That Day

8.3K 187 17
                                    

       "Iya ma, iya Lulu tau ... yasudah ya nanti Lulu telepon lagi, ya." ucap Lulu pada mama nya di telepon seraya memasuki kamar flat nya dengan menyeret tas koper miliknya.

       Ia lantas menutup pintu kayu bercat putih itu dan melepas tas soren-nya. Luvia mengedarkan pandangannya pada seisi ruangan. Ruangan itu berukuran sedang dan cukup nyaman untuk ditinggali dua gadis muda. Dekorasi ruangannya bernuansa hangat dan modern. Dengan warna putih dan krem yang mendominasi. Ada dua buah ranjang berukuran single bed yang letaknya bersebelahan, sementara di tengah-tengah kedua ranjang itu terdapat meja laci berukuran sedang untuk menaruh jam, lampu tidur, ataupun benda kecil lainnya.
       Tak lupa sebuah lemari putih besar untuk mereka menggantung dan melipat pakaian yang mereka kenakan. Di ruangan utama nampak sebuah meja kayu berkaki pendek dengan empat bantal duduk yang mengelilinginya. Sementara di pojok ruangan terdapat wastafel untuk cuci piring dan dapur kecil yang nampak rapi. Di sebelah dapur terdapat kamar mandi dengan wastafel, kloset duduk, shower dan sebuah bath tube. Ada juga rak-rak kecil dan laci untuk menaruh obat-obatan peralatan mandi, dan skincare

       Kamar flat ini cukup nyaman bukan untuk ditinggali? Terlebih harganya yang terjangkau untuk perantau atau pun mahasiswa. Peralatan elektroniknya pun sudah lengkap, ada televisi, kulkas, telepon kabel dan air conditioner juga heater. Sementara pada pintu kamar di lengkapi bel dan juga monitor untuk mengawasi koridor di luar kamar. 

       Posisi kamar flat ini menghadap langsung ke jalanan. Sehingga mempermudah untuk akses mereka. Sementara gedungnya terletak di tengah-tengah kota London yang juga berdekatan dengan rumah sakit dan perpustakaan umum. Benar-benar strategis, kecuali tidak ada kedai makan kecil yang menjual makanan-makanan murah, dan juga letaknya jauh dari tempat kerja Luvia dan Annabelle. Tapi tentunya itu tidak akan menjadi masalah. Mereka bisa berbelanja bulanan dan memasak makanan mereka sendiri, tentunya lebih hemat. Sedangkan untuk tempat kerja sendiri mereka bisa menggunakan kendaraan umum seperti bus atau pun kereta bawah tanah, karena tarif Uber di ibu kota sangat mahal. 

       Luvia lantas menghempaskan tubuhnya ke kasur. Hari ini adalah hari yang sangat indah baginya. Rasanya hatinya benar-benar penuh dengan bunga-bunga dan kupu-kupu. Masih jelas ingatan Luvia tentang Aldrich yang benar-benar membuatnya berdebar dan salah tingkah. Aldrich sangat 'sopan' dan lembut padanya. Bahkan ia masih sempat meminta izin untuk menciumnya tadi. Luvia jadi teringat lagi dengan kejadian yang terjadi di mobil tadi, 'kegiatan' panas mereka, membuat wajah Luvia kembali memanas. Luvia mengambil bantal kecil di sampingnya dan menenggelamkan wajahnya pada bantal itu lalu berteriak samar. Jantungnya kembali berdebar kencang dan ia jadi salah tingkah sendiri karena hal itu. Juga saat Aldrich meminta atau lebih tepatnya menetapkan Luvia menjadi gadisnya benar-benar sangat berkesan bagi Luvia. Aldrich yang dingin, Aldrich yang tenang, benar-benar membuatnya tak karuan. 

       "Aaaa ... !! Aku lupa ternyata seindah ini jatuh cinta!" ujar Luvia pada dirinya sendiri, ia lalu berguling ke kanan dan kiri ranjangnya saking senangnya.

       Rasanya tak berlebihan jika Luvia sesenang ini, mengingat pengalaman buruknya dengan mantan kekasihnya, Gerald. Luvia tidak pernah mendapatkan cinta yang layak dari pemuda itu dan bahkan ia lebih sering diperlakukan kasar olehnya. 

       Sementara Luvia tengah asik dengan pikirannya, pintu kamar terbuka. Nampak Annabelle masuk kedalam kamar dengan wajah lesu. Nampaknya harinya tak se menyenangkan Luvia, terlihat ia sangat lelah dan lesu. Setelah menaruh kunci kamar di atas buffet, ya tentunya mereka berdua memiliki dua kunci yang sama agar memudahkan mereka, Annabelle lalu menghempaskan tubuhnya yang penat ke ranjang di sebelah Luvia.

Daddy's LittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang