Devil By The Window

64 6 65
                                    

Song Inspiration : TXT-Devil By The Window
.
.
.
.
.
Happy Reading ^_^
.
.
.
.
.

Soobin adalah seorang pemuda yang pendiam dan introvert, terperangkap dalam rutinitas harian yang monoton. Pagi sampai sore akan ia habiskan untuk bersekolah, dan sore ke malam akan ia habiskan untuk bekerja paruh waktu.

Sesekali Soobin ingin mengeksplor dunia luar seperti hal yang dilakukan anak remaja lain seusianya, tapi sayang sekali keadaan ekonomi keluarga menekannya seperti ini.

Terkadang ia berandai sepulang sekolah pergi ke tempat-tempat menarik yang lagi hits di kalangan anak muda. Namun nyatanya ia merasa terasing dan tidak bisa menemukan tempat baginya di dunia ini.

Setiap hari di sekolah, ia berusaha menyembunyikan perasaannya yang dalam, mengamati dari sudut kelas bagaimana teman-teman sekelasnya itu berinteraksi dan bercanda tawa.

Pada kenyataannya, hal yang Soobin lakukan adalah mengerjakan langsung tugas-tugasnya karena begitu sekolah usai, ia tidak ada waktu lagi dan perlu bergegas kerja. Diam-diam, Soobin merindukan masa kecilnya yang bebas dan hal yang ia tahu hanyalah bermain dan mengeksplor dunia.

+×+

Soobin berjalan lunglai menyusuri jalan menuju apartmennya. Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, dan tubuhnya terasa berat setelah shift panjang di pekerjaan paruh waktunya. Langkah-langkahnya semakin lambat, dan rasa kantuk menyerbu matanya. Bayangan tempat tidur yang nyaman sudah memenuhi pikirannya sejak beberapa jam yang lalu.

Setelah akhirnya sampai di kamar, Soobin langsung menjatuhkan diri diatas kasur tanpa melepas seragamnya. Ia menarik selimut dan membenamkan wajahnya di bantal, berharap bisa segera tidur dan melupakan rasa lelahnya.

Tak lama setelah memejamkan mata, Soobin mulai merasakan diri yang hanyut dalam mimpi. Dalam mimpi, ia terbangun di kamarnya namun dengan nuansa atmosfer yang berbeda. Suasana malam terasa begitu hening, sinar bulan merah menerobos masuk melalui jendela, memberikan cahaya yang aneh dan memikat.

Di jendela, dapat Soobin lihat berdirinya lelaki dengan paras yang karismatik dan misterius. Badannya begitu tinggi dan ramping dengan pakaian hitam lekat dengan tubuh membuat siapa saja dapat terpesona.

Soobin tersadar bahwa ini hanyalah mimpi. Ia menggerakkan tubuhnya berharap segera bangun namun tubuhnya terasa kaku hingga sosok itu mendekat.

Kilatan seperti magis menggetari dinding dan jendela kamarnya. Tak lama jendela terbuka dan hawa dingin yang masuk membuat bulu kuduk Soobin meremang.

Sosok itu duduk di sisi kasur Soobin, siluetnya tampak kontras dengan kegelapan malam yang mengelilingi mereka. Dengan mata yang tajam dan bersinar, Yeonjun mengamati Soobin dari kepala hingga ujung kaki, seolah mencoba memahami setiap detail dari pemuda yang berbaring ketakutan di depannya.

Soobin merasa bergetar, matanya tak bisa lepas dari tatapan misterius yang mengarah padanya. Rasa takutnya perlahan-lahan tergerus oleh aura tenang yang dipancarkan Yeonjun. Ketika tangan Yeonjun meraih pipi Soobin dan mengelusnya dengan lembut, sensasi hangat merambat melalui tubuh Soobin, membuat jantungnya berdegup kencang.

"Jangan takut," Yeonjun berkata, suaranya dalam dan menggoda, seolah bisa meredakan semua keraguan yang mengganggu pikiran Soobin. "Namaku Yeonjun. Aku di sini bukan untuk melukaimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshot - YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang