Pada hari kami mau berangkat, mulai pagi hingga sore hari aku dan bang Indra menghabiskan waktu kami jalan jalan setelah 2 jam stay dihotel. Pastinya kami melakukannya dululah ya...hehheeh.
Kemesraan dan kasih sayang bang Indra sepertinya hanya untuk Guruhnya ini seorang.
Kami tinggal berangkat karena semua sudah kami persiapkan, termasuk dana, tentu bang Indra yang punya. Sedangkan uang tiket yang dikirim mamaku, disuruh simpan oleh bang Indra.
Bandara.
1 jam sebelum take-off, kami sudah di bandara malam itu. Menunggu ternyata membosankan. Yang membuat aku sedikit jengkel, ada seorang pria mendekati bang Indra. Padahal, jelas jelas dia tau bahwa kami saling berbicara.
Masih memaksakan duduk disamping bang Indra untuk bicara.
Kutarik tangan bang Indra biar lebih dekat ke aku. Ternyata dia mengerti.
Sebenarnya aku tidak ingin menunjukkan bahwa kami adalah 'suami istri'. Tapi karena tangan pria itu mulai mengembara di paha dan ditangan bang Indra, aku ambil inisiatif untuk pindah tempat."Bang, kita kesana yoo...disini bangkunya pendek. Gak bisa tiduran" kataku mengajak nya pergi.
"Kamu cemburu ya." Bisik bang Indra.
"Panasssssss....ingin gigit bang Indra"
Dia malah cekikikan.
"Maaf ya mas kami ke sana, mau beli sesuatu" kata bang Indra."Oh ya mas, kalau mau ngobrol ngobrol boleh, nih no wa saya" masih memaksakan itu pria.
"Boleh mas...boleh" bang Indra saling tukar nomor.
Setelah kami jalan menuju bangku yang kumaksud, aku tidak mau ngomong lagi. Diam."Sayang kita mau bulan madu loh"
"Awal dari malapetaka sudah dimulai"
"Maksudmu?"
"Orang kuliahan kok gak paham. Katanya IP tertinggi di kampus. Masa gak ngerti."
"Hanya tukar nomor"
"Iya hanya tukar nomor, tapi setelah say hello dan kopi darat, kontol pun bisa ditukar"
"Gak bakalan lah"
"Aku tahu bang, tau pasti, type yang Abang mau. Kalau Abang jaga perasaanku, Abang pasti menolklah tadi"
"Kok jadi runyam gini ya."
"Aku gak mau menangisi yang akan bakal terjadi bang. Waktu dan tempat akan merubah sikap Abang. Itu yang dari kemarin aku sedihkan dan menangisinya. Kesetiaan bang Indra"
"Aku buang juga ini hp. Neyesl aku menerimanya"
"Mau bang Indra masukin selokan, dan digoreng pake tepung tuh hp, kalau kartunya diaktifin, tetap tidak akan berubah. Tapi semua terserah bang Indra. Kita tunggu sebentar lagi juga pasti wa itu mahluk"
Bang Indra terdiam. Dan benar yang aku katakan, baru saja aku ngomong sudah pake Video Call.Tidak sanggup aku melihatnya. Segera kuambil tasku, aku lebih dulu chek in. Tanpa menoleh kebelakang, bang Indra ikut apa tidak.
Setelah boarding pass, aku meunuju ruang tunggu passenger. Hatiku sudah mau pecah. Rasanya ingin teriak....
Ini awal dari kelunturan cinta yang disebut sebut. Kita lihat saja.
"Ya ampunnn...ini tiket kan untuk berdua. Petugasnya kok gak ngomong sih. Bang Indra pasti marah ini"kataku bergegas turun dan menuju pintu keluar.
"Mas..mas mau kemana. Gak bisa keluar mas"
"Pak tolong pak. Ini kan tiket berdua. Temanku ketinggalan diluar. Mumpung masih ada waktu" kataku memberikan tiket ke petugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Tiriku Itu Adalah Bekas Pacarku
FantasyGemuruh pemuda sedang merajut cinta dengan seorang Pria mapan. Hubungan mereka sudah terjalin sebelum Ayahnya meninggal. Orang tuanya tidak tau kalau anak kesayangan mereka adalah seorang Gay. Ibunya adalah seorang janda setelah ditinggal mati Ole...