mohon, jangan tinggalin aku sendiri. Izinin aku buka hati buat Nan.. aku mau, memulai lembaran baru bareng Nan"
Apakah saat ini dia sedang bermimpi?
Andra membalikkan tubuhnya. Dengan cepat, dia merengkuh tubuh itu ke dalam pelukannya. Bibirnya mengecup pucuk hijab Syila secara berulang-ulang."Nan gak gagal dalam berjuang.. "
Dia semakin mempererat pelukan tersebut. Berulang kali dia mengucapkan hamdalah dalam hati. Memuji Sang Kholik atas kebahagiaan yang menimpanya.
"Aku kesini cuma mau ngucapin terimakasih sama dia untuk semua kenangannya. Aku juga cerita, kalau Nan itu pria yang gak boleh aku sia-sia in. Nan itu termasuk pria langka. Aku gak mau kehilangan Nan, walaupun cinta itu belum tumbuh, aku mau ngasih seluruh hatiku sama Nan. Karena aku tahu, Nan itu pria terbaik yang Allah kirimin buat aku"
Andra mengulas senyum. Diusapnya pipi chubby itu dengan lembut. "Jadi, tidak jadi cerai? ". Wanita itu tertawa pelan.
"Gak dong!! "
Dengan sigap, dia kembali memeluk Syila. Bahkan sampai memutar-mutarkan tubuh mungil wanita itu sambil sesekali melempar tawa. Lalu, dia menurunkan tubuh istrinya secara perlahan. Kedua dahi mereka bersatu. Bersama dengan hujan yang masih mengalir. Deru nafas mereka saling bersahutan. Andra mengulas senyum seraya memegang lembut kedua pipi Syila. Begitu juga dengan wanita itu, dia mengalungkan kedua tangannya di lehernya.
"Terimakasih banyak, saya mencintaimu.. "
Empers Of Heart
![](https://img.wattpad.com/cover/283244509-288-k198741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka Sang Letnan [END]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA : EMPERS OF HEARTH ⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE "Allah akan menjadi saksi perjuanganku meraih hatimu" ______________________ "Kenapa Nan milih gue? " "Karena cinta tidak butuh alasan, bukan? " "Tapi, gue gak...