chapter 1"permulaan"

13 2 0
                                    

Tahun 2050, di Asteri

'Berita terkini, projek A.I friend telah resmi diedarkan ke seluruh dunia. Projek yang memakan waktu 8 tahun ini, menjadi kerjasama pertama, antara clover company dengan pemerintah dunia'.

'Dilansir dari news, proyek ini dibuat karena tingginya kasus bully di dunia, akibatnya remaja umur 13-18 tahun, mengalami depresi berat dan semakin banyak kasus bunuh diri'. - suara televisi

"Violet bisa tolong bangunkan adek - adekmu?, kalau tidak dibangunkan, mereka bisa terlambat ke sekolah" pinta ibu yang tengah sibuk dengan urusan dapur.

"Serahkan pada ku. Vanno, Vanni cepat bangun!"

Violetta littlelia, gadis yang tahun ini menginjak usia 16 tahun ini merupakan panutan bagi adek - adeknya.

"Hmmm...lima menit lagi" jawab serentak dari si kembar, mereka berdua adalah adik Violet, Stevanno dan Stevanni tahun ini berusia 12 tahun.

"Tidak boleh, cepat bangun! bisa - bisa kalian terlambat ke sekolah"

Vanno dan Vanni pun segera bergegas turun bersama dengan Violet menuju ruang makan.

Keluarga Violet sangat harmonis, orang tua Violet juga membebaskan anaknya untuk mengembangkan hobi masing - masing.

"Kalau begitu Violet berangkat ya bu" pamit gadis itu.

"Ingat hari ini harus pulang cepat jangan mampir ke tempat lain, karena kita akan merayakan tahun baru di kebun belakang" ucap ibu mengingatkan Violet.

Walau gadis itu tumbuh dengan keharmonisan keluarganya, tapi ada beberapa hal yang Violet sembunyikan dari orang tuanya.

Setibanya di sekolah Violet menarik nafas dalam - dalam dan melangkahkan kaki menuju kelas.

"Akhirnya pesuruh kesayangan kita datang juga" sahut salah seorang dari dalam kelas yang melihat kedatangan Violet.

"Lama banget sih datengnya, jangan - jangan mau pura - pura sakit lagi ya, seperti minggu lalu"

Satu kelas pun dipenuhi dengan suara tawa dan ejekan, setiap langkah yang Violet ambil saat memasuki kelas sungguh sangat berat baginya.

"Vivi aku bawa bekal spesial lagi hari ini, aku tahu kemarin kamu suka" Seorang siswi mendatangi Violet dengan membawa sebuah kotak bekal.

Siswi itu bernama Reyna, salah satu bawahan dari Keyra siswi yang pertama kali membully Violet.

Kotak bekal dengan motif polkadot, tidak seperti covernya yang keliatan cantik, isi dari kotak makan itu tidak layak lagi untuk dimakan manusia.

"Hari ini bubur basi, dengan campuran kaos kaki ayah ku, dan beberapa helai rambut nenekku"

Seluruh mata tertuju kepada Violet, setiap tatapan itu memiliki banyak arti, tetapi yang paling mendominasi adalah tatapan jijik.

Saat bubur basi itu sedikit lagi akan menyentuh bibir Violet, dengan sengaja salah satu siswa memasukan bangkai Kecoa kedalam bubur tersebut.

Ting...ting
Suara bel masuk terdengar, sebenarnya tidak ada yang akan berubah, Violet tetap harus makan bubur itu, tapi waktunya hanya diundur.

Jam pelajaran berlangsung, selama pelajaran Violet dibanyang - bayangin dengan memori masa lalunya, selama 1 tahun Violet sudah mengalami pembullyan, sebenarnya beberapa guru sudah mengetahuinya, namun mereka tutup mulut.

Padahal bisa dibilang Violet sendiri merupakan siswa berprestasi di sekolah, tapi memang sepertinya tidak ada yang berani menindak Keyra dan teman - temannya, karena ayah Keyra merupakan seorang donatur di sekolah ini.

Saat jam istirahat datang, Violet pikir saat itu dia akan dipaksa memakan buburnya, tapi ternyata gadis itu berhasil selamat untuk yang ke-2 kalinya.

"Apa yang terjadi di sini?!"

Semua orang menoleh, tatapan kaget ditunjukan Keyra, Ivander Arkatama kakak kelas yang merupakan pacar dari keyra.

"Kak Ivan ini salah paham, aku bisa jelasin" panik siswi tersebut.

"Aku kira kamu sudah berubah, ternyata selama ini kamu menipuku"

Pertengkaran hebat terjadi, beberapa kali mata si gadis menatap tajam kearah Violet seperti mengisyaratkan bahwa yang terjadi adalah kesalahan Violet.

~~~

Langit senja dengan gradasi warna oranye dan merah muda menjadi penentu hari ini berakhir, ya seperti itu yang Violet pikirkan sebelumnya, tapi perjalanan pulangnya tidak akan mudah kali ini.

Duk... Duk... Duk...
Punggung Violet bener - benar nyeri, berkali - kali balok kayu menghantam punggung gadis itu dengan cukup keras.

"Dasar J*l**g nyebelin, ini semua pasti karena lo, kak Ivan mutusin gue!"

Dengan aba - aba dari Keyra teman - temannya segera menahan tubuh Violet, kotak bekal disodorkan dan mulut gadis itu dipaksa untuk terbuka.

"Aku tidak kuat lagi!"

Violet pun menendang tubuh keyra dengan cukup keras, emosi dari gadis tersebut benar - benar memuncak sekarang.

Sebuah cutter dia keluarkan dari dalam tas dan segera menyayat - nyayat tipis pergelangan tangan Violet, tidak cukup sampai disitu beberapa kali wajah Violet ditampar dan rambutnya dijambak.

Violet menatap langit, kanvas hitam telah terbentang, cahaya rembulan tampak jelas terlihat di langit, "Maaf ibu, sepertinya hari ini aku akan terlambat".

Duar...
Suara kembang api mulai terdengar bersahutan, diiringi selingan suara trompet tahun baru, langit seharusnya terlihat indah saat ini, namun nampak suram dimata Violet.

Saat wajah Violet hendak disayat dengan cutter, seorang satpam tidak sengaja melihat kehadiran mereka.

"Siapa di sana?" Tanya satpam itu mencoba memastikan.

Dengan terburu - buru Keyra dan teman - temannya bergegas pergi dari tempat kejadian.

"Astaga, nak apa yang telah mereka lakukan kepada mu?, ayo bapak antar ke rumah sakit!" Ujar si satpam, dengan ekspresi kasihan, bukanya menjawab Violet malah teringat akan perintah ibunya untuk segera pulang.

Dengan sekuat tenaga Violet berlari keluar sekolah, beberapa kali gadis itu jatuh dan membuat lututnya mengeluarkan darah.

Kelason kendaraan, suara trompet, dan letusan kembang api.

"Sangat berisik!" Wajah Violet berkerut, dan nafasnya tidak teratur.

Sepanjang jalan semua mata menatap Violet, gadis itu benar - benar kacau, penuh luka lebam dan noda darah terlihat jelas dilengan bajunya yang berwarna putih.

Tok... tok... tok...
Ketukan pintu terdengar.

"Itu pasti kak Violet, aku akan memarahinya karena pulang terlambat" ucap Vanni.

Tapi saat pintu dibuka, semua terkejut, piring - piring yang digenggam ibu jatuh, dan pecahannya berserakan di lantai.

"Aku pulang" Violet tersenyum, dan setelah itu kehilangan kesadaran.

Kalau suka dengan cerita ini,
Vote and comment ya guys~

The A.I Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang