7. Naureen si Anak Baru

743 104 128
                                    

jangan lupa vote, komen dan follow ya teman-teman, karena itu sangat berarti buat aku, terima kasih ♡

H A P P Y R E A D I N G

.
.

"Hai semua! Nama saya Naureen Renandita, panggil aja Naureen. Saya pindahan dari National High School, Singapura. Saya asli Indonesia. Dulu saya pindah ke Singapura karena kerjaan papi. Tapi sekarang kami udah menetap di sini kok, di komplek Permata Putih. And, yang mau main ke rumah, silahkan aja, pintu terbuka lebar buat kalian. Thank you."

Perkenalan singkat dan ramah dari siswi baru yang akan menempati sebuah bangku kosong di kelas XI IPS 2. Gadis pindahan dari Singapura, yang lahir di tanah Indonesia itu memiliki paras yang cantik dan senyuman manis, membuat para remaja di ruangan tersebut enggan melepas pandangan dari Naureen. Rambutnya panjang dan sedikit bergelombang, kulit putih susu, bibir tipis semerah buah ceri, serta seragam putih abu-abu melekat pas di tubuh mungilnya.

"Terima kasih Naureen atas perkenalannya." Bu Widya tersenyum hangat. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang kebetulan mengisi jam pertama di kelas tersebut, diberi amanah oleh wali kelas XI IPS 2 untuk sekalian mengantar murid baru ke kelas, karena bertepatan wali kelas sedang ada keperluan mendesak. "Kalian harus berteman baik sama Naureen, ya. Buat dia nyaman sekolah di sini sampai lulus nanti."

Para murid serentak menyeru, "iya, Bu!"

"Sebelumnya ada yang mau ditanyakan nggak nih ke Naureen?" tanya Bu Widya.

Suasana kelas mendadak hening. Banyak dari mereka saling toleh satu sama lain. Hingga salah satu siswi langsung mengacungkan tangannya. "Masih inget sama gue?"

Naureen membuka mulutnya tak menyangka begitu melihat teman SMP-nya duduk di bangku terakhir, nomor dua ke depan, tepat di barisan keempat dari kanan. "Riska?! Lo di kelas ini juga?!"

"Gue nggak nyangka anak barunya lo gila!" seru Riska yang kemudian tertawa, disusul Naureen juga ikut-ikutan.

"Kalian saling kenal?" tanya Bu Widya.

"Kita dulu temen sebangku, Bu, waktu SMP," balas Naureen.

Riska terkekeh. "Eh, tapi bukan gue aja, Nau. Tuh, ada Bisma sama Faisal juga. Serasa reuni SMP kita."

"Oh, ya?" Naureen buru-buru mencari keberadaan Bisma dan Faisal.

Sementara Bisma dan Faisal pura-pura cuek ketika seluruh pasang mata terpusat ke mereka. Bisik-bisik mulai terdengar, yang tentunya pasti membicarakan keempat murid se-alumni SMP itu.

"Kok bisa kebetulan gini? Kalian satu kelas, ya, waktu SMP?" tanya Bu Widya lagi.

"Enggak, Bu. Faisal sama Bisma tetangga kelas kita. Dua curut itu dulu suka banget gangguin Naureen. Saya, sih, berharap semoga mereka nggak bikin ulah, biar Naureen bisa betah sekolah di sini. Jujur, ya, Bu, saya aja udah nggak betah lihat kelakuan mereka, rasanya pengen buang mereka jauh-jauh dari bumi ini!" Riska melirik Bisma dan Faisal sinis, terlihat sekali bahwa ia tidak menyukai mereka.

Tanpa memudarkan senyuman, Bu Widya mengangguk paham. Kedua tangannya menyatu di depan perut, kaki rapat dengan posisi tubuh tegap, sehingga membuatnya tampak elegan nan bijaksana.

"Sembarangan lo ngatain kita curut! Lo pikir kita betah sekelas sama modelan knalpot bocor kaya lo? Lama-lama gue lempar juga lo ke lubang WC!" sahut Bisma tidak terima dengan diakhiri menyedot ingusnya yang hampir keluar. Suaranya masih serak akibat pilek dari alergi dingin yang tak kunjung berhenti. Bahkan, hoodie masih membungkus badannya, tak peduli hanya ia yang memakai hoodie di kelas.

Absurd Love [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang