Movin' On You

1K 242 45
                                    

A few years ago...

Itu adalah sebuah hari yang dingin di penghujung musim gugur, angin dingin memenuhi kota dan jalanan. Beberapa orang memilih untuk tetap berada di dalam rumah, saat sebagian yang lain tetap beraktifitas di luar dengan pakaian tebal yang cukup hangat.

Ya, salah satu dari sekian orang itu adalah Lisa yang masih berstatus penyiar lapangan.

Dirinya masih terhitung staff baru, itulah kenapa ia kebagian tugas yang paling dihindari oleh penyiar lain. Membawakan berita di luar ruangan dalam cuaca seperti ini sangat mengerikan, kenapa? Karena penyiar di Korea Selatan tak hanya dituntut untuk menyampaikan berita yang aktual, namun juga harus menyuguhkan penampilan yang menarik.

Jadi meskipun suhu udara di kota sudah menjadi begitu dingin, Lisa masih dituntut untuk menggunakan pakaian kantor yang modis. Ia mengenakan kemeja, sebuah blazer sebagai luaran tanpa scarf untuk melindungi lehernya, dan lagi ia hanya mengenakan rok selutut dan stoking untuk melindungi kakinya. Jangan lupakan pantofel yang cukup berbahaya, karena lokasi mereka saat ini adalah konstruksi pembangunan lembaga sosial yang akan menampung anak-anak hingga lansia yang tak memiliki rumah tetap.

Hanya ada tiga orang staff termasuk Lisa, mereka meliput perkembangan pembangunan tempat itu. Disaat yang sama mereka menghampiri kepala proyek yang bertanggung jawab atas pembangunan tersebut. Kamera belum dinyalakan, karena mereka harus melalui beberapa tanah yang becek. Seungkwan terus mengeluh tentang para senior yang melimpahkan tugas ini pada junior seperti mereka, sedang Joshua sang kameramen hanya tersenyum angelic.

'Resiko pekerjaan' -kata Joshua bijak.

Joshua dan Seungkwan sih enak, tiba lebih dulu dan bahkan boleh menggunakan pakaian hangat. Sedangkan Lisa yang sudah cukup kesusahan jalan dengan pantofelnya saja harus ikut berjuang melawan udara dingin. Ketika tiba di lokasi kepala proyek, gadis itu berusaha tersenyum profesional meski kakinya nyaris membeku.

Pria itu tampak mengernyit saat mereka menghampiri, namun tetap menjawab pertanyaan dengan profesional. Ketika kamera dimatikan dan Seungkwan berseru 'cue', Lisa akhirnya dapat bernafas lega. Dan diluar dugaan, kepala proyek itu melepaskan long coat tebalnya sebelum menyampirkannya di bahu sang penyiar.

"Aku terkejut kakimu tidak membeku dengan pakaian seperti itu"

"Animnida Kim Taehyung-ssi, anda tidak perlu"

"Aku memaksa"

Padahal Lisa ingin melepaskan coat milik pria itu, namun tatapannya begitu tajam seakan tak menerima penolakan. Ia bahkan langsung mengajak ketiganya untuk ikut ke ruangannya, dengan dalih udara di luar ruangan terlalu dingin. Mereka dijamu dengan cokelat panas yang memanjakan lidah, jangan lupakan bakpao yang masih hangat.

Ya tentu, Lisa tidak akan pernah bisa melupakan kesan pertama yang ia dapatkan dari pertemuan pertama mereka. Kim Taehyung si pria tampan yang pekerja keras dan terlihat dingin, ia bahkan tak pernah menyangka akan terjatuh begitu dalam untuknya, tenggelam oleh pesona dan perasaan yang mengikat hati serta jiwanya.

Yang mereka tahu, segalanya mengalir begitu saja. Pertemuan kedua untuk mengembalikan mantelnya, bertukar nomor ponsel, dan pertemuan-pertemuan lainnya untuk sekedar nonton, menghabiskan segelas americano bersama, menyaksikan festival musim semi, atau bahkan menyaksikan konser musik.

Mulai menyadari perasaan lain yang timbul, kontak fisik yang menimbulkan gelenyar Indah dari tarian kupu-kupu yang menggelitik perut. Dan mereka berkencan begitu saja, terjatuh untuk satu sama lain. Menghabiskan waktu bersama, mendapati dirinya terbangun dalam pelukan pria yang dicintainya.

Sepasang amethyst seorang gadis terbuka, tak ada kilauan cahaya, atau pergerakan samar untuk membiasakan diri. Karena hanya ada kegelapan disana, tak ada apapun, karena Lisa tahu hanya ada dirinya dan kesendirian. Maniknya bergulir, menatap jam di atas nakas. Lisa menghela nafas, hari baru lainnya telah dimulai.

Ia bangkit dan membereskan kasurnya, berusaha beraktifitas dengan normal meski ia sadar sesuatu telah menghilang disana. Bahkan ketika ia berdiri di depan wastafel dan menggosok giginya, gerakan tangan sang gadis terhenti tatkala amethyst nya menangkap satu sikat gigi lain berwarna ungu disana. Tanpa sadar setetes liquid bening menyusuri pipi bulatnya, tangannya gemetar. Ia memukul wastafel, wajahnya tertunduk dalam.

Ketika Lisa mendongak, hanya ada kehancuran yang terpantul pada cermin dihadapannya. Tatapan pilu dengan bibir gemetar dan manik memerah, sampai kapan Lisa akan hidup seperti ini?

Kenapa rasanya sangat sulit, untuk berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja?

Bolehkah Lisa berharap jika ini hanyalah sebuah mimpi buruk?

Mimpi buruk berkepanjangan yang berubah menjadi kenyataan yang mengerikan, Kim Taehyung telah pergi dari hidupnya.

Dan Lisa hancur.

Dunia terus berputar, waktu terus berjalan. Hari baru telah datang dan pergi, namun waktu Lisa telah berhenti pada hari kematian Taehyung.

Ketika pria itu pergi untuk selamanya, hatinya ikut mati untuk sang kekasih.

Semua orang beranjak, dunia berubah dan waktu terus mengalir.

Hanya dirinya lah yang tetap berjalan di tempat, berdiri di atas bumi yang sama, membekukan waktu dan hatinya tanpa setitik celah.

Lisa ingin menyerah, hidup seperti ini, rasanya terlalu berat.

Ia tidak bisa melanjutkannya.



When we first met
(Saat pertama kita jumpa)

I never thought that I would fall
(Tak pernah kukira aku akan jatuh cinta)

I never thought that I'd find myself lyin' in your arms
(Tak pernah kukira kan kudapati diriku bersandar dalam pelukanmu)

And I wanna pretend that it's not true oh baby that you're gone
(Dan aku ingin pura-pura semua itu tak nyata kasih bahwa kau telah pergi)

Cause my world keeps turnin' and turnin' and turnin' and I'm not movin' on
(Karena duniaku terus berputar dan aku tak bisa melanjutkan hidup)



To be continued




The next chapter would be the last chapter 😊

Thanks for welcoming my story~

©lucid

♪ I'll Never Love Again [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang