BAGIAN 1

6 3 5
                                    

Happy Reading

"Sahh!!"

Ucapan itu keluar dari mulut para tamu undangan yang hadir dalam acara sakral itu. Kebahagiaan juga turut di rasakan oleh dua mempelai yang sedang menautkan kedua telapak tangan nya melafalkan doa' yang diikuti oleh seluruh tamu.

Nana menyalami tangan orang yang baru saja menyandang status suaminya ini. Tak lupa Amir mencium puncak kepala Nana.

"Cieee"

Ucapan itu di lontarkan oleh beberapa teman dekat mereka berdua, sedangkan Nana hanya menundukkan kepalanya malu. Ia merasakan pipinya yang memanas.

Kedua manusia yang baru menyandang status sebagai suami-istri menyalami semua tamu.

Semua tamu sudah pulang, kini tinggal orang atau kerabat dekat saja yang bersama mereka di sini.

Nana melepas high heels nya yang lumayan tinggi "Aku capek mas" keluh Nana.

"Kamu capek" ucap Amir sambil mengelus kepala Nana, ia menyandarkan kepala Nana di dada bidangnya.

"Acieee, ada pengantin baru" ledek Ajie salah satu sahabat dari Amir.

Nana langsung menulikan pendengaran nya, kalau tidak sudah pasti pipinya merah merona. "Hai, sini tante pangku" Nana mengambil alih Rio yang berada di gendongan Kyla.

"Ntar kita bikin, bikin yang banyak" ucapan itu keluar dari mulut Amir dengan nada yang sensual tapi meledek.

"Nih, gue bawain makanan" Dila memberikan beberapa bungkusan yang berisi Nasi Rames favorit Nana.

"Awws, makasih tau aja makanan favorit gue" Nana langsung mengambil kotak.

"Sini aku suapin, kamu AAaaaaa" Nana membuka mulutnya. Secara diam-diam Arkan mengambil gambar keduanya.

Nana menitihkan air matanya, hanya kenangan itu yang melekat di hatinya.

Kenangan 1 tahun yang lalu, sekarang semuanya berubah.

Amir menjadi orang yang sangat kasar terhadapnya, lelaki itu berubah 180 derajat. Selain kasar Amir juga sering pulang larut malam dalam keadaan mabuk dan bau parfum wanita.

Entah apa yang membuatnya menjadi seperti itu. Padahal Nana sudah menjadi istri sebaik mungkin, seperti tetap melayani suaminya, menyiapkan pakaian, memasak, mengurus rumah.

Mereka tinggal di sebuah rumah mewah yang berlokasi di Jakarta Selatan, alasan mereka memilih tempat itu karena dekat dengan perusahaan milik Amir.

Nana pernah mengantarkan makanan ke sana, tapi pemandangan yang ia lihat sekretaris sedang berada di pelukan Amir. Tapi ia tidak mempermasalahkan hal itu, Amir bilang sekretaris nya ingin terjatuh jadi dia tidak sengaja memeluk wanita itu.

Nana percaya saja, karena menurutnya Amir sangat setia padanya. Tapi akhir-akhir ini kepercayaan Nana terhadap Amir menjadi kurang.

Tengtong ......tengtong .....tengtong..

Nana segera menghapus air matanya, ia menuju ke arah pintu untuk mengecek siapa yang memencet bel.

Dan ternyata itu suaminya, dan lagi-lagi manusia itu jalan dengan sempoyongan dan meracau.

"Sebentar Mas" Nana menarik kenop pintu, ia segera membopong suaminya ke dalam kamar.

"Kamu berat banget, pasti banyak dosa." Jujur saja Nana lelah seperti ini, ia ingin Amir yang dulu. Amir yang selalu mencium keningnya pada saat pulang kerja dan menggendongnya ke dalam kamar.

"Wahhhh, gila berat banget." Nana merasa tangannya di tarik oleh Amir, Nana terjatuh di dada bidang Amir. Dengan cepat Amir langsung membalikan tubuhnya menjadi dirinya yang di atas.

Dan terjadilah sesuatu yang di lakukan suami istri.
(Yahh you know lah🌚).

Cahaya mentari masuk lewat celah-celah jendela kamar kedua manusia yang masih terlelap karena kelelahan.

Drrttt ...drtttt .....drttttt

Nana terbangun karena suara alarm yang ada di HP nya. Nana memungut pakaiannya yang berserakan di bawah. "Mas bangun, kamu hari ini ke kantor gak?" Nana menggoyangkan bahu Amir dengan perlahan, takut Amir akan memukulnya.

"KAMU BISA DIAM GAK SIH, SAYA TUH MASIH NGANTUK" Nana tersentak kaget, ia menarik nafasnya dalam-dalam agar agar matanya tidak keluar, "yaudah kalau gitu aku siapin makan ya" Nana berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Ia membersihkan dirinya dari keringat lengket yang menempel. Setelah selesai ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan sudah memakai baju dengan handuk yang menempel di kepalanya.

Nana mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di kamar sebelah, karena pasti Amir akan terusik dari tidurnya.

Setelah merasa semuanya siap, ia berjalan ke dapur. Di dapur ia mengambil bahan-bahan dari kulkas, ia mulai memasak makanan favorit Amir, yaitu Soto Ayam.

Empat puluh menit ia habiskan untuk memasak. Setelah semuanya siap ia menghidangkan nya di meja makan. Nana duduk di salah satu kursi di sana.

Sesekali ia melirik kamarnya, belum ada tanda-tanda Amir akan keluar dari sana.

Nana mendengar kenop pintu di buka dari kamar. Amir keluar sambil membenarkan jam yang melingkar di tangannya "Mas kamu mau makan gak, aku udah siapin, kita makan bareng-bareng" Amir hanya melirik tanpa ingin balas sedikt pun.

"Sini aku bantuin benerin jas nya" Nana berjalan menghampiri Amir, "Jangan sentuh-sentuh saya" ucap Amir menepis tangan Nana kasar.

"Hari ini saya ada meeting pagi" Amir melirik makanan yang ada di meja makan dengan ujung matanya, "kamu makan saja sendiri" sambung Amir dengan dingin, pria itu langsung melenggang pergi dari sana.

Nana hanya bisa terpaku dengan perlakuan Amir suaminya, ia selalu meyakinkan dirinya bahwa Amir hanyalah lelah dengan pekerjaan di kantornya yang menumpuk.

Nana memukul-mukul dadanya untuk mengurangi rasa sesak di dadanya "Gak apa-apa Na, kamu kuat." Wanita itu tetap menyemangati dirinya dengan rasa hati yang mengganjal dan sesak.

••••

TO BE CONTINUED

Hai ini kayak cerita baru aku, maafkan aku kalau gak sesuai ekspektasi, dan maaf juga kalau ada kesamaan tokoh, tempat dan latar.

Makasih.

Awokkkk 🌚🌼💖🍍 Nanas

Tentang Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang