ANTAGONIS 7️⃣

428 28 1
                                    

Kini di suatu kamar bercat abu-putih tengah terdapat dua orang lelaki yang sedang bermain PS. Banyak bungkus makanan ciki yang berserak dimana-mana. Kamar yang tadinya rapi kini tengah menjadi kapal pecah akibat ulah dua laki-laki tersebut. Mereka berdua, Aland dan Awan sedang bermain PS sambil menyemil makanan. Saat ini mereka tengah berada di kamar Aland, Awan memang sering main ke rumah Aland hingga menginap. Mereka dekat sejak MPLS SMP.

"Lo beneran suka ama si Clara?" Awan sangat kepo mengenai hal ini, karena dari sepengamatannya Ia merasa bahwa sang sahabat sedang jatuh cinta kepada seseorang.

"Kepo Lo." Hanya itu lah yang terlontar dari Aland.

"Serius nih gua tanya. Dari yang gua liat sih kayaknya Lo suka sama Clara."

"Hm mungkin."

"Anjir yang pasti lah jawabannya, yakali kaga ngerti sama perasaan sendiri."

"Oke, iya gue suka sama Clara. Tapi kan gue juga mau ngepastiin dulu ini rasa bener-bener real kalo gue suka sama dia atau cuman sekedar kagum aja." Aland dengan tampang seriusnya menatap ke arah Awan.

"Eh anjir nabrak kan, Lo sih. Kaga di sekolah kaga disini bisanya cuman buat gua kalah aja Lo." Dumel Aland saat mobil yang Ia mainkan di PS nabrak trotoar.

"Lo aja sih yang kaga fokus, mangkanya fokus jadi orang. Game aja Lo kaga fokus gimana soal perasaan ama pelajaran." Sindir Awan dengan wajah songongnya.

"Bangke lu, dah sono pulang. Senep gue tiap hari ketemu bekatan." Aland merebahkan tubuhnya di kasur.

"Anjir sensian amat jadi cowo, PMS lo?" Awan ikut merebahkan tubuhnya di samping Aland.

"Dasar bekatan, diem Lo."

"Lo emak nya, anjir ngga kebayang sih kalo liat Lo sekandang ama bekatan ahahaha..."

"Serah lo."

"Dasar cewe."

"Lo banci."

"Lo om-om."

"Gembel."

"Perawan, anjir Lo masih perawan atau udah janda Land? Serius nih gue nanya."

"Udah emak-emak, puas lo."

"Hahaha.. becanda anjir, serius amat."

"Hm."

"Ngambek nih ceritanya? Mau gue colek mas?"

"Anjir berasa kayak homo Lo, gue masih normal bangsad."

"Ye kan sapa tau Lo homo atau lesbi? Pilih mana Land?"

"Senjataianjeng, pergi Lo. Bikin gue Gedeg tu muka."

Pada akhirnya mereka tertidur karena lelah berdebat, dan juga sudah larut malam saat ini.

.
.
.

Sedangkan di lain tempat, seorang gadis sedang termenung dengan memeluk bonekanya. Keyra, Ia sedang duduk di kasur dengan bersender di tembok. Kamar berwarna baby pink-baby blue menjadi kesukaan ya, di tambah bingkai foto dan lampu kelap-kelip menambah dekorasi kamar.

"Kapan ya gue punya pacar? Tapi emang ada yang mau sama gue? Secara gue aja di cap jadi antagonis."

"Kalo gue punya pacar, gue mau dia itu lembut, penyayang, setia, dan ngga suka kasar sama perempuan. Kalo tipenya sih gue mau yang ganteng, Maco, keren, manis, tajir, dan bisa Nerima gue apa adanya."

"Tapi sampe kapan sih gue jomblo, liat yang lain pada jalan sama pacarnya. Lah gue tiap hari jalan sama si kucrut Clara doang. Berasa lesbi anjir, yakali cantik gini jomblo."

"Tu juga, punya kakak ngga ngebolehin gue punya pacar, kan senep kalo jalan sama dia mulu. Dikira orang cantik-cantik masa ngga punya pacar sih?"

"Liat aja kalo gue punya pacar, gue pamerin biar pada iri sekalian. Gue jomblo aja pada ngiri apalagi gue punya pacar ya kan."

"Lo mau pacaran?" Keyra kaget saat tiba-tiba Clara datang.

"Ngga. Siapa yang pengen punya pacar?" Jawab Keyra cepat.

"Lo, kan Lo yang bilang tadi." Clara bersedekap dada memandangi Keyra. Ternyata mengerjai adiknya seru juga.

"Salah denger Lo." Sangkal Keyra tak ingin mengaku.

"Kalo Lo pacaran ijin dulu ke gue, ntar gue restuin."

"Beneran? Tumben. Biasanya juga bilang kaga usah pacaran ngga penting." Keyra menirukan logat suara Clara dengan menye-menye.

"Yaudah ngga jadi. Ngga usah pacaran."

"Eh jangan gitu dong, kan lo kakak gue nih. Jadi harus suport adeknya dong."

"Ngga. Udah ngga usah halu punya pacar, gue ngga restuin."

"Hilih serah. Intinya gue pengen punya pacar. Titik. Dah keluar Lo dari kamar gue, ngerusak suasana halu gue aja Lo." Dumel Keyra yang saat ini tengah tiduran dengan selimut menutup seluruh tubuhnya.

"Intinya gue ngga restuin Lo pacaran. Titik ngga pake koma." Clara kemudian kembali ke kamarnya.

.
.
.
.

"Hahaha.. anjir baru kali ini gue tau Lo suka ama cewe. Yang mana orangnya? Boleh spil lah kali-kali."

"Lo kira gue homo?"

"Bisa jadi tuh."

"Bener sih kata Rafka, tumben Lo suka ama cewe biasanya paling benci Lo ama cewe. Gadis lewat aja kaga Lo lirik, gue curiganya sih Lo homo. Eh ternyata masih normal."

"Yang gue tau, seorang Kenard Alfariz Brahmana itu paling anti sama yang namanya cewe. Orang yang kaku, tapi ternyata udah mulai ada rasa aja nih anak sama cewe."

"Patut di acungi jempol."

"Iya sih secarakan dia doang nih dari kita bertiga yang kaga doyan cewe hahaha."

"Serah lo pada."

"Ciee ngambek hahaha."

"Jangan gitu Lo, ntar ngambek kita kaga jadi nih di traktir."

"Gue cabut, bayar sendiri."

"Lo sih segala pake gituan. Ngambekan tu orang. Woi Ken tungguin Napa." Al menyusul Ken dan meninggalkan Rafka sendiri di warkop.

.
.
.
.

Sedangkan di lain tempat, seorang lelaki sedang memandangi jejeran polaroid yang tersusun rapi di dinding kamarnya. Kamar dengan dinding berchat abu legam yang hanya berhiaskan jajaran foto polaroid seorang gadis.

"Clara, gue bakal dapetin hati Lo."

"Lo masih sama, cantik kayak dulu."

"Gue ngga mau ada yang ngedeketin Lo selain gue. Karna Lo bakal jadi milik gue."

"Sepenuhnya."

.
.
.
.

Buat yang penasaran, sabar dulu ya. Mungkin orang yang terakhir masih jadi misteri kedepannya. Tapi yang ketiga cowo itu bakal muncul di chapter berikutnya.

Okee.. see you..
Tanks yang udah vote ya..

ANTAGONIST TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang