PROLOG

119 13 0
                                    

TOTS II

Cahaya yang terang benderang menerpa seluruh ruangan yang ada, untuk seseorang yang baru sepertinya, ia sudah mengetahui kalua ia sudah mati. Asumsinya diperkuat dengan kedatangan roh yang melayang ke arah dirinya. Mungkin roh itu ingin membawanya ke neraka, mengingat perbuatan nya selama ini yang sudah meliputi banyak dosa.

"Saya mempunyai penawaran untukmu."

Mendengar itu sang gadis menatap sang roh bingung, sang roh lalu terbang entah kemana. Mau tak mau dirinya mengikuti sang roh, dirinya merasa tak adil, karna ia harus mengejar sementara roh itu terbang dengan sepuas hati.

"Berhenti."

Sontak Rachel menghentikan langkahnya, ia menatap roh itu datar. Sejak saat ini ia tak akan menyukai sang roh sungguh. Roh itu seenaknya menyuruhnya berhenti di saat sang roh terbang bebas entah kemana. Sesungguhnya ia di tinggal, hal itu yang membuatnya kesal.

Tring

Rachel mengerjap pelan, Ia berada di rumah seseorang. Ia merasa asing dengan tempat ini. Ia melihat seorang pria paruh baya yang berjalan dengan wajah penuh amarah, karna penasaran ia pun mengikutinya. Ia sampai di kamar seorang gadis, kamar ini begitu suram. Sangat terlihat dari warna yang di pakai diseluruh ruangan.

"CARAMEL!!"

Seorang gadis terpenjat kaget di tempatnya, ia menatap sang ayah dengan takut. Sang ayah langsung melempar kertas yang ia remas dengan kasar. Rachel menatap pria paruh baya itu dengan pandangan tak percaya, maksudnya, gadis yang sedang tertunduk menahan tangis itu adalah anaknya kan? tapi mengapa pria itu begitu kasar.

"Kenapa nilai kamu rendah sekali!!" Teriak pria paruh baya itu. Rachel hanya berdiam diri memperhatikan.

"C-caramel udah belajar pah, caramel udah berusaha tapi-"

Brak...

"Tapi apa? Kamu kalah sama temen kamu yang berkacamata itu? Kenapa bisa kalah?! Kamu contoh kakak kamu! Dia selalu mendapat peringkat satu seangkatannya."

"T-tapi bukannya rangking 4 itu bagus ya pah? Caramel tanya kak cleo katanya bag-"

"Bagus dari mana?! Kamu jangan dengerin kakak kamu. Dia itu terlalu manjain kamu!" Teriak sang ayah marah. Rachel mendelik, ia menatap pria paruh baya itu dengan datar. Dirinya sangat tidak mau mempunyai ayah seperti nya. Lebih baik papa Robert kemana mana.

Pria paruh baya itu mengambil buku yang menumpuk di meja belajar sangat gadis. Pria itu memberikan sangat gadis lima buku dengan cara kasar. Pria itu lalu berbicara. "Baca semuanya, pahami pelajaran yang harus kamu pahami! Papah nggak mau tau, rangking kamu harus naik di semester depan." Setelah mengucapkan itu pria paruh baya pergi dan membanting pintu dengan keras. Sang anak terisak pelan dengan membuka buku satu persatu.

Tempat berganti, Rachel melihat lihat dengan pandangan linglung. Sekarang dirinya berada di rumah yang berbeda, ruangan yang berbeda. Anak kecil tadi kini sudah beranjak remaja. Anak itu tumbuh dengan paras yang cantik. Rachel sempat terpesona sesaat.

"Papa, pa liat! Aku juara satu lomba pidato bahasa Inggris loh." Ucap gadis remaja tadi dengan memamerkan sertifikat kemenangannya.

Pria paruh baya yang di sebut papa itu hanya Melirik singkat lalu dia berkata. "Bagus, tingkatkan kemampuan kamu. Jangan mendalami di bagian bahasa saja, dalami semua pelajaran sampai seperti kakak kamu." Ucap pria paruh baya itu lalu pergi. Gadis yang tadinya senang itu kini menunduk sedih.

Tak lama datanglah pria remaja yang menenangkan gadis itu. "Coba kakak liat sertifikat nya, adik kakak pinter banget." Ucap pria remaja itu.

"Dia kakak nya?" Gumam Rachel meneliti seluruh visual pria remaja itu. "Not bad." Ucapnya.

Gadis remaja itu mendorong kakaknya. "Kakak bohong! Papa nggak bangga sama kara, papa hanya bangga sama kakak!" Sentak gadis yang bernama kara itu.

"Caramel, kamu salah paham. Papa juga bangga sama caramel, cuma papa gengsi aja buat bilangnya." Ucap sang pria.

"Nggak! Kak cleo bohong!" Pria yang bernama cleo itu terlihat bingung. Caramel terisak, sepertinya gadis itu sangat benci jika di banding banding kan.

"Stt, jangan nangis ya?" Ucap cleo menenangkan caramel. Cleo memeluk caramel lalu pengusap punggungnya pelan.

"Hiks, kak cleo bohong."

Tempat kembali berganti. Kini gadis yang bernama caramel itu membuat ulah di sekolahnya, caramel sudah tak memperdulikan nilai dan rangking nya lagi. Masa puber gadis itu sudah terlihat. Gadis itu mulai memberontak. Namun naas, gadis itu berakhir dengan hukuman dari papanya sendiri. Caramel tak diberi makan selama tiga hari. Caramel langsung di larikan kerumah sakit, gadis itu terkena tipes.

Caramel mulai tak menyukai papanya, begitupun mamanya yang tak pernah membela dirinya. Hubungan dirinya dan kedua orang tuanya mulai merenggang. Scane demi scane Rachel saksikan. Ia sudah mengetahui sosok demi sosok dan sifat demi sifat caramel dan keluarga nya.

Simpulan yang di dapat Rachel adalah caramel sangat keras kepala, caramel tumbuh menjadi gadis yang hidup dengan maunya sendiri. Papanya pun sama kerasnya dengan caramel, namun papanya sangat di butakan oleh prestasi yang dimiliki cleo, hingga papanya sangat menuntut caramel untuk menjadi seperti cleo. Mamanya hanya menjadi penonton, wanita paruh baya itu seakan tak memperdulikan kegaduhan yang ada di rumahnya. Cleo sendiri tidak terlalu peduli dengan prestasi nya namun lelaki itu sangat menyayangi adiknya. Hingga seberapa keras caramel menyalahkan Cleo, Cleo tak bisa menjauhi caramel. Bahkan Cleo miliki sifat over protect kepada adiknya itu.

Kini jiwa Rachel kembali ke ruangan putih yang tiada ujung itu. Ia kembali bertemu dengan roh yang mengajaknya bicara tadi. Lantas rachel bertanya "Siapa dia?"

"Dia adalah Caramel, Caramel Xaa Raquel." Jawab roh itu.

"Kenapa kau memperlihatkan kisahnya kepadaku?" Tanya rachel.

"Kau ingin kembali ke raga mu?" Tanya roh itu. Roh itu tak mengindahkan pertanyaan rachel.

Rachel berfikir sejenak, apa yang di lalui nya sangat sulit untuknya. Ia tak bisa kembali untuk sementara waktu. "Aku tidak bisa. Aku ingin disini." Ucap rachel.

"Tapi kau tidak bisa berada disini selamanya. Kau belum mati." Ucap roh itu. Mendengar kata mati rachel sedikit terkejut.

"Beri aku waktu, aku tak ingin kembali ke ragaku." Ucap rachel.

"Baik, aku akan memberimu kesempatan. Kau akan berada di sini untuk beberapa hari kedepan. Dan raga mu akan di isi jiwa lain." Ucap roh itu. Rachel terkejut. Ia memprotes.

"Kenapa harus di isi jiwa lain? Kau gila. Itu raga ku, aku tak sudi bila jiwa lain mengisi ragaku." Ucap rachel dengan tegas.

"Ragamu butuh jiwa, jika ragamu tak segera di isi maka kau akan seperti ini selama nya. Tak bisa berpulang mau pun menetap. Kau akan menjadi roh gelandangan." Ucap roh itu.

"Sama seperti mu?" Tanya rachel.

"Aku bukan roh gelandangan! Jaga pertanyaan mu. Aku ini roh agung!" Ucap roh itu.

"Ya, terserah aku tidak peduli. Yang penting kau bukan tuhan." Ucap rachel acuh.

"Dasar para manusia, seluruh manusia pasti selalu merepotkan. Sungguh mahluk yang rendah." Gumam roh itu kesal.

"Omong omong siapa yang akan mengisi ragaku?" Tanya rachel penasaran.

"Gadis yang kau tonton tadi. Caramel Xaa Raquel."

***

TOTS II [ RACHEL'VIEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang