part 2 kamu harus menyukaiku

31 2 7
                                    

Farel terus menatap Dandi yang sedang berpose penuh pesona, sesekali Farel mengigit pelan bibir bawahnya, "Awesome..." desisnya pelan.

"Okay, cukup buat hari ini Dandi. Hei ngomong-ngomong siapa brondong ini?" Tanya fotografer sambil menatap Farel dengan senyuman.

"Aku kekasihnya," ucap Farel datar. Wajah fotografer itu langsung shock.

"Ahahaha... adikku yang manis ini memang suka bercanda bos, jangan didengarkan. Dia adikku," kata Dandi sambil merangkul Farel akrab.

"Oh begitu, tapi kok kalian tidak ada mirip - miripnya ?" Tanya fotografer kebingungan.

"Tentu saja tidak mirip, kan kubilang
kami..." kata-kata Farel langsung
terpotong saat Dandi menjitaki kepala
Farel dengan geram.

"Ahahaha... kita beda ibu," kata Dandi dengan senyuman salah tingkah.

"Oh... hahaha... kalian sepertinya sangat dekat ya, mungkin adikmu juga bisa model di sini?"

"Aku tidak mau masuk dunia hiburan, itu melelahkan," jawab Farel jutek.

"Tapi penghasilannya lumayan dek," bujuk fotografer itu.

"Ahahaha... sudahlah bos, dia tidak ada bakat begituan. Yasudah kami mau ke tempat lain dulu, see you bos."

BRAAAK!

Dandi menghempas tubuh Farel ke dalam mobil, "Sudah kubilang tadi apa? Jangan merepotkanku! Sekali lagi kau berulah dan merusak reputasiku lebih baik kau pulang sekarang. Ucap Dandi marah kepada Farel

"Menyebalkan! Ah aku lelah mengikutimu bekerja seharian!!" rengek Farel.

"Diam saja kau lelah apalagi harus bekerja sepertiku. Be sweet boy, nanti akan kuberi hadiah."

"Hadiah apa apa kak?"

"Lihat saja nanti. Sekarang kau belikan minuman di seberang jalan sana. Yang dingin!" kata Dandi sambil memberikan uang seratus ribu.

"Besar sekali uangnya, beli minum
doang."
"Jangan banyak protes, sisanya buatmu saja."

"Wahaha...... dasar royal."

Dan setelah Farel selesai membelikan minuman, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke tempat kerja yang lain. Seharian penuh Dandi harus bekerja, dan  Di lokasi syuting Farel digoda banyak wanita, dari pegawai biasa sampai para artis tapi Farel hanya bersikap dingin. Dan sampai akhirnya mereka pulang jam 9 malam.

"Aaarrghhh lelah sekali," keluh Farel sambil mengempaskan tubuhnya ke sofa.

"Sekali lagi kau mengeluh akan aku
masukkan dalam tong sampah," kata
Dandi dengan cengiran khasnya.

Farel hanya memajukan bibirnya karena kesal, "Hei aku mandi dulu, kau cari makan di luar sana!" perintah Dandi.

"Gak mau! Hissshhh... aku sadar sekali ya, seharian ini kau memperlakukanku seperti babumu, kau suruh aku ini itu."

"Pulang sana!" usir Dandi.

"Baiklah baiklah... aku rela jadi babumu asal selalu di sampingmu," jawab Farel sambil malas-malasan .

Dandi selesai mandi dan Farel pun juga mandi .setelah mereka membeli makanan. Mereka pun makan bersama, seperti biasa mereka bercengkrama, bercanda bahkan berkelahi meskipun tidak serius, karena sesungguhnya Dandi menyayangi Farel sebagai adik jadi dia tidak tega jika harus kejam pada Farel. Dandi bersikap keras hanya untuk meruntuhkan ambisi Farel yang selalu ingin mengambil hatinya. Dansi tidak bisa memberikan harapan lebih karena dia pemuda normal.

"Aku menyukaimu kakak..."

"Haaah... ke-7 kalinya kau menyatakan cinta padaku hari ini, aku bosan mendengarnya."

"Maka dari itu jawablah."

"Tadi sudah kujawab."

"Bukan itu jawaban yang kumau bodoh."

"Apa? Berani sekali ya kau mengatai orang yang lebih tua darimu!" kata Dandi yang menyerang Farel dengan jepitan ketek mautnya. Sampai Farel kewalahan ketika lehernya dijepit dengan ketek Dandi.

"Siapa suruh bodoh!" tambah Farel.

"Apa? Apa yang kau bilang anak kecil?" ancam Dandi sambil menggelitiki tubuh Farel.

"Ah... ahahaha... ampun ampun... Kak

"Yasudah, bereskan nih makanan, cuci piring setelah itu tidur. Besok kau di apartemen saja jangan mengikutiku."

Farel memicingkan matanya kesal. Dengan terpaksa Farel melaksanakan apa yang diperintahkan, tubuhnya terasa sangat berat hari ini karena begitu banyak tempat yang dia kunjungi, namun satu hal yang dia suka dari hari ini, dia jadi banyak makan makanan enak dan makanan yang belum pernah dia makan, Dandi memang mapan sekarang sehingga dia tidak banyak pikir untuk mengeluarkan banyak uang untuk makanan dan apapun.

"Aku tidak bisa tidur, kepalaku sakit kalau harus tidur di sofa." Kata Farel menyelinap masuk ke kamar Dandi

Tanpa bicara Dandi melemparkan satu bantal pada Farel, "Tutup pintunya," kata Dandi yang masih fokus pada laptopnya.

Farel pun masuk ke kamar Dandi dan menutup pintu kemudian membaringkan tubuhnya di samping Dimas, "Hei siapa yang menyuruhmu masuk heh?" Tanya Dandi dengan kesal.

"Katanya tutup pintu."

"Kubilang kau keluar bawa bantalmu dan tutup pintunya!" teriak Dandi penuh emosi.

Farel langsung menciut dan pasang wajah memelas, "He-hei... kau menganggap serius perkataanku?" tanya Dandi khawatir. Namun Farel hanya diam dan masih menunduk, "Hei! Kau jelek sekali kalau merajuk begini," protes Dandi namun Farel masih diam.

CUP...

Dandi mengecup singkap pipi Farel, dan Farel langsung menoleh cepat ke sampingnya, "Ka-kau... barusan..."

"Aku tidak suka melihatmu sedih seperti tadi, kau senang kan?" Tanya Dandi.

KAMU HARUS MENYUKAIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang