little reason

9 1 1
                                    


⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
everything happened, always have a reason. with this chapter, i hope you never gonna doubt about "why John do these thing to Jung?" understand the 2nd side is not hard. so, i let you know what John keep in his loner mind. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Anak laki-laki bersurai hitam itu duduk diam menyandar pada headbed kamar, memainkan Lego iron man nya yang hanya seukuran jari manis. Menunggu sang ibu keluar dari kamar mandi.

"Ibu sudah siap."

Setelah keluar ia hendak meraih tubuh kecil sang putra untuk digendong.

"Nah, gguk,"
"Pangeran ibu jadi ikut, kan?"

Jungkook mengangguk, menyunggingkan senyum kekanakan sambil balik meraih tangan ibunya.

Keduanya melanjutkan perjalanan dengan mobil, yang seisi waktunya hanya ada tawa renyah Jungkook.

Bertemu saudara kembarnya setelah banyak hal, panjang waktu terlewat, tentu Jungkook yang tidak banyak pertimbangan begitu senang dan tidak sabar.

.

Sesampainya ia bergegas berusaha mengetuk pintu dengan tangan tangan kecilnya yang hanya menghasilkan suara ketukan teredam dan sulit terdengar.

"Bu-bu! Bu!"

Jungkook menunjuk-nunjuk gagang pintu pada ibunya,

"Buka Bu!"

Yang diperintah akhirnya membuka gagang pintu. Tidak terkunci rupanya.

"Masuklah, cari kakakmu."

"Hum!"

.

Johnkook memenuhi pikirannya sendiri. Ayahnya janji, hari ini mereka akan latihan menembak bersama. Tapi yang ia harus lihat kali ini adalah sang ayah yang menjadi target tembak.

Jeon tae hwang. Namanya. Ayah dari Jeon twins. Seorang pembunuh bayaran yang sudah bergelut dengan dunia gelap itu lebih dari satu dekade. Profesi nya yang membuat rumah tangganya hancur. Ibu dari anaknya sudah berulang kali mengatakan untuk berhenti bekerja kotor, namun, ia tidak peduli dan tetap melanjutkan. Akhirnya keacuhan Taehwang sendiri membuat Ryu-san, istri sekaligus ibu kedua anaknya memutuskan untuk bercerai. Setelah melahirkan Jeon twins. Yang dilanjutkan dengan dipisahkannya sepasang saudara.

Hari ini, Ryu-san kalut juga. Tak sampai ia kiranya Taehwang akan bertemu ajal. Hukuman mati atas terungkapnya kasus besar yang pria itu sebabkan. Entah kasihan, cinta, atau puas yang ada dalam benak Ryu-san. Ia, sedikitnya lega karena mantan suaminya itu sudah bertemu takdirnya untuk berhenti menjadi kriminal. Mendapat hukuman setimpal. Sementara sisi lainnya, bahwa ia sangat terpukul karena kedua putranya akan kehilangan figur ayah.

"John Hyung!"

Jungkook mengerjap matanya genit sembari mendekati sang kakak yang tengah duduk sendirian dipinggir kasur.

Johnkook? Ia hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangnya.

"Kita bertemu ayah?" Tanyanya.

Yang lebih tua mengangguk. Memberanikan diri menatap sang adik penuh kelembutan. Rasa rindu dan cipratan kesal ia tanam dalam-dalam dibalik tatapannya.

Sedetik sebelum mulutnya mengeluarkan kalimat-

Wanita paruh baya yang ia kenali sebagai ibunya itu berdiri didepan pintu kamar. Johnkook melirik keduanya bergantian. Berakhir menatap tajam ke mata sang adik. Niatan baiknya langsung hangus tatkala sang ibu datang.

Tidak paham betul apa yang ia lakukan. Johnkook meyakini wejangan sang ayah untuk mulai berhenti memuja Ryu-san sebagai ibunya. Mengalirkan rasa rasa tidak Sudi lagi atas wanita yang bahkan ialah ibunya sendiri.

Yang salah, akan terdengar benar jika itu ia dapat dari sang ayah.

Lagipula, Ryu-san meninggalkan ayahnya dimasa sulit. Cukup kontras alasannya untuk membenci. Begitu juga perihal sang adik yang memutuskan untuk berpisah dan berada bersama ibunya.

Ia bukan anak kecil yang dirutuki rasa iri, tapi mengulas ulang bagaimana sang ayah selalu mengharapkan keberadaan sang adik dikala tubuhnya sudah siap sedia menopang. Johnkook, hanya ingin semua berjalan lebih baik, berandai jika ibunya dulu dapat menerima ayahnya, dan ayahnya yang tidak menanyakan orang lain disaat sudah ada dirinya disana.

"Sulung ku Sudah makan?"

Ryu-san membawa John kedalam dekapannya, memandangi mata puteranya yang sedikit sembab.

"Sudah." sembari mencoba berjalan keluar kamar.














[]

"pulanglah bersama kami, nak." Menarik jemari kecil Johnkook, Ryu-san spontan meringis perih kala tarikannya dilepas begitu kasar.

Jungkook ikut berdiri dari duduknya.

"ayah sudah sama tuhan kak, kakak sekarang sama ibu dan kookie" bocah yang sebenarnya tidak memahami keadaan yang ia saksikan itu berusaha keras membujuk saudara kembarnya. Masih dengan wajah memerah habis menangis.

Ia tidak paham keadaan, hanya sekelumit pedih yang bisa ia pahami dari dalam diri Johnkook. Naluri kembar yang payahnya membuat yang lebih tua tidak bisa membohongi Jungkook tentang apa yang ia rasakan. Keduanya diselimuti angan-angan hancur ketika suara pelatuk pistol yang diarahkan pada sang ayah berbunyi kencang. Menandakan jika seseorang yang membuat keduanya ada didunia ini sudah kembali dalam rengkuhan tuhan.

"ayah ingin kau pulang, Jungkook. Selama ini sudah cukup kau menuruti hasrat nyonya Ryu-san kabur meninggalkan ayah. Pulang lah bersama ku ke rumah ayah jika kau masih ingin menjadi anak ayah dan saudara kembarku."

















Jungkook akhirnya tidak main-main dengan kenekatan nya. Tanpa meminta izin atau permisi, ia ikut masuk kedalam van hitam peninggalan sang ayah bersama Johnkook. Memilih tinggal bersama saudaranya.

saat itu juga Ryu-san sadar jika ia sudah benar-benar kehilangan kedua buah cintanya akibat jejak egoistis nya sendiri.

DENTURE [jjk twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang