Ayah Tiriku

5.1K 86 12
                                    

Saat menyambut kedatangan rombongan Calon Ayah tiriku, aku masih dalam kamarku yang dulu. Suara rebana yang bersahutan sudah terdengar di telingaku.

Pintu dibuka untuk memanggilku.

"Guruh sayang, rombongan Calon ayahmu sudah datang. Ayo keluar" bang Indra didepan pintu. "Air matamu hapus sayang. Maaf bila Abang sudah bikin kau menderita"

"Lebih baik menderita sekarang dari pada nanti. Bang Indra masih bisa melihatku begini. Nanti?? Kamu kenal juga tidak lagi sama aku"

"Jangan bicara begitu. Kamu masih tetap kekasihku"

"Untuk hari ini dan besok. Lusa tidak lagi"

"Keras banget sih kamu"

"Itulah asliku. Tidak mau diusik"
Aku dan bang Indra keluar bergabung dengan saudara saudaraku. Dan.....sepertinya derita hidupku sempurna saat ini.

Pria yang memakai baju adat itu....ya Allah....Om Argi....

Ketika mata kami saling pandang, aku langsung masuk kamarku. Dan disusul oleh bang Indra.

"Kenapa lagi kamu sayang"

"Ituuu...ituuu...pria calon Ayah tiriku bang....."

"Iyaa kenapa dia...?"

"Dia adalah...." Gak kuat aku menahan tangis.

"Dia siapa..."

"Om Argian bang. Yang pernah menjadikan aku istrinya"

"Hahhh.....dia mantan pacarmu...?"

"Kiamat ini...kiamat. habis acara kita langsung pulang bang. Tidak kuat aku barang satu jam pun disini."

"Guruh sayang tenangkan dulu hatimu. Kamu harus hadapi semua ini. Kamu tidak mungkin meninggalkan pesta bahagia mamamu. Buat kau merasa tidak pernah bertemu sama dia"

"Caranya....aku tidak kuat bang. Bekas pacarku jadi Ayah Tiriku"

"Ok...tarik nafas dulu...tenang...tenang....kita keluar, kita gabung sama mamamu, dan satu...jangan pandang ayah tirimu. Kalau salaman biasa saja. Ikuti kata kata Abang"

"Ok bang...ok. aku harus kuat."

"Kamu terus didekatku jangan jauh jauh"

"Modusssss....."

"Jalan satu satunya ya itu. Biar Abang ikutan bicara kalau kamu tidak kuat"

"Makasih bang."

"Gak pake sayang..."
Aku dan bang Indra bergabung dengan saudaraku. Senyum kutebarkan. Aku tidak memandang ke arah Om Argi.
Aku pura pura sibuk berbicara dengan saudara saudaraku.

"Kok matamu basah, ruh? Habis nangis" budeku bertanya.

"Ya Tante, Guruh baru cerita dia bahagia lihat mamanya bahagia" bang Indra yang menyahut.

"So sweet banget kamu Guruh"
Kulirik dari ekor mataku, Om Argi memandang ke aku.
Saat akad nikah didalam rumah, aku sedikit menjauh, karena sempitnya ruang untuk menghindar dari tatapan Om Argian.

Aku berdiri diluar. Dan saat ijab kabul, ketika pak Ustad menanyakan sah tidaknya pernikahan mamaku, aku ikut teriak Sah. Padahal hatiku teriris iris.

Gak bisa dibayangkan, Ayah Tiriku adalah mantan kekasihku.
Dunia ini begitu sempit.
Saat kami berada diluar, bang Indra menggodaku.

"Sayang, kamu itu emang orang pilihan yang ganteng ganteng ya..."

"Maksud bang Indra apa"

"Mantan pacarmu, wihhhh tampan bener. Bang Indra aja sampe...."

"Dasar mata gak bisa lihat yang tampan. Di bandara sudah bikin sakit hati, ehhh ditambah lagi muji muji orang. Kalau mau Ambil noh...bagi bagi sama mama gue."

Ayah Tiriku Itu Adalah Bekas PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang