Yami mengambil tempat di tengah-tengah Reolve dan Deno, membiarkan Gami duduk berdua dengan Cece di depan mereka.
Gami melirik Cece sebentar, tangannya perlahan bergerak menyentuh jari-jemari Cece membuat Yami menggigit bibir seraya menoleh ke arah lain.
Deno menoleh menatap dua orang di depannya dengan wajah datar, memperhatikan dua manusia yang saling jatuh cinta itu dengan penuh syirik.
Lengan Deno di senggol Yami membuat cowok itu mengalihkan tatapan nya. Alisnya terangkat menatap Yami cukup lama. "Apaan Ayam?"
"Jangan syirik lu!" peringat Yami balas menatap Deno dengan tajam.
Cece didepan mereka, melepaskan tangan Gami perlahan, menunduk malu menyembunyikan wajah nya.
Reolve melirik Deno dan Yami melalui ekor mata. Sedangkan Gami berdehem pelan membuat suasana di sana menjadi canggung.
"Ini, pesanan kalian," ujar Kang bakso menaruh satu persatu pesanan mereka berlima. Mereka serentak mengangguk mempersilakan.
Mata Yami berbinar, menatap mie ayam kesukaan nya. Ia mengambil saos dan menuangkan ke dalam mangkok. Baru beberapa tetes, botol saos itu lebih dulu di rebut.
"Udah jangan banyak-banyak! Kasian Kang jualan, lo abisin saos nya!" ujar Deno beralih menuang kan saos ke dalam mangkok nya. Yami menggerutu beralih memencet botol saos yang di pegang Deno dengan amarah.
Deno membelalak menjauhi botol saos dari mangkok bakso nya yang tertuang cukup banyak. Yami mengerjap menutup mulut dengan sebelah tangan. Begitu juga dengan Cece yang ikut terdiam.
"Nah kan kebanyakan!!" ujar Deno frustrasi. Yami tertawa menepuk meja beberapa kali. "Parah banget lo Denos! Ngabisin saos!"
Deno beralih menghentakkan botol saos yang tersisa seperempat itu ke atas meja, membuat Yami mengelus dadanya. "Kaget gue!"
Deno menarik nafas panjang, membuang saos dari mangkuk nya separuh dan mulai makan. Yami bungkam ia menyungging kan senyum lalu ikut makan bersama yang lain. "Tumben gak ngebalas lagi?" tanya Yami di sela menyuapkan makanan.
"Gue lagi lapar!" balas Deno kembali makan.
Gami menoleh ke arah Cece yang tengah fokus dengan makanan nya.
"Suka bakso, kan?"
Gami memindahkan bakso nya ke dalam mangkok Cece, cewek itu balas menoleh ke Gami dengan menghentikan aktivitas makannya sesaat. "Makasih Gam," cicit nya.
Yami terdiam, selera makannya tiba-tiba menghilang saat dua insan di depannya saling tatap. Sedangkan Deno tak peduli akan kemesraan mereka. Yami meletakkan sendok di tepi mangkok termenung menatap mie ayam kesukaan nya.
"Kenapa Mi? Gak di habisin?" tanya Reolve tiba-tiba. Yami menggeleng sesaat tanpa menatap cowok itu.
"Mau bakso juga?" tawar Reolve memberikan satu tusuk bakso ke Yami, cewek itu beralih menoleh ke arah Reolve dengan senyuman tipis.
"Gak apa-apa nih?"
Reolve mengangguk, mengambil tangan Yami dan meletakkan garpu yang ditusuk bakso ke tangan cewek itu. Yami menggeleng sembari memberikan garpu bakso itu ke tangan Reolve lagi, sukses membuat Cece dan Gami menoleh bersamaan.
"Ken-"
Bakso itu lebih dulu di lahap dari garpu di tangan Reolve sebelum cowok itu menyelesaikan kata-kata nya, Reolve membeku di tempat menatap Yami tercenung. Ketiga manusia di sekitar nya terdiam menatap, tak terkecuali Deno yang menganga.
Yami terkekeh, memandang satu persatu temannya, Reolve berusaha menormalkan ekspresi walau senyum itu masih mengambang di wajahnya.
Detik berikutnya Deno ikut tertawa, membekap mulut Yami. "Ngenes amat lo Ayam! Ngiri juga kan lo liat Gami sama Cece!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Messy Puzzles(Proses Revisi)
Teen FictionIni kisah Hurayami, tapi juga kisah Radeno. Mereka itu ceria penuh bercanda, ada Yami maka ada Deno. Gamian, Cece, dan Reolve. mereka berlima punya circle yang sama. Namun suatu pagi, kabar itu datang dari ketua kelas yang membuat Deno awalnya penu...