Bright terbangun dengan terengah. Wajahnya terlihat sedikit pucat dengan titik-titik air yang membasahi dahinya.
"Ma...." panggilnya pelan.
"Maa...." panggilnya lagi dengan lebih lantang.
Tak ada satupun sahutan terdengar.
Perlahan Bright membangunkan dirinya untuk duduk. Dilihatnya sekeliling ruangan itu, namun tidak ada orang lain selain dirinya.
"Arggghh..." dia meremat rambutnya dengan kuat. Perlahan ingatan tentang kemarin muncul dalam kepalanya.
Dia ingat langkahnya yang menyusuri jalan setapak demi setapak menuju satu buah bangunan. Saat itu, dia mengikuti seseorang yang ternyata itu adalah bayangan dirinya sendiri bersama Ibunya. Rasa rindunya telah menciptakan bayangan kebahagiaan yang dulu pernah dia dapatkan. Semakin dia masuk, semakin dia tidak ingin berhenti. Bertemu dengan sosok Ibunya membuatnya bahagia.
Tapi bagaimanapun dia menyangkalnya itu tetaplah sebuah mimpi yang akan hilang setelah tidur semalam.
👻👻👻
"Jangan diambil dasar beruang...."
"Ini milikku, uueekkk......"
"Kembalikan!"
"Tidak mau..."
"Kembalikan!"
Lamat-lamat Bright mendengar kegaduhan dari luar. Dia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu setelah menghabiskan beberapa waktu untuk menata kembali pikiran dan perasaannya.
Ketika pintu dibuka, terik matahari menyapanya lebih dulu sehingga ia harus sedikit menutupi sebagian wajahnya.
"Bright..." terdengar seseorang memanggilnya.
"Kau Bright kan?"
"...."
Bright berkedip beberapa kali untuk menyusaikan teriknya matahari yang langsung masuk ke dalam retinanya. "Paman Oh?" tebaknya saat sosok di depannya terlihat lebih jelas.
"Iyaa ini Paman..."
Walau tidak begitu mengenalnya, Bright tahu bahwa pria paruh baya itu adalah salah satu teman Ibunya.
"Sudah lama sekali kau tidak pernah datang berkunjung"
"Ahhh, iyaa sudah lama"
"K..kau, apa kau baru saja keluar dari ruangan Kannika?" Paman Oh nampak terkejut ketika baru menyadari bahwa Bright tengah berdiri di depan ruang mantan direkturnya itu.
"Maaf Paman karena aku lancang untuk masuk" Bright mengatupkan kedua tangannya.
"Tidak, kenapa harus meminta maaf? Ayo mampir keruangan Paman" ajak Paman Oh.
"Ayolah kau tidak boleh menolaknya..." ajak pria paruh baya itu lagi karena Bright hanya berdiri dengan kikuk ditempatnya.
"Kembalikannn.....!!!"
"Tidak mau,, uueeeekkkk"
Dua orang anak yang Bright dengar suaranya tadi terlihat saling mengejar di sekitar taman di dekatnya. Mereka terus saling mengejar walaupun wajah mereka nampak kelelahan.
"Kalian jangan mulai lagi," teriak Paman Oh.
"Itu karena Phuu..." ucap salah satu anak dengan kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me
FanfictionSuara imut dan manja mampu merobohkan dinding castle yang sunyi. 🙇♀️semoga suka ⚠️BrightWin