2.) Konsultasi

405 357 92
                                    

Waktu terus berlalu, sinar matahari semakin terik dan cerah.

Langit-langit dan awan bersatu indah di atas, bersyukurlah dengan angin yang bertiup kencang disaat panas dari matahari melekat ditubuh.

Banyak murid yang sedang bermain di lapangan dan ada juga yang sedang ke kantin.

Sehabis pulang sekolah, Eca berniat pergi ke sebuah tempat yang tak jauh dari rumahnya.

Eca pun berjalan keluar dari sekolah dan menuju halte. Sembari menunggu, Eca mengambil permen karet yang ada didalam saku rok sekolahnya.

Tak lama kemudian bus yang ia tunggu-tunggu pun datang.
Bis berjalan menuju tempat tempat yang sudah ditentukan.

Sesampainya di tempat tujuan, Eca pun turun, tak lupa membayar ongkos bis tersebut.

Setelah turun dari bis, ia berjalan sebentar untuk sampai ke tempat yang ia inginkan. Melewati gang dan melewati belokan yang berlika-liku.

Ia memasuki tempat itu, didalam hanya ada perempuan berpakaian rapih menggunakan kaca mata yang sedang membaca buku tentang psikologi.

Suara pintu tertutup mengalihkan pandangan perempuan tersebut.

"Eh, udah datang ternyata," Katanya, lalu berdiri untuk pindah duduk di sofa bersama Eca.

Eca hanya tersenyum menanggapinya, ia pun ikut duduk disamping perempuan cantik tersebut.

"Ada keluhan lagi?" Tanya nya.

"Begini kak, Nia..." Kata Eca menyebut perempuan itu dengan embel-embel 'kak'.

"Aku bermimpi lagi, tapi aku rasa mimpi ini ada sangkut pautnya juga dengan mimpi kemarin, ku minta tolong buat kak Nia bantu aku cari orang yang ada didalam mimpi itu,ya? Entah itu orang tua nya ataupun temannya" ucap Eca.

Eca pun menjelaskan lagi saat melihat Thania yang benar-benar mendengarnya.

"Jadii... Aku bermimpi ada sebuah taman yang aku rasa itu tamannya ramai banget kak, tapi ada satu anak kecil yang ngebuat aku terpanah sama dia, aku tuh seperti kebawa arus buat nyari tau tentang dia,"

"Saat aku udah mulai cari tau tentangnya, ada satu hal yang buat aku penasaran," Lanjut Eca.

"Apa yang buat kamu penasaran?" Tanya Thania.

"Dimimpi itu ada almarhum ayah yang lagi berdiri didepan pintu anak kecil perempuan itu."

"Hm... Kamu lihat orang di mimpi itu lagi gak? Selain ayah kamu"

Eca pun mengangguk saat Thania bertanya kepadanya, lalu berkata.

"Iya, aku lihat ada seorang laki-laki disamping ayah, dia memakai pakaian serba hitam. Tapi yang anehnya itu dia menatap aku tajam banget"

"Kamu lihat wajahnya?"

"Aku enggak lihat wajahnya, karena dia pakai topi dan masker" Kata Eca.

Mereka terdiam sesaat, Thania mencerna semua kata-kata serta memikirkan mimpi Eca juga.

Aneh... itu yang ia rasakan, tapi Thania juga sudah mengenal Eca lama sekali.

Ia tau apa yang di mimpikan Eca tidak bisa dibantah dan dianggap remeh.

"Matanya gak asing di aku ka..." Kata Eca tiba-tiba.

Thania kembali menatap mata Eca, terlihat ada sebuah ketakutan dan kekhawatiran.

"Kamu tau ciri-cirinya? Atau pernah berpapasan?"

"Kalau ciri-cirinya masih belum terlalu rinci buat aku jelasin sekarang, pernah berpapasan juga aku gak tau... Aku cuma ngerasa seseorang itu ada disekeliling aku" Kata Eca yang ragu-ragu untuk mengatakannya.

[####]

Setelah berkonsultasi dengan Thania, Eca kembali pulang kerumah, sebelum benar-benar pulang, Eca mampir kesebuah toko kue.

"Selamat datang" Sapa sang pemilik toko.

Eca membalasnya dengan senyuman, ia pun mulai memilih kue kue kering yang ada didalam etalase.

"Saya mau kue melon tiga dan kue jahe nya dua ya!" Kata Eca.

"Ambilkan kue melon tiga dan kue jahe dua ya Ken, mohon tunggu sebentar ya kak"

Eca mengangguk sekali, matanya mulai menjelajahi isi didalam toko itu.

Sampai matanya melihat orang yang sedang melayani dia, orang itu mengambil kue yang dimaksud Eca lalu ditaruh didalam tas kertas berukuran sedang.

Matanya tajam dan bertubuh tinggi. Persis seperti yang ada didalam mimpinya.

Ia mencoba membuang pikiran yang tidak-tidak, sama saja ia telah menuduh orang yang tidak bersalah dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya.

"Ini kak, kuenya" Sang pemilik toko memberikan kue yang ada didalam tas kertas itu ke Eca.

Eca pun mengambilnya tak lupa mengucapkan terimakasih lalu ia membayarnya.

Setelah itu Eca keluar dari dalam toko tersebut dan kembali pulang.

[####]

Thania, dokter psikologi yang hobby mencari tau tentang hal-hal menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thania, dokter psikologi yang hobby mencari tau tentang hal-hal menarik. Ditugaskan untuk menjaga Eca yang sampai saat ini sering merasa khawatir dan terkadang menangis jika sedang tertidur.

Ia juga seorang tafsir mimpi.

ECA  [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang