Cece yang berada di depan bersamaan dengan Gami menoleh ke belakang tiba-tiba saat mereka hendak keluar dari Mall. Ia menggerakkan tangan menahan pergerakan ketiga manusia di belakang Cece.
"Sebentar guys, kalian ada yang ingat nggak kalau besok gue ulang tahun?" tanya nya seraya tersenyum dengan lebar. Yami mengerjap perlahan lalu kemudian mengangkat jempol ke hadapan Cece. "Ingat dung! Emang kenapa?"
Gami menepuk kening nya seketika. "Gue lupa Ce! Sorry My bee," ujar nya seraya terkekeh, sedangkan Gami menatap Deno dengan tatapan tajam. Deno mengangkat jari tengah dan telunjuk sambil tersenyum.
"Ini, besok malam gue ngadain acara ulang tahun," ujar Cece seraya mengambil sesuatu dari tas selempang nya. Cewek itu mengeluarkan beberapa lembar undangan dan memberikan nya pertama kepada Yami. "Ini Mi, untuk lo. Datang ya!"
Yami menerima nya kemudian menggangguk beberapa kali. "Iya lah! Gue pasti datang!" sahutnya.
Kemudian Cece memberikan undangan kepada Deno. "ini Den. Datang ya!"
Deno mengangguk dengan mantap. "Iya dong Ce! Makan gratis gitu!" ucapnya membuat Yami menatap Deno sekilas. "Lo asal ada acara, di undang nggak di undang pun tetap datang!" sindir Yami seraya menyilangkan tangan di depan dada.
Deno mendengus menyimpan undangan di kantong baju nya.
"Ini Reolve, lo datang ya!" ujar Cece memberikan undangan terakhir kepada cowok itu. Reolve hanya mengangguk singkat.
Detik berikutnya mereka berlima keluar dari pintu Mall. Yami berdiri di dekat Reolve seraya menatap Deno sinis. "Gue pulang bareng lo ya, Reol?"
Reolve menoleh kemudian mengangguk sekali. "Iya Mi, gue antar lo pulang," balas Reolve menaiki motornya. Deno menghela nafas mengambil helm yang sengaja di bawanya untuk Yami, mengulurkan nya kepada cewek itu lagi.
"Ini Yam, pakai ya biar kepala lo masih waras," sahut Deno membuat Yami memukul lengan cowok itu pelan. Deno pura-pura meringis, ia terkekeh sejenak. Yami mengambil alih helm itu dan memakai nya sendiri.
Deno kembali ke motor nya, menatap Yami sekilas saat cewek itu naik ke motor Reolve. Ia kembali berada di urutan paling belakang seolah sedang mengawasi gerak-gerik orang di depannya.
"Mi, besok malam, lo pergi sama siapa?" tanya Reolve di sela mengendarai motor, ia menatap Yami di pantulan kaca spion. Yami menatap jalanan di depannya. "Belum tau, Reol."
Reolve terlihat mengulas senyum tipis. "Kalau begitu, besok gue jemput ya?"
Yami mengerutkan kening tak paham. "Maksud nya? Gak paham gue" tanya nya. Reolve mengulum bibir sesaat sebelum berbicara kembali. "Maksud gue kita barengan, gue jemput lo ke rumah."
Yami membulatkan mulut, mengangguk beberapa kali. "Eeh, emang nggak ngerepotin lo?" tanya nya spontan sembari merubah raut wajah. Reolve menggeleng sambil menatap Yami di pantulan kaca spion. "Nggak lah, gue malah senang lo mau bareng sama gue."
Yami terdiam beberapa saat, suara deru motor yang semakin cepat berdenging di telinganya. Deno masih berada di belakang mereka, ia menarik nafas panjang.
"Kita duluan ya!" teriak Cece sembari menoleh ke belakang, tangannya melambai beberapa saat, Yami balas melambai sambil tersenyum. "Hati-hati Ce!"
Cece mengangguk sekali, lalu kemudian motor itu berbelok ke arah kanan persimpangan jalan, sedangkan motor Reolve dan Deno tetap berjalan lurus. Yami menoleh sekilas ke arah Deno, ia mengerutkan alisnya bingung. "Itu anak nggak ada niatan untuk duluan apa?" gumamnya.
Persimpangan arah rumah Deno berada 100 meter di depan, Yami menatap dari pantulan kaca spion, keningnya berkerut saat Deno tetap lurus mengikuti mereka, cewek itu menoleh ke belakang. Deno terkekeh balas menatap Yami di depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Messy Puzzles(Proses Revisi)
Teen FictionIni kisah Hurayami, tapi juga kisah Radeno. Mereka itu ceria penuh bercanda, ada Yami maka ada Deno. Gamian, Cece, dan Reolve. mereka berlima punya circle yang sama. Namun suatu pagi, kabar itu datang dari ketua kelas yang membuat Deno awalnya penu...