MANTEMAN, BUDAYAKAN BACA SEBELUM VOTE DAN KOMEN.
CERITA INI REAL LAHIR DARI IMAJINASI AKU SENDIRI.
JADI AKU MOHON DENGAN SANGAT "BASMI PLAGIAT"
KARENA NGARANG CERITA GAK SEGAMPANG MOVE ON DARI MANTAN, EH MAKSUDNYA GAK SEGAMPANG NGEREBUS MI INSTAN.HAPPY READING 🖤🖤
"Dan berbahagialah orang yang selalu menerima takdir, menunggu setiap perlakuan pemegang takdir, beramal sesuai takdir, berjalan bersama takdir, dan tidak mengingkari nikmat yang telah ditakdirkan."
[kitab Sirrul Asrar]Prangg!!!!
Malam ini dengan berat hati Almeera memecahkan celengan teddy bear nya karena tidak ingin memberatkan kedua orang tua perihal tunggakan SPP. Kemudian mengumpulkan uang-uang yang berserakan lalu dengan penuh fokus ia menghitungnya. Pecahan celengan yang terbuat dari tanah liat itu ia kumpulkan menjadi satu dan dimasukkan ke dalam plastik untuk memudahkan saat membawanya ke tong sampah depan rumah besok pagi.
"Alhamdulillah, walaupun uangnya cuma cukup untuk bayar dua bulan SPP, tapi setidaknya Mira mengurangi beban biaya Mama sama Bapak." Ia menyimpannya di dalam dompet, berniat akan memberikannya besok di sekolah.
"Mira!" Panggil Mama dari luar kamar.
"Iya Ma, kenapa?"
"Makan dulu yuk, Mama udah masak nasi goreng," jawab Mama.
"Iya Ma, bentar lagi Mira nyusul," sahutnya.
Ia bergegas membereskan kamarnya lalu keluar guna memenuhi ajakan sang Mama. Setelah duduk di meja makan, Almeera melihat satu persatu anggota keluarganya. Terlihat tenang dan bahagia. Meskipun nasi goreng dan makan malam bukanlah kesatuan yang baik menurutnya.
Selesai makan ia kembali ke kamarnya. Karena menurut Almeera, kamar adalah istananya. Kamar adalah tempat ternyaman. Kamar adalah saksi disaat dirinya termenung sakit hati dan kecewa, pula saksi disaat dirinya jingkrak-jingkrak kesenangan. Meski kamar itu kecil, tapi tidak menutup kemungkinan menjadi terasa besar karena apapun yang ia butuhkan telah tersedia di kamarnya termasuk kamar mandi, terkecuali dapur.
Almeera duduk di atas kasur yang lumayan empuk kemudian mengambil handphonenya yang tergeletak di dekat bantal kemudian membuka aplikasi chatting. Disana tertera pesan dari Alam yang belum sempat ia buka dan baca.
AlamVir
AlmiUdh minum obat?
Me
Oh iya, lupa.Sebentar.
Almeera segera menuju obatnya berada kemudian meminumnya. Almeera benar-benar lupa, untung saja Alam mengingatkan.
AlamVir
AnehMe
Udah nih, kenapa?Sekian menit tak ada jawaban. Almeera heran pun bingung, tapi apa yang harus ia lakukan. Tanpa pikir panjang, gadis itu naik ke kasurnya bersiap untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 21.34.
Menyelimuti dirinya kemudian membuka aplikasi game memasak yang ia sukai.
Baru saja memilih menu yang akan ia masak, tiba-tiba layar handphonenya menampilkan foto profil Alam."Ihh gangguin aja deh, mau masak juga," sungutnya kesal.
Almeera pun menyeret tombol hijau untuk mendapat penjelasan kepada orang di sebrang sana kenapa menelpon di jam selarut ini. Telpon pun tersabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almeera
Teenfikce"Naik," katanya. Almeera bingung harus menjawab apa karena pikirannya pun tidak merespon suara dengan baik. "Emang boleh?" Laki-laki itu mengangguk dua kali menyetujui pertanyaan Almeera. "Tapi mau ke mana?" "Naik dulu," jawabnya datar membuat Alm...