Nap Of A Star

729 38 5
                                    

Song inspiration :
TXT-Nap Of A Star
.
.
.
.
.
Happy Reading ^_^

.
.
.
.
.

Yeonjun tak bisa tidur, ia beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju balkon.

Memandangi bintang-bintang yang bersinar terang di tengah langit malam yang gelap.

Ini merupakan kebiasaannya dengan mantan pacarnya, Soobin, ketika tak bisa tidur. Seketika air matanya menetes saat mengingat hari terakhir mereka bersama.

+×+

Flashback on.

"Kak, aku tak bisa tidur, tolong bawa aku ke balkon", ucap Soobin dengan lesunya.

Yeonjun yang duduk di samping kasur Soobin, langsung mengambilkan kursi roda dan memindahkan Soobin dengan perlahan.

Setibanya di balkon, lesu Soobin langsung hilang.

Mata Soobin berbinar-binar begitu ia melihat ke langit, betapa indahnya bintang-bintang itu.

Yeonjun yang melihat itu hanya tersenyum, ia berlutut di depan Soobin dan mengelus kepalanya yang sekarang sudah tak berambut lagi.

"Kamu senang Soobin?"

"Tentu saja, terima kasih kak, kapan lagi aku bisa melihat indahnya malam seperti ini."

"Kamu bisa melihatnya setiap hari Soobin, aku akan membawamu kesini setiap malam."

"Tidak perlu repot-repot kak, bisa saja ini hari terakhirku hidup."

Yeonjun mengernyitkan dahi tak suka saat mendengar ucapan Soobin, ia beralih memegang tangan Soobin dan mengelusnya pelan.

"Jangan begitu, percaya pada kakak, kamu pasti akan sembuh. Kita semua akan berjuang untuk kesembuhanmu, kamu hanya perlu bertahan sedikit lagi, oke?"

Soobin tak menjawab perkataan Yeonjun, entah kenapa rasanya ia malas untuk bertahan dan berjuang melawan sakitnya.

Rasanya sia-sia. Sudah dua tahun ini ia berjuang melawan sakit kerasnya, kanker otak, yang sekarang sudah stadium 4.

Rasanya mustahil kalau ia bisa sembuh, semua orang juga tau kalau penyakit kanker tak ada obatnya.

Satu-satunya cara pengobatan, hanya melakukan kemoterapi. Pengobatan ini bahkan tidak membuat Soobin lebih baik.

Soobin malah harus mual, muntah, dan tak nafsu makan setiap kali selesai kemoterapi.

Ditambah lagi, rambutnya yang rontok terus menerus dan terpaksa harus dicukur.

Sekarang suasana menjadi canggung, Yeonjun menghela napasnya. Membahas penyakit Soobin memang bukanlah topik yang baik. Hal itu malah membuat Soobin semakin down.

Kemudian, terdengar ringisan Soobin yang memegangi kepalanya.

Yeonjun panik, ia langsung berdiri dan berniat memanggil dokter. Namun, tangannya ditahan oleh Soobin.

"Kk-kak, temani a-aku saja disssini".

Yeonjun menurut, ia kembali pada posisinya.

Soobin yang merasa lebih baik langsung melanjutkan perkataannya.

"Kak Yeonjun, berjanjilah padaku kalau kakak akan selalu hidup dengan baik."

Soobin menyodorkan jari kelingkingnya pada Yeonjun, berniat membuat janji, yang akhirnya dibalas dengan jari Yeonjun.

"Ya, aku berjanji."

Keduanya tertawa bersama, mengingat tingkah mereka yang seperti anak kecil.

Jari telunjuk Soobin menunjuk bintang diatas langit, dan netra Yeonjun yang mengikuti arah telunjuk Soobin.

Oneshot - YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang