35. Selamat Tinggal Lee Heeseung

341 48 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Riana baru saja keluar dari mobil yang ia naiki. Masih ada waktu dua jam lagi untuk boarding. Apakah ia boleh berharap? Berharap Heeseung datang. Katakan lah, ini terakhir kalinya ia melihat laki-laki itu. Tapi ia sadar betul. Siapalah dirinya ini? Hanya perempuan asing.

Riana berjalan menuju terminal keberangkatan dan melakukan semua prosedur sebelum naik pesawat. Dari check-in ticket sampai menunggu di gate keberangkatan.

Ia membuka pola pada ponsel dan menampilkan wallpaper wajah Heeseung disana. Ia tersenyum kecil.

"Gue bakal kangen banget sama lo," gumamnya, "jaga diri baik-baik, Heeseung. Sampai kapanpun, perasaan ini tetap sama."

Drt! Drt!

Kedua alis Riana menyatu. Sahabatnya---Hyera---melakukan panggilan. Ia menggeser tombol hijau kearah kanan.

"Hallo, Ra?"

"Ri, udah nyampe bandara?"

"Udah di gate. Kenapa?"

"Masih lama kan?"

"Masih kok. Ada apa?"

"Ada yang mau ngomong."

"Siapa?"

"Bentar. Gue kasih ke orangnya yaa. Eh? Vc aja yuk!"

Panggilan Hyera berubah menjadi video call. Riana terkejut. Wajah Heeseung ada disana. Kalau tempat ini sepi, mungkin Riana akan berteriak sekeras mungkin.

"Heeseung?"

"Hai.."

"Hai.." Riana merasakan matanya mulai memanas.

"Jangan nangis! Ntar di ketawain orang."

"Ga kok. Ga nangis. Ada apa?"

"Mau ke Amerika ya? Hati-hati di jalan. Jaga kesehatan juga. Btw, gue udah lihat video yang ada di flashdisk."

Riana tertawa kecil. "Hahaha.. Makasih udah lihat. Cara balikin kemejanya gimana?"

"Ambil aja. Itung-itung buat kenang-kenangan."

Riana mengangguk. "Heeseung..?" Tatapan mata Riana berubah sendu.

"Kenapa?"

"Gue tau, ini bakal malu-maluin banget. Tapi gue pengen lo tau, kalo perasaan gue ke elo tetap sama. Gaakan pernah berubah. Makasih untuk pertemuan singkatnya. Gue seneng. Gue gabakal lupain pertama kali kita ketemu. Itu berkesan menurut gue. Jujur, gue masih pengen nikmatin semua momen di hidup gue bareng sama lo. Bahkan, kita belum sempet ngobrol banyak kan? Tapi ternyata gabisa."

Di seberang sana, Heeseung hanya diam menatap Riana yang mulai mengeluarkan butir air mata secara perlahan.

"Heeseung.. Gue sayang banget sama lo. Jaga diri baik-baik. Gue gamau lo sakit. Awas aja! Bahagia terus pokoknya."

Heeseung tertawa kecil. "Ri, thank you buat perasaan lo ke gue. Gue juga mau minta maaf gabisa bales perasaan lo."

"Gapapa kok. Gue ngerti. Heeseung, kayaknya gue harus berangkat sekarang."

"Ah oke! Hati-hati Riana.. Gue bakal kangen sama lo. Gue yakin, suatu saat kita bakal ketemu lagi."

"Hahaha.. Gue juga yakin kok. Bye~ salamin ke Hyera yaa.."

Tut

Jatuh. Air mata Riana jatuh begitu deras. Ia ingin kembali. Tapi, ada impian yang harus di kejar. Riana mengusap air mata yang membasahi pipinya. Ia harus kuat. Ia harus tegar. Suatu saat, ia akan bertemu dengan Heeseung lagi.

Riana mengembuskan napasnya berat. Ia beranjak dari kursi tunggu dan berjalan kearah pesawat yang akan membawanya ke Amerika.

"Selamat tinggal Lee Heeseung..."













































-END-

Yeaayy... Akhirnya aku menyelesaikan buku ini
Makasih yang udah dukung ceritaku^^
Maaf, ceritanya gak ngefeel sama sekali:"))
Aku akan belajar lebih giat lagi^^
Terima Kasih...

 Akhirnya aku menyelesaikan buku iniMakasih yang udah dukung ceritaku^^Maaf, ceritanya gak ngefeel sama sekali:"))Aku akan belajar lebih giat lagi^^Terima Kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wallpapernya Riana

Sticky Notes - Lee Heeseung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang