BAGIAN 2

4 2 0
                                    

Happy Reading

Amir memijat pelipisnya, jujur ia pusing dengan tumpukan berkas yang berada di meja kerjanya. Ia melempar salah satu berkas di sana.

Sheila Anastasia seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan milik Amir. Ia adalah sekretaris Amir, setiap ia berjalan ia selalu menjadi tatapan semua karyawan yang bekerja di sana.

Wanita itu sudah menjadi sekretaris Amir sejak Amir mendirikan perusahaan. Sheila merupakan mantan pacar Amir pada jaman persekolahan dulu.

Mereka berpacaran selama 3 tahun lamanya. Karena satu dan lain hal, keduanya memilih mengakhiri hubungan mereka dan menjalani hidup mereka masing-masing.

Namun, istilah dunia itu sempit sepertinya berlaku di antara keduanya. Mereka kembali di pertemukan dalam ikatan 'bos dan pegawai.'

Tapi mungkin sekarang tidak, mereka di ikatkan dengan hubungan terlarang.

Sheila membuka kenop pintu ruangan kerja Amir. "Hai sayang" Sheila memeluk leher Amir dari belakang. Amir menarik Sheila kepangkuan nya.

"Kenapa sih sayang?."

"Aku kangen sama kamu" ujar Sheila dengan nada manja. Wanita itu sesekali mencium leher Amir.

Sheila menggerakan jarinya di atas dada Amir seperti membuat pola. "Sayang kemarin aku liat temen aku punya tas baru."

"Terus?"

"Aku boleh beli gak?" Tanya wanita itu.

Amir tersenyum. Sesekali pria itu mengelus rambut Sheila."Boleh dong, yaudah nih kamu pake kartu aku aja"

"Makasih sayang." Sheila mengecup bibir Amir. Hal itu membuat Amir menekan tengkuk leher Sheila untuk memperdalam ciuman mereka.

Sheila melepas pangutan mereka."Oh iya kamu hari ini ada rapat di restoran Ikan yang ada di perempatan sana, yang besar itu" ucap Sheila dengan nada di manjakan.

"Jam berapa?"

"Satu jam lagi."

"Satu jam lagi, kamu baru bilang?!" Nada bicara Amir agak meninggi.

"Aku minta maaf." Sheila menunduk, ber acting selayaknya seseorang yang tersakiti.

Pria itu menghela nafasnya. Mengapa ia selalu tidak bisa mengontrol emosinya. "Yaudah gak apa-apa, aku maafin tapi lain kali jangan kayak gini, sekarang siapin semua berkas dan mobil, kita berangkat."

Sheila keluar dari ruangan Amir dengan tersenyum smirk.

Amir, Sheila, dan beberapa karyawan lainnya keluar menuju parkiran untuk berangkat ke tempat bertemu klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan milik Amir.

"Silahkan pak" ujar salah satu satpam penjaga pintu.

Ting

Merasa ponselnya bunyi, Amir berhenti sejenak sebelum masuk ke dalam mobil.

[Chat]

Nana:
Mas mau aku bawain masakan gak?
Aku masak makanan kesenangan kamu

Amir:
Gak usah saya nanti makan di luar saja.

Nana:
Tapi aku masak banyak loh mas

Amir:
Buang saja.

Amir langsung masuk ke dalam mobil dengan raut yang tidak enak, di susul oleh sekretaris nya Sheila.

"Kenapa mas?"

"Gak, gak apa-apa."

Mendengar jawaban dari kekasih terlarangnya ini, Sheila hanya ber-oh ria saja.

Amir sekarang sedang berbincang bincang dengan klien nya ini. Sesekali kedua orang ini tertawa. Rapat kali ini tidak kaku, mungkin karena klien mereka kali ini masih muda. Membuat kedua orang itu memiliki frekuensi pemikiran yang sama.

"Selamat bekerja sama dengan perusahaan kami" ujar Riko sambil menjabat tangan Amir.

"Semoga ke depannya bisa semakin sukses" sambung Riko mengucapkan harapan.

Amir membalas dengan senyuman dan anggukan yang mantap. Pria itu yakin, kali ini pasti akan berjalan sukses, mengingat perusahaan klien nya ini adalah perusahaan ternama dan besar. Hal ini akan bagus untuk perusahaan Amir sendiri.

Disisi lain, istri sah dari Amir ini sedang berkutat di dapur meski badannya sedang tidak enak. Mengingat beberapa jam lagi Amir akan pulang.

Wanita itu menghapus keringat di pelipisnya "Huuuh, semoga mas Amir mau makan masakan ku lagi, sayangkan kalau di
buang terus" keluhnya.

Ya, itulah Nana. Tugas ia patuh dengan suami, melayani suami dan di bentak suami.

Meskipun sering di bentak dan di perlakukan dingin, hal itu tidak membuat Nana untuk membalas ataupun membantah suaminya.

Karena, dengan seperti itu hanya memperburuk keadaan rumah tangga mereka. Kalau di tanya ia lelah atau tidak, tentu akan menjawab 'iya.'

Siapa yang tidak lelah dengan hal menimpa dirinya, bahkan yang baca cerita ini saja lelah.
••••

To be continued

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎.

Tentang Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang