Angga sudah menetapkan tekad dan tujuan hidupnya. Dia tidak lagi peduli masalah pekerjaan, keuangan, maupun pasangan.
Yang dia pedulikan....
‘Gimana caranya dapet poin terus menerus, ya?’
———
Angga tidak memulai mendapatkan wanita dari mbak-mbak penjual nasi uduk tadi, karena bayangan seorang wanita selalu membayangi fantasi seksualnya.
‘Seenggaknya hari ini gue bisa makin deket sama dia.’
Angga kembali berjalan menuju kost nya. Dia berniat mencari perhatian wanita pujaan hatinya dan membuatnya menaruh perhatian pada Angga.
Disepanjang jalan Angga selalu berpapasan dengan berbagai pekerja kantoran. Mereka memilih naik kendaraan umum atau kereta untuk menuju kantor mereka.
‘Cape gak kerja? Susah ga dapet uang? Enggak lah masa susah! Hehehe....’
Angga tertawa kecil melihat bagaimana mereka buru-buru ingin sampai di kantornya masing-masing.
“Seharusnya hari ini dia cek rutin kost-an. Gue harus cepet pulang!” Angga yang tadinya berjalan santai kini kembali berlari.
———
Sesampainya di kost-an, Angga langsung memasuki kamarnya dan membersihkannya. Dia juga segera mandi dan berfikir.
‘Hmm.... gue kasih apa ya? Dia kan orangnya alim banget, ga bakal gampang sih buat dapetin perhatiannya.’
“Oi system, lu bisa bantu?”
[Ting! Anda bisa membeli skill <Milf Hunter>]
“Ada gunanya kah? Ustadah Aisyah pasti setia dan ga bakal gampang tergoda. Apa cuma pake skill itu bisa langsung kepincut?”
[Tidak ada yang instan di dunia ini. Walaupun anda memiliki skill <Milf Hunter>, anda tetap harus menjalankan prosesnya.]
“Udah gue duga. Huft.... seenggaknya gue punya skill yang bisa bikin para milf kesemsem. Ya udah beli!”
[Ting! Membeli skill <Milf Hunter>]
[Kemampuan: <Milf Hunter>]
Arus hangat mengalir di kepala Angga. Dia merasa telah mengalami sendiri pengalaman-pengalaman yang berputar di otaknya.
“Tinggal tunggu deh....”
35 menit kemudian
tok.... tok... tok...
Suara ketukan membangunkan Angga yang telah terlelap. Tanpa sadar dia tertidur saat menunggu pujaan hatinya.
‘Anjim ketiduran!!’
Angga berlari ke kamar mandi dan mencuci mukanya. Dia lalu mengelap wajahnya dan merapihkan bajunya.
“Assalamu'alaikum.... mas Angga ada?”
“Eh iya.... sebentar.”
‘Oke tenang. Lu udah bisa ngelakuin apa aja mulai sekarang, jangan panik, stay cool, dan.... sekarang.’
cklek
“Maaf ganggu nih mas, biasa mau pemeriksaan rutin....” Suara indah nan merdu memasuki telinga Angga.
Angga seketika terdiam saat bertatapan wajah dengan ustadzah Aisyah. Suaranya juga membuat jantungnya ber jedak-jeduk.
“E-eh iya.... ga kok ga ganggu. Silahkan masuk....”
“Permisi....”
Ustadzah Aisyah memasuki kamar Angga. Dia melihat sekeliling guna memastikan.... kamarnya bersih.
“Wah.... bersih banget ya kamarnya. Terakhir kali saya kesini masih agak berantakan sama kotor. Tapi sekarang, saya ngerasa kaya baru lagi.”
Ustadzah Aisyah tersenyum lebar melihat kebersihan kost-annya. Angga yang melihat senyum tersebut disertai lesung pipi hampir saja mengeluarkan darah dari hidungnya.
‘Damagenya gak ngotak cok....’
“Emm..... mas gimana? Udah dapet kerjaan?”
“Oh belum si. Tapi saya ad-” Sebelum menyelesaikan kalimatnya Angga segara menghentikannya.
Hampir saja dia menyebut sesuatu yang berkaitan dengan system. Angga tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi lebih baik tidak mencobanya.
“Hm? Kenapa mas?”
“E-ehhh engga kok. Ini.... eee.... itu.... saya emang belum dapet kerjaan, tapi tadi ada keluarga yang ngirim uang ke saya. Hehehe....”
Angga menggaruk bagian belakang kepalanya. Dia menjadi agak gugup karena harus berbohong kepada ustadzah Aisyah.
“Ohhh gitu.... Mas udah sarapan? Kalau belum.... mau saya bawain? Tadi kebetulan mas Adi berangkat pagi. Jadi ga ke makan deh....”
“Eh.... ga usah repot-repot. Tadi saya udah sarapan di warung sana. Saya tadi olahraga sedikit, jadi sekalian mampir....”
“Oh! Mas Angga suka olahraga ya? Pantesan badannya bagus.... udah berapa lama mas?”
“Hah? Engga kok baru har-”
‘Eh? Badan gue bagus? Kurus kerempeng gini dibilang bagus? Matanya agak-’
[Hasil yang anda dapat setelah menjalankan misi harian 2x lipat dari orang yang berolahraga berat.]
‘Oh gitu....’
“Mas, mas, halo.....” Ustadzah Aisyah melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Angga.
“Eh iya kenapa?”
“Kenapa bengong mas? Jangan bengong terus, entar kesambet lho!!”
“Ahh.... ustadzah bisa aja. Oh ya har-”
Saat Angga ingin melancarkan aksinya, dering handphone memotong pembicaraan mereka berdua. Ustadzah Aisyah melihat handphone nya dan disana tertulis 'Abi'.
“Ehh.... maaf ya mas, abi nelfon.”
“Oh! iya....”
Ustadzah Aisyah agak menjauh baru mengangkat telfon suaminya.
‘Cih! Ganggu aja lu tua bangka. Huft.... kayaknya hari ini ga jadi deh.’
Selang beberapa menit, ustadzah Aisyah kembali menghampiri Angga. Tapi kali ini raut wajahnya agak tidak senang.
“Emm..... maaf ya mas, saya harus pulang. Di suruh Abi soalnya....”
‘Lah kok sedih? Kan suaminya yang nyuruh, kenapa sed- Hehehe.....’
“Gapapa kok, emm.... mau saya anterin sampe rumah?”
“Makasih banyak mas, tadi saya bareng adik. Kalo gitu.... saya pulang yah. Assalamu'alaikum mas....”
“Iya.... wa'alikumsalam....”
Angga memandangi punggung ustadzah Aisyah dengan tatapan sendu. Dia berharap.... bisa menghabiskan waktu bersama lebih lama lagi.
EH TAPI BOONG!!!
Angga memandangi punggung ustadzah Aisyah dengan seringai mesum dan kejam. Matanya bagaikan sang predator yang menatap mangsanya.Nafasnya menjadi agak berat dan air liurnya sedikit menetes.
“Hehehe.... akhirnya lu jadi milik gue. Sedikit lagih.... sedikit lagih.... Sabar Angga, sabar.”
Angga akan segera menerkam ustadzah Aisyah jika tidak ada siapa pun disekelilingnya. Dia benar-benar akan menjadi buas.
[Ting! Berhasil mendapatkan target pertama anda.]
[Ting! Berhasil mendapatkan selingkuhan pertama anda.]
[Poin +10.000]
[Poin +100.000]
See You When I See You....
KAMU SEDANG MEMBACA
Shit!
RomanceCerita yang berisi dengan fantasi gue. Kalo kalian berharap ini tetep lanjut, oke. Tapi kalo ceritanya nyambung, ga oke. Bukan oneshoot, intinya semua fantasi gue, gue tuangin disini. Terserah mau baca atau segalanya macemnya. CUMA FANTASI! KALO AD...