16.) Semasa perjalanan

68 56 6
                                    

Setelah menyelesaikan acara berberesnya di kamar, Eca keluar kamar dan berjalan ke arah ruang tamu dimana si dokter dan ketiga anak baru berada.

"Udah semua?" Tanya Thania.

"Udah Kak" Ucap Eca.

"Yaudah, yuk, semua kita berangkat" Ajak Thania.

Mereka keluar bersama-sama menuju mobil yang ada di halaman depan rumah, sang Bibi keluar dari dalam rumah dan menyapa si Nona mudanya.

"Non, jaga diri baik-baik ya! Kalau Nona kenapa-kenapa nanti saya bingung harus bilang apa ke Nyonya besar" Katanya.

"Udah Eca bilang, Eca bakal pulang dengan selamat seperti Eca saat ini mau pergi" Ucap Eca.

"Bi, Eca akan Thania jaga selalu, Thania gak akan biarin Eca terluka" Kata Thania menimpali.

Terlihatnya si Bibi mulai luluh, Thania dan Eca kembali berjalan memasuki mobil yang mereka pakai, mobil tersebut tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu besar.

Sementara ketiga orang baru tadi sibuk dengan handphone dan salah satu dari mereka tertidur, Kevin.

Tas beserta koper yang dibawa di taruh di bagasi belakang, untung saja sangat besar ukuran bagasinya.

Siapa penyupirnya? Tentu saja Thania! hanya dia seorang yang bisa menyetir, tapi ketiga lelaki di belakang sebenarnya bisa... hanya saja Thania takut akan tersesat jika salah satu dari mereka menyetir. Mungkin kalau dirinya sedang lelah saja dia akan bergantian.

[####]

Sudah beberapa menit berlalu dan kini mereka sedang berada di tol yang panjang, Eca sama sekali belum tertidur sambil melihat pemandangan jalan tol.

Suasana didalam mobil sunyi tak ada yang mengajak berbicara sama sekali, hanya ada suara gertakan gigi seseorang yang sedang tertidur.

Merasa sangat bosan Eca pun membuka tas kecilnya, berisi barang barang penting yang harus ia bawa kemanapun.

Melihat buku pemberian Azzura minggu lalu, Eca pun mengambil dan mulai membacanya, isi cerita sedikit membingungkan dan tidak sesuai ekspektasi nya.

Tapi mau bagaimana lagi karena saat ini ia hanya ada buku itu saja yang bisa dibaca dan dilihatnya.

[####]

Suasana didalam mobil begitu canggung, pengemudi kini berganti karena Thania tiba tiba pusing dan mulai mengantuk.

Jio yang masih tegar dan sehat bergantian untuk mengemudi, sedangkan Thania kini sudah tertidur di kursi belakang bersama kedua sahabatnya, tersisa dua orang saja yang masih bangun dan diam sedari tadi, siapa lagi kalau bukan Eca dan juga Jio.

Karena baru kali ini Jio memegang kendali yang ditemani oleh kedua perempuan didalamnya, hanya bisa terdiam.

Jujur Jio sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan perempuan yang berumur sama seperti dirinya, biasanya ia mengobrol oleh orang yang lebih tua atau lebih muda dari dirinya.

"Salam kenal ya" Kata Eca tiba-tiba tanpa menoleh ke arah Jio yang sedang canggung.

Jio terlonjak kaget dan sempat menoleh kearah kursi belakang, ia kira Eca sedang berbicara dengan yang lain.
"Eh, iya, salam kenal"

Eca menoleh ke arah Jio.
"Kita seumuran kan? Panggil nya santai aja"

"I-iya" Gugupnya.

"Aku udah menjalani penelusuran ini sudah dari kelas 3 SMP yang lalu," Katanya seolah olah tau apa yang akan di tanyakan oleh Jio.

Jio terkejut dengan apa yang ia dengar, kelas 3 SMP??? Dulu bahkan di umur segitu Jio masih bermain bersama temannya tetapi Eca di umur segitu sudah menerima situasi yang cukup sulit.

"Sebenarnya di umur segitu waktu yang sedang aktifnya anak anak main, tapi aku malah dapat mimpi yang aneh dan mulai ke tempat tafsir mimpi profesional, "

"Kamu nyesel?" Tanya Jio yang masih fokus kedepan.

"Nggak, aku gak nyesel, walau ada sedikit rasa kesal di hatiku, tapi aku gak akan nyesel karena udah pernah menyelamatkan dan membantu orang yang sedang kesusahan dalam mencari salah satu anggotanya yang hilang"

Tiba-tiba saja terlihat banyak sekali kerumunan mobil di tengah tengah tol, terlihat ada sebuah mobil yang bertabrakan dengan mobil lain.

ECA  [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang