bagian 14

643 92 22
                                    

Halloooooooo

Happy reading :)

***

"Hai"

Sebuah sapaan mengalihkan perhatian Chimon dari handphonenya.

"Kak Nanon!! Haii"balas Chimon.

"Kamu sendirian?"

Chimon hanya mengangguk dan kembali fokus pada pekerjaan yang sedang dilakukannya.

"Ngapain sih kamu kok aku dicuekin hemm"

"Bentar kak Nanon dateng timing gak tepat"balasnya namun perhatian chimon tetap 100% pada handphonenya.

"Oh gitu yaudah aku pulang dulu, nanti kalo kamu udah gak sibuk kamu bisa hubungin aku"ujar Nanon sambil bangkit dari kursinya bersiap meninggalkan Chimon.

Mendengar suara kursi yang berdecit Chimon mengakat kepalanya kearah nanon, dan melihat lelaki itu sedang bersiap untuk beranjak, dengan sigap Chimon menahannya.

"Kak Nanon jangan pergi, Chi ga ada temen"cicitnya dengan mata yang mulai berkaca kaca.

Nanon yang tak tega pun kembali duduk ditempatnya tadi dan menggenggam tangan Chimon.

"Iya gak pergi"ujarnya mengelus pelipis Chimon yang tertutup poni kebanggaan Chimon "tapi jangan cuekin aku, aku kan kesini mau ngobrol sama kamu"lanjutnya.

"Kakkk.."panggilnya.

"Hemm"

"Besok jadwal Chi operasi, trus kata suster hari ini rambutnya mau dipangkas. Pasti Chi bakal jelek banget ya"ujar Chimon dengan sendu.

"Hei... Masih inget kan sama pesan yang aku kirim kemaren"

Chimon hanya mengaggukan kepalanya tapi enggan menatap Nanon.

"Nanti kalo Chi jelek kak Nanon pasti bakal ninggalin Chi"

Nanon menghela nafas, sangat susah meyakinkan orang yang sedang merasa jika hidupnya sudah tak lama lagi. "Kamu bisa pegang janji aku, kalo nanti aku ninggalin kamu" Nanon mengarahkan kepala Chimon agar menatap padanya "aku bakalan abis sama abang abang kamu sama papa dan popo kamu, soalnya aku juga udah buat janji ke mereka"lanjut Nanon mantap.

Chimon benar benar terharu dengan apa yang dilakukan oleh Nanon, bolehkah dirinya meminta agar Nanon mau memeluknya sebentar saja.

"Kak Nanon, Chi mau peluk boleh?"

Permintaan Chimon membuat Nanon sedikit terkejut, namun kepalanya menoleh kanan dan kiri. Menyadari situasi yang aman Nanon bangkit dan membawa Chimon kedalam pelukkannya.

"Janji sama aku kamu harus sembuh ya"bisik Nanon disamping telinga Chimon.

Mengangguk adalah jalan ninja Chimon untuk menjawab pertanyaan Nanon yang takutnya tak bisa ditepati olehnya.

Pelukan mereka terlepas tepat saat pintu kamar Chimon dibuka dari arah luar, Nanon menghela nafas lega dan jantungnya tiba tiba serasa dilepas dari tempatnya.

Apa yang akan terjadi jika pintu itu terbuka dan Chimon masih berada pada dekapannya? Hanya Tuhan yang tau.

"Loh ada Nanon, haii"

"Hai, om maaf dateng gak ngabarin"

"Gapapa, kan lumayan Chimon ada yang nemenin"Tul menuju brankar Chimon dan mencium kening anaknya itu. "Oh iya Nanon udah makan?"

"Udah om, sebelum kesini tadi makan dulu"jawabnya sungkan.

"Tapi kebetulan ini om beli makan siangnya agak banyakan, kamu temenin om makan gimana?"Tanya Tul sambil mengeluarkan berbagai makanan dari kantong plastik yang dibawanya "om gak bisa makan sendirian Nanon, kalo Chimon kan dapet makanan dari rumah sakit"

Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang