02

7 1 0
                                    

"Kalian bisa kembali ke Asrama untuk membereskan barang-barang kalian" ucap pria paruh baya tadi menutup upacara pembukaan. Semua murid bergantian keluar dari aula.

"Cornelia, apa kau ingin minum teh denganku?"

Seorang pria muda dengan nada bicara sombong menghadang jalan Cornelia.

"Minum teh?" Cornelia menjawabnya dengan ekspresi binggung.

Apa dia temanku? Kenapa tiba- mengajak minum teh?

Pria muda tadi terlihat binggung dengan tanggapan yang diberikan Cornelia.

"Pergilah, George. Sampai kapan kau terus mengusik Cornelia" sahut pria muda yang duduk disamping Cornelia tadi.

Mengusik? Bukankah bangsawan biasa mengadakan pesta minum teh.

Cornelia terlihat binggung mencerna situasi. Ia menolehkan wajahnya, matanya bertemu dengan pria muda disampingnya. Berambut ikal berwarna coklat terang dengan mata berwarna hazel.

"Apa kau merasa terganggu Livien?" Balas George mengejek diikuti tawa kedua orang di belakangnya.

Sepertinya dia bukan temanku, dan Livien kan namanya? Dia berusaha membelaku dari orang yang tidak sopan ini, lagi pula mengejek nama orang lain bukankah hal yang kekanakan.

"Ayo, Cornelia. Akan menghabiskan waktu dan tenaga berhadapan dengannya" Olivia menggandeng lengannya dan membawanya pergi. Livien dengan sengaja menabrakkan bahunya pada George.

"Apa suasana hatimu sedang buruk? Raut wajahmu tidak terlihat baik dari tadi" Tanya Livien yang berjalan di sampingku.

"Suasana hati semua orang akan langsung memburuk jika berurusan dengan George" sahut Olivia.

Jadi nama orang itu George, apa dia semacam penindas.

"Bagaimana dia masih tetap gigih bahkan setelah kau menolak pertunangan denganya" lanjutnya. Cornelia membelalakan matanya saat mendenngar apa yang baru saja didengarnya.

Gila, apa di Academy ini tidak ada peraturan seperti larangan pertunangan atau lainnya. Tunggu, bahkan sekarang pun mereka semua tidak menggunakan seragam. Apa benar ini Academy yang kupikirkan? Tapi jika ini mimpi semua ini wajar wajar sajakan.

Dua pria muda menatap Cornelia saat mereka tidak sengaja berpapasan jalan di kolidor.

"Apa kau bertengakar dengan kakakmu?" Tanya Olivia setelah mereka berjalan semakin menjauh. Cornelia menolehkan wajahnya melihat kedua punggung pria muda itu menjauh.

Tunggu aku punya kakak? Diantara kedua orang itu kakak ku atau keduanya kakakku? Aku tidak mungkin bertanya seperti itu kan, itu akan terlihat aneh.

"Sekarang aku tau kenapa suasana hatimu buruk" gumam Livien.

"Sampai nanti saat makan siang!" Seru Olivia pada Livien yang dibalas lambaian tanganya. Kami berpisah karena Asrama perempuan dan laki-laki terpisah cukup jauh, Olivia terus bercerita sampai tersadar sudah berada di depan kamar Cornelia.

ReveuseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang