🌱Prolog

22 4 3
                                    

Senin pagi yang cerah, sudah menjadi jadwal wajib bagi seluruh sekolah untuk mengadakan upacara pagi. Menit demi menit telah berlalu para siswa setiap kelas berbaris di tengah lapangan yang kini tengah mendengarkan ceramah dari kepala sekolah.

Tentunya, 9 dari 10 siswa-siswi mengeluh, tapi diem-diem. Ya abisnya panas sih, bahkan ada yang hendak bolos diam-diam, sama hal nya dengan seorang gadis yang berada di barisan paling ujung, tengah mengamati suasana lapangan yang menurutnya aman untuk bolos ke uks.

"Kalo ada yang nyariin gua bilang ada di uks abis pingsan." ucap seorang gadis ber-name tag Khansa Arraya, atau mari kita panggil Raya.

Gadis itu kini keluar dari barisan dengan mahir, yah urusan bolos dalam upacara Raya jagonya. Tak peduli dengan seruan bisikan dari temannya untuk segera kembali ke barisan.

Toh Raya capek, mending rebahan di bangsal uks atau ngegibah bareng siswi yang sudah melarikan terlebih dahulu ke uks karna pingsan beneran di awal.

Ya meskipun tadi alesan dia mengikuti upacara sampai setengah itu karna lagi liat-liatan sama siswa kelas sebelah. Jangan heran, Raya itu agak playgirl tapi kalo menurut Raya sendiri, dia itu cuma friendly yang kebetulan temen gender cowoknya dimana-mana dan banyak.

Uks sudah tinggal beberapa meter lagi, ia dengan segera memperbesar langkahnya. Tepat sudah di depan pintu uks tangannya hendak memegang kenop pintu, namun pendengarannya menangkap sebuah suara gaduh dan saat mengintip banyak sekali siswi disana membuatnya urung untuk masuk ke uks.

"Kayak ada orang, lokit ah." monolognya setelah menatap kearah lain, kemudian berjalan lurus hingga sampai di depan perpustakaan, dilihatnya ada dua orang siswa yang masih menggendong tas di punggungnya.

Raya segera menghampirinya, "Oii, kalian ngapain disini?" ucapnya berada ditengah-tengah keduanya.

"Eh, nyasar mau ke kelas hehe." jawab salah satunya, membuat Raya melongo.

"Anak baru?" tanya Raya yang langsung diangguki.

"Wihhh siapa namanya? Kelas berapa? Udah taken? Kalo belom yah sayang banget masa ganteng gak taken." cerocos Raya seraya menyodorkan tangannya.

Siswa tadi hanya tersenyum canggung dan membalas menjabat lalu jawab, "Mahesa, kelas 11 ips 3 dan belom hehe makasih."

"Widihh adkell," kemudian Raya menoleh ke arah siswa lainnya, membuat gadis itu tercengang lantaran siswa yang satu ini sangat tampan!

"Eh, kalo lo?" tanyanya.

"Jagad, 12 ipa 2." ucapnya singkat.

Kini tangan Raya berpindah ke hadapan Jagad, "Kenalin gue Raya dan wow kita sekelas Jagad!" seru Raya, dan jabat tangannya dibalas singkat oleh cowok itu.

"Eh nama lo Jagad?" tanya Raya yang langsung kaget.

"Kenapa?" tanyanya.

"Lo Jagad dan gue Raya, kalo disatuin jadi Jagat Raya, aww berhubungan banget! Gue rasa kita berjodoh!" seru Raya cengir-cengir yang mulutnya licin banget, jadi mari maklumin mulai dari sekarang.

Belum sempat Jagad menanggapi, sebuah suara meneriaki nama sang gadis berambut hitam yang diikat satu itu.

"Khansa Arraya!" baik Raya atau kedua siswa tadi langsung menoleh dan mendapati Bu Dita di ujung lorong kooridor tengah berjalan menghampiri mereka.

"Aduh mampus gue, pasti ditagih nih denda." gumam Raya yang dapat didengar oleh Jagad juga Mahesa.

"Denda?" tanya Mahesa, refleks.

Raya ngangguk, "Beliau penjaga perpus, seminggu yang lalu gua ngilangin buku perpus udah pasti mau malakin gua tuh, haduhh mau kabur dulu." ucap Raya berancang-ancang hendak kabur.

"Arraya! Jangan kabur kamu!" teriak Bu Dita semakin mempercepat langkahnya.

Jagad yang masih agak aneh sama ucapan Raya beberapa saat tadi pun iseng menahan kerah baju Raya, lalu berucap, "Ini Bu! Saya pegangin!" seru Jagad, membuat Raya meronta.

"Jagad lepasin!!!!!"

"Harus gitu?"

"Lo kalo mau megang modus ke gua bilang dong! Gak gini caranya, kita sekelas ini nanti." ucap Raya, masih sempetnya dia berucap begitu.

"Dih," Jagad pun melepaskan tangannya dari kerah seragam Raya.

"GUA DULUAN YAA JAGAAD, KU TUNGGU DI KELAS PIW!" seru Raya seraya berlari memutar arah hingga dia bisa lolos dari Bu Dita.

"Cewek sinting." cemooh Jagad.

"Naksir lo tuh Gad." ledek Mahesa, membuat Jagad bergidik.

"Astaga Raya!! Haduh, ini kamu kenapa pake ngelepas si Raya sih?!" omel Bu Dita yang gak dijawab apa-apa sama keduanya.

"Loh? Tunggu? Kalian ngapain disini masih pake tas?! Bolos?!"

"Ehh enggak Bu! Kita murid baru, mau ke kelas tapi nyasar." jawab Mahesa.

"Kalian berdua ikut saya." tegas Bu Dita.

Membuat Mahesa dan Jagad mengekori Bu Dita.

Bersambung . . . .

Mahesa Wijaya as Jagad's young bro
Visual: Kang Minhee | ex-X1, Cravity

Mahesa Wijaya as Jagad's young broVisual: Kang Minhee | ex-X1, Cravity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JagadrayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang