Part 3

4.5K 322 42
                                    

***

Waktu kini hampir menunjukkan pukul dua belas malam, dan cuaca sedang tidak bersahabat malam ini karena hujan turun dengan begitu lebatnya sejak satu jam yang lalu.

Tampak Nana tengah memasang wajah gelisah, wanita itu terus mondar-mandir di ruang tengah seperti setrikaan sembari melihat ponsel yang ia pegang sejak tadi. Yah meskipun ia tahu, jika suaminya tak akan mungkin mengabari dirinya melalui telepon, namun Nana masih tetap setia berharap seperti orang bodoh.

Sejak berangkat ke rumah sakit pagi tadi, Malik sudah menunjukkan kondisi tubuh yang kurang sehat. Nana sudah membuatkannya jamu tapi Malik malah membuangnya, secara ia kan dokter lulusan Amerika, masak sakit minum jamu. Lha mau gimana lagi, Malik tidak enak badan tapi tidak mau minum obat, Nana kan jadi bingung, makanya ia membuatkan suaminya jamu, tapi naasnya Malik malah membuangnya begitu saja. Kesal dan gemas sendiri pokoknya berhadapan dengan dr. Malik itu. Tapi sayangnya Nana tidak pernah emosi sama sekali, atau lebih tepatnya belum menunjukkan emosinya pada Malik. Karena Nana sendiri merasa belum pantas untuk marah pada suami dokternya untuk saat ini.

"Ck, nomernya nggak aktif. Dia baik-baik aja nggak ya?" Nana kembali menghembuskan nafas berat, ia tahu Malik adalah dokter, pasti bisa menyembuhkan diri sendiri, tapi sayangnya Malik itu bandelnya setengah mati, disuruh makan aja susah seperti anak kecil kalau sudah fokus dengan pekerjaannya. Gaya hidupnya sungguh berantakan menurut Nana, dan Nana tidak bisa tinggal diam dan membiarkan itu semua begitu saja.

"Malik belum kasih kabar?" Tanya tuan Robert tiba-tiba.

"Ah ayah, belum yah. Nana khawatir, takut dia kenapa-kenapa di rumah sakit terus nggak ada yang nemenin. Tadi pagi mukanya udah pucet banget, tapi karena jadwal operasinya nggak bisa ditunda, jadi dia langsung pergi gitu aja." Jelas Nana.

"Ya sudah lebih baik kamu susulin dia ke rumah sakit, biar Jamal temenin kamu."

"Ayah serius? Terus ayah sendirian dong? Nanti siapa yang jaga ayah?"

"Kamu nih ngeremehin ayah. Ayah ini laki-laki, ngapain musti dijagain segala? Masih sehat gini, ayah nggak akan kenapa-kenapa meskipun kamu tinggal keluar. Lagian kan ada Surti sama Imah, Johan sama Jaya juga di rumah, ayah nggak sendirian." Ungkap tuan Robert pada Nana.

"Gitu, ya udah kalau gitu Nana pergi sekarang ya yah!" Pamit Nana.

"Iya, hati-hati ya! Kalau udah ketemu sama suami kamu cepat kabari ayah."

"Siap yah!"

***

"dr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dr. Malik!" Panggil salah satu wanita.

"Ya?" Langkah Malik pun langsung terhenti begitu saja karena panggilan wanita itu.

"Saya mau berterima kasih sama dokter." Wanita itupun tiba-tiba saja memeluk Malik membuat Malik merasa sangat terkejut.
"Dokter bener-bener penyelamat hidup papa saya, dokter adalah malaikat tanpa sayap, dokter adalah super Hero bagi saya, saya bener-bener berterimakasih karena dokter sudah menolong papa saya." Ungkap wanita bernama Dira tersebut dengan tangisan haru. Malik yang merasa tak tegapun akhirnya membiarkan Dira memeluk tubuhnya.

Husband DOCTOR (Pindah Ke Dreame/Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang