4: trap, fuck!

10 2 2
                                    


Pemandangan mengerikan selepas ia turun dari kamar. Darah segar mengalir bebas disekujur tangga. Jungkook tidak tau betul, apa yang kakaknya lakukan se pagi ini.

Ia berjalan menuruni tangga pelan, berjaga jika permukaan lantai marmer yang berlumur darah itu akan membuatnya tergelincir.

Sejak menempati mansion, Johnkook memang tidak jarang mengeksekusi seseorang dengan tangannya sendiri didalam ruangan. Selain menghibur, ia merasa lebih efisien karena tidak perlu repot menghadapi sergapan polisi.

"K-"

Johnkook melirik sang adik tajam. Menutup mulut Jungkook sebelum menyelesaikan ucapannya.

"Ssst" memberi sinyal untuk tetap diam. Ia mengambil walkie talkie dari saku seseorang yang menjadi asal muasal genangan darah.

Jungkook mengangguk paham.

Ini Penyadapan dan sosok yang sudah tergeletak bak binatang yang dikuliti itu ialah penguntit dari badan negara yang masuk diam diam. Sayangnya, ia salah langkah dan hanya berakhir menjadi figuran.

"Aku akan keluar. Kau" John menurunkan nada bicaranya hampir berbisik. Sembari melepas telapak nya yang menutupi mulut sang adik.

"Kau diam disini. Ku kunci pintu, dan seluruh jalur masuk."
"Tetaplah diam. Mengerti?"

Mendapat anggukan. Johnkook tanpa ba-bi-bu lagi langsung keluar dari mansion.




˖



Ditengah keasikan nya bermain video game didalam kamar. Tiba-tiba Peluru asing melesat dari balik pintu utama.

Jungkook melepas stik game nya berjalan ke lantai satu, memastikan tikus apa lagi yang berusaha mengacaukan harinya.

"Fuck, John!" Setelah mengedarkan pandangan pada monitor cctv ia mengumpat dengan suara teredam. Dilihatnya puluhan pria bersenjata dan ber rompi anti peluru mengelilingi bagian depan dan belakang mansion.

Lesatan demi lesatan kian lantang ia dengar, peluru menembus asal tembok mansion. Mencoba menghubungi sang kakak. Namun dari situ ia sadar,

Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Coba beberapa saat lagi

Matanya menatap nanar langit-langit atap. Ia terjebak disini, ditengah kepungan polisi. Sendiri. Lagi lagi, atas nama Jeon Johnkook.

Seharusnya, ia berhenti meromantisasi ulah sang kakak. Yang terucap adalah jebakan, yang ia ingin Jungkook lakukan, adalah menjadikannya bayang-bayang untuk bertahan atas tiap kesalahannya.

Jungkook? Bukan hanya mengecoh yang ia mampu. Menantang maut juga menjadi dasar yang ia mumpuni.

Seperti sekarang,

Duduk ditengah ruang tamu. Menghadapi tembakan dan riuh suara pelatuk.

Sampai ketika suara suara dan lesatan itu meredam. Menghilang bersama sirine polisi, meninggalkan kesan gagal karena tidak mendapat respon apapun dari seseorang dibalik pintu mansion.

"Tidak ada libur, tidak ada yang harus dicerna baik-baik jika itu keluar dari mulut John."
"Kau ini,"




















"hanya sebatas tamengnya."
"Jadi bekerjalah dengan baik." Putusnya.

Kemudian meninggalkan ruang tengah dengan isakan bercampur tawa. Membuat siapapun merasa tersayat bahkan tanpa tau betapa dahsyatnya kekuatan sakit hati yang jeon Jungkook tampung sendiri.

DENTURE [jjk twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang