#17-firasat buruk

72 16 0
                                    


Chanhee tidak bisa menemani Sunwoo ke rumah sakit karena itu bukan tugasnya jadi ia langsung kembali ke apartemennya.

Chanhee rasa beban di pikiran dan hatinya sudah sedikit meringan tanda sebentar lagi tugasnya selesai. Tapi Chanhee sekarang merasa takut, takut meninggalkan Sunwoo yang akan hidup sendiri.

Iya, Sunwoo akan hidup sendiri setelah ini. Mungkin Sunwoo belum tahu tapi tidak lama lagi ia akan tahu dan Chanhee juga tidak berhak memberi tahu Sunwoo langsung karena itu termasuk pelanggarannya.

"Sunwoo bakal baik-baik aja kan?" Pertanyaan Chanhee pada dirinya sendiri sejak tadi. Chanhee percaya bahwa kalau tugasnya selesai maka korbannya juga sudah bisa menjalani hidup yang bahkan lebih baik sendiri.  Chanhee selalu bisa meninggalkan korbannya dengan tenang setelah tugasnya selesai, tapi beda kali ini.

Sunwoo membuatnya bahkan tidak bisa tenang untuk meninggalkan tugasnya, seperti ada yang menyanggal. Pikiran-pikiran buruk mulai bermunculan di kepala Chanhee, itu juga yang membuatnya gemetar tadi. Chanhee punya firasat bahwa masa depan Sunwoo di masa depan yang sudah ditentukan akan berubah tidak sesuai dengan harapan.

Waktu Chanhee tidak banyak dan firasat itu muncul membuat Chanhee frustasi. Chanhee tidak boleh lalai ia harus menyelesaikan tugasnya tanpa memikirkan konsekuensi kedepannya, untuk sekarang ia harus kerja sesuai perintah.

Chanhee mulai membersihkan pikirannya lalu berdiri dari duduknya. "Ayo Chanhee berpikir jernih, kamu jangan mau dikalahin sama pikiran buruk."

———

Sunwoo terkejut saat mengetahui bahwa Mamanya harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Sunwoo menduduki dirinya di kursi yang ada di depan ruangan Mamanya diperiksa, dengan wajah kosong bahkan ia sama sekali tidak bisa menangis, ia terlalu terkejut dengan apa saja yang terjadi padanya hari ini.

Berbagai pertanyaan muncul di kepala Sunwoo, terutama bagaimana bisa ia hidup sendiri tanpa Mama dan Papanya kini. Sunwoo memang tidak suka dengan kedua orang tuanya tapi Sunwoo juga masih tidak bisa hidup sendiri, dulu Sunwoo memang tidak suka rumah tapi ada saat di mana ia merindukan pulang setidaknya untuk memeriksa keadaan kedua orang tuanya.

Sunwoo masih anak sekolah yang membutuhkan arahan tapi ia tidak ingin menyusahkan siapa-siapa lagi. Sunwoo berpikir ini mungkin bagian dari hukumannya karena tidak pernah menjadi manusia baik, tapi hukuman ini terlalu kejam menurut Sunwoo.

"Kenapa nggak sekalian bunuh aku aja?" Tanya Sunwoo pada dirinya sendiri, Sunwoo berdiri dari duduknya dan mulai berjalan tanpa arah sampai langkah kakinya membawa Sunwoo ke rooftop rumah sakit tanpa dia sadari.

Merasakan angin dingin membuat kepala Sunwoo sedikit lebih baik daripada tadi, senyum kecil mulai muncul di wajah Sunwoo.

Awal Chanhee dan Sunwoo bertemu adalah di jembatan dan memang benar pada saat itu Sunwoo ingin menyelesaikan hidupnya. Sunwoo memikirkan itu sekarang, kalau saja Chanhee tidak menyelamatkannya mungkin Sunwoo sudah tidak ada lagi di dunia kini.

"Maaf," lirih Sunwoo, langkah kakinya mulai kembali berjalan mendekati pembatas rooftop.

"Tolong kali ini jangan selamatin aku kak." Ucap Sunwoo, ia tidak mengirim telepati ke Chanhee ia hanya bermonolog karena Sunwoo tidak ingin Chanhee menahannya lagi seperti waktu itu.

Kedua kaki Sunwoo berhasil naik ke pembatas rooftop tersebut. Badan Sunwoo bergetar takut, rasanya beda saat pertama kali ia mencoba buat jatuh. Dulu Sunwoo tidak merasakan apapun tapi sekarang badannya bergetar takut tidak tahu kenapa.

Tapi Sunwoo tetap ingin mengakhirinya sekarang, "kamu harus bisa Sunwoo, kamu cuman jadi sampah diantara orang-orang baik." Yakin Sunwoo pada dirinya sendiri.

Sunwoo menutup matanya dan siap melompat, saat ingin melompat Sunwoo rasa seseorang lagi-lagi menyelamatkannya.

Sunwoo jatuh tapi tidak dari ketinggian. Sunwoo mengatur nafasnya lalu mulai membuka matanya, Chanhee adalah yang pertama ia lihat. Sunwoo melihat Chanhee yang menangis dengan sangat pilu tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Kak Chanhee? Kenapa kakak di sini?"

"DIAM!" Sunwoo tersentak kaget dibentak oleh Chanhee. "KAMU SEHARUSNYA NGGAK NGELAKUIN ITU SUNWOO!" Chanhee lagi-lagi meneriaki Sunwoo, dari nadanya bisa Sunwoo tebak kalau Chanhee benar-benar marah.

"Kamu sama aja bunuh aku." Chanhee berbicara lirih kini, "jangan nyerah Sunwoo, aku mohon." Dan firasat Chanhee selama ini memang benar, ketakutan Chanhee selama ini terulang lagi.

"Maaf kak aku salah." Sunwoo mendekati Chanhee dan memeluk Chanhee pada saat itu juga, Sunwoo menyadari kesalahannya, Sunwoo tidak memikirkan siapa-siapa selain dirinya.

"Kak, maaf buat kakak takut." Chanhee membalas pelukan Sunwoo kuat. "Aku nggak akan ngelakuin hal bodoh lagi jadi tolong kakak berhenti nangis." Sunwoo terus memeluk Chanhee sampai tangis Chanhee mulai mereda.

Sunwoo bisa merasakan rasa takut Chanhee membuat Sunwoo merasa bersalah. "Ayo turun dari sini, jangan pernah ke tempat tinggi lagi." Sunwoo menerima genggaman tangan Chanhee lalu mengangguk.

Hanya Chanhee yang bisa menenangkan hati Sunwoo, itu yang Sunwoo rasakan sekarang. Beberapa menit yang lalu Sunwoo sangat ketakutan tapi saat melihat Chanhee entah mengapa hatinya menjadi tenang.

"Kakak nggak bisa tinggal di sini aja sama aku?" Tanya Sunwoo sambil menuruni satu persatu anak tangga.

"Kamu pasti bisa hidup tanpa Mama dan Papa kamu. Percaya sama kakak, kamu nggak sendiri, kamu harus ingat orang disekitar kamu bukan cuman Mama dan Papa kamu terutama ada Eric teman kamu. Dari sini kamu boleh coba bergaul dan jangan lupa maafin orang-orang yang kamu sakitin." Sunwoo dan Chanhee kini mendudukkan dirinya di bangku taman yang ada di belakang rumah sakit.

"Aku emang berencana gitu kak."

"Kamu pasti punya tujuan dalam hidup kamu. Mulai sekarang jangan merasa sendiri ya? Kalaupun kakak udah nggak ada di samping kamu kakak selalu ngawasin kamu kok dari masa depan."

"Tapi selama ini cuman kakak yang bisa bikin aku tenang." Chanhee tersenyum lalu mengusap Surai hitam Sunwoo. "Kalau misalnya kakak pergi nanti kamu pikirin aja kalau kamu harus menjalani hidup dengan baik sampai kita bisa ketemu di masa depan." Sunwoo mengangguk.

"Untuk gelang di tangan kamu. Kamu juga bisa buat pilihan, kalau kakak pergi mau tetap kamu pakai atau mau kamu kembaliin."

"Masih bisa kirim telepati ke kakak nggak?" Chanhee mengangguk, "tapi kakak nggak bisa balas ataupun langsung datang kayak sekarang."

"Iya kak aku tau kok, selama masih bisa kirim telepati ke kakak aku udah cukup seneng." Sunwoo tersenyum lebar membuat Chanhee bisa tenang sekarang.

"Mau janji sama kakak?" Chanhee menaikkan jari kelingkingnya, "janji apa?" Tanya Sunwoo. "Janji kalau kejadian kayak tadi nggak terulang lagi, gantinya kamu harus hidup bahagia terus." Sunwoo mengangguk dan menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Chanhee.
.
.
.
TO BE CONTINUE

Time Traveller-THE BOYZ [SUNNEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang