Shit!

Ekhem! Kaya Nih

“Kekayaan gak si? Gue pernah baca novel system yang bisa ubah poin ke uang. Moga aja bisa...”

Dengan penuh keberanian Angga menekan menu Kekayaan. Dan....

——

[Saldo: 0]
[Konversi Penukaran: 1 poin= Rp 100.000,-]
[Sejarah Penukaran: Belum pernah]

Angga langsung terdiam seribu bahasa. Bukan karena saldo miliknya kosong, tapi nilai 1 poin yang dikonversikan dalam Rupiah.

“Apa Indonesia bisa gue beli?” (anjay, canda anjay)

Dengan tangan yang gemetar dan mulu gagap, Angga mengubah 1 poin menjadi rupiah.

[Ting!]

[Saldo: Rp 100.000,-]
[Konversi Penukaran: 1 poin= Rp 100.000,-]
[Sejarah Penukaran: 1 poin menjadi Rupiah]

glek!

Angga menelan kasar ludahnya, sampai-sampai terdengar seperti orang lagi asmr.

“Ternyata.... dapet uang segampang ini ya? hahaha....”

Angga tertawa aneh menerima fakta bahwa dirinya sudah menemukan jalan menuju kekayaan. Atau bahkan dirinya sudah menjadi orang terkaya se-Indonesia.

“Oke, oke. Tenang.... ini baru permulaan. Gue yakin, huft.....”

Angga keluar dari menu [Kekayaan]. Dia kembali menatap diam layar ponselnya. Menu [Toko] dan [Kekayaan] sudah dia jelajahi.

Terdapat 5 menu lagi yang belum ia buka. Angga yakin 3 menu setelah [Toko] hanya bisa diisi jika dia mendapatkan seorang wanita.

Dengan begitu, Angga penasaran dengan menu terakhir, [Percakapan]. Dia berpikir ini akan menjadi sesi tanya jawab antara dirinya dan pembawa dari 'game' yang sedang dia mainkan.

[Ting! Selamat datang host. Silahkan bertanya apa saja.]

Setelah meneka menu [Percakapan], muncul lagi sebuah kata di layar handphone nya. Kalimat tersebut memperbolehkan bertanya apa saja. Tapi.....

“Caranya gue nanta gimana anjim, kok gak ada papan ketiknya? Gak ada buta ngirim suara juga. Apasi! Rusak kah?”

[Ting! Saya tidak pernah rusak host.]

Angga mengedip-ngedipkan matanya melihat sebuah kalimat menjawab pertanyaan terakhirnya.

“Gue gak gila kan? Tidur aja ga si? udah malem juga....” Angga segera melempar handphone nya ke sembarang arah dan tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

——

Keesokan paginya, Angga bangun lebih pagi dari biasanya. Entah siapa yang mengatur alarm jam 5 pagi dan tidak pernah berhenti sebelum Angga bangun.

“Iyaaa gue bangun! Siapa si yang setel alarm jam segini!” Angga bangun dengan rasa kantuk yang teramat sangat.

“Huft.... masih pagi banget kalo mau nyari sarapan. Hmm.... olahraga ga ya.....”

[Ting! Host mendapat misi harian]

[Misi: Lakukan Push up, Sit up, Pull up, Squat jump sebanyak 10x. Dan lari sepanjang 100 meter.

Hadiah: Poin +10

Hukuman: ???]

“Hah?! Bisa-bisanya ada misi. Tapi bagus juga si, gue jadi ada alesan buat ga males hehehe...”

Angga berganti pakaian menjadi pakaian olahraga tipis dan celana pendek se-lutut. Dia juga memakai sepatu tipe running.

Angga memulai pemanasan di depan kost-annya. Sudah lama otot-ototnya tidak berolahraga, jadi ada kemungkinan cedera.

“Huft.....”

Angga mulai berlari dengan perlahan menuju ke depan sepanjang 100 meter.

———

Setelah berlari sepanjang 100 meter, Angga berhenti di sebuah taman. Di taman tersebut terdapat alat untuk Pull. Jadi kalian tau lah ya...

“Huft..... huft.... haah..... huuh..... gila, mati gue, mati gue, hah.... gila.” Hanya kata-kata tidak jelas yang keluar dari mulut Angga.

Wajahnya pucat, nafasnya terburu-buru, betisnya tidak dapat digerakkan lagi, sesuatu mulai datang dari arah perut menuju mulut kemudia...

“WUEKKKKKKKKKK!!!!”

Nasib baik Angga belum memakan apapun sebelumnya. Dia hanya meminum segelas air putih, jadi yang dia muntahkan hanya berupa air.

“Gak kuat! Sumpah!”

Angga yang sudah sangat lemas dan kelelahan akhirnya ambruk. Tubuhnya tersungkur tepat disamping muntahan miliknya.

Sebelum segala sesuatunya menjadi gelap, muncul sebuah layar dengan kalimat yang membawa harapan.

[Ting! Apakah anda ingin membeli low potion?]

Angga yang sudah setengah sadar hanya menghendaki dengan mengatakan 'ya' dihatinya.

See You When I See You....