chapter 10 :「 Back 」

553 107 0
                                    

~oOo~

Tak terasa sudah hampir dua minggu Riki berada di Jepang, hari harinya yang tak begitu menyenangkan ia lalui dengan senyuman di setiap kejadiannya. Kini Riki dan seluruh keluarganya tengah berkumpul di ruang tengah, beberapa kerabat Riki lainnya juga datang.

“Bagaimana jika kita ambil foto bersama untuk kenangan.” Ujar paman Riki.

“Ide bagus, biar Riki yang memotret kita.” Balas mama Riki.

Riki yang mendengar itu pun segera mengambil cameranya dan menyalakannya, selain ahli dalam tari Riki juga sangat ahli dalam hal fotografi, tak heran jika kebanyakan gambar yang ia ambil selalu menampakkan hasil yang memuaskan.

Mereka mulai mengambil posisi dan berpose, Riki pun segera mengambil beberapa gambar dengan camera ditangannya. Tak terdapat Riki dalam foto tersebut, namun baginya ada atau tidak ada dirinya dalam gambar tersebut jika itu hasil jepretannya tetap akan terasa menyenangkan, hanya itu cara agar atensi seluruh keluarganya mengarah pada dirinya.

“Sedikit lagi, satu...dua...tiga...” Ucap Riki memberikan aba-aba pada keluarganya.
Setelah dirasa sudah cukup Riki pun melihat hasil tangkapan gambarnya tersebut, senyuman tipis terukir di bibirnya, sungguh damai rasanya ketika melihat keluarganya seperti ini.

“Wahh bagus banget.” Puji bibi Riki.

“Terimakasih bi.” Balas Riki sembari tersenyum hangat.

Kiki yang melihat Riki mendapat pujian tersebut hanya dapat menatap sinis kearah Riki, cemburu? Sudah pasti.

Kini Riki berjalan menuju ke kamarnya dengan senyuman hangatnya yang sejak tadi selalu terukir. Saat Riki hendak membuka pintu kamarnya tiba-tiba seseorang menahannya.

"Jangan berfikir pujian yang bibi kasih tadi itu pertanda kebebasan buat hidup lo." Ucap Kiki sembari menatap Riki dengan seringai iblisnya.

Riki pun membalikkan badannya dan beralih menatap Kiki. "Kenapa sih Ki kamu benci banget sama aku? Apa salahku?" Tanya Riki.

"Banyak." Ucap Kiki lalu beranjak pergi dari hadapan Riki.

"Ki.." Lirih Riki sembari mencoba mencerna perkataan Kiki.

~oOo~

Sunoo's Pov

15.00 KST
Kini Sunoo tengah berjalan-jalan Gwanggyo Lake Park, seperti taman kota di daerah Suwon tempat kelahirannya.

"Seger banget udara disini, ngga terasa bentar lagi udh mau selesai aja liburan, yaa meskipun masih seminggu lagi sih." Gumam Sunoo sembari menendang nendang batu krikil yang berada di sepanjang jalan.

"Kak sun." Sapa seorang wanita dari kejauhan, rambut yang terurai poni yang menutup dahi gadis itu nampak membuatnya terlihat manis.

"Eh?? Jayoon?" Ucap Sunoo sembari melihat gadis itu yang mendekat ke arahnya.

"Ini yang kemarin Kakak suruh." Sim Jayoon, atau lebih dikenal dengan Yoon, gadis itu menyodorkan sebuah kertas kepada Sunoo.

"Oh, oke thank u udh bantu aku." Balas Sunoo sembari menerima kertas tersebut dengan diiringi senyuman manis.

"Iya kak sama-sama, yaudah Yoon duluan ya, ditunggu J soalnya di sana." Ucap Yoon lalu beranjak pergi dari sana.

"Iya, hati-hati kamu." Balas Sunoo sembari melambaikan tangan kearah Yoon.

Gadis itu mulai menghilang dari pandangan Sunoo, ia mulai membaca kertas yang berisikan sebuah tulisan.

"Maksudnya?" Sunoo tampak berfikir keras dengan kalimat yang ada di kertas tersebut, mencoba-coba memahami tiap katanya. Jake, ia tak akan pernah salah dalam mengartikan sebuah kalimat, namun kata ini terlalu rumit buat Sunoo pahami.

"Tauah, pikirin nanti aja ntar dipikirin disini dikira orang gila lagi." Gumam Sunoo sembari beranjak pergi dari tempat tersebut.

Kini Sunoo tengah berada dalam perjalanan menuju rumahnya, hingga matanya tak sengaja menangkap sesosok pria yang terlihat tak asing baginya.

"Loh, itu bukannya Riki?" Gumam Sunoo sembari memperhatikan pria yang berada di cafe dekat blok rumahnya tersebut. "Ngga pasti salah liat, tapi itu beneran Riki, dahlah samperin aja dari pada repot." Sambung Sunoo lalu beranjak pergi menemui pria tersebut.

"Rikii." Panggil Sunoo ragu namun pasti sembari mendekati pria tersebut.

"Eh, Hyung?" Pria muda itu pun menoleh ke arah Sunoo.

"Beneran Riki? Lah kok cepet banget baliknya?" Kini Sunoo tengah duduk di samping Riki. "Trus kenapa ngga langsung ke dorm?" Lanjut Sunoo.

"Pengen kerumah Hyung tapi ngga tau dimana, mau telfon tapi kontak Riki ngga ada semua." Ucap Riki.

"Loh emang kamu ganti no?" Tanya Sunoo lagi.

"Iya Hyung, tapi sebenernya tambah no sama tambah hp juga sih, satunya khusus buat Riki nge-game." Balas Riki sembari meminum jus buah yang ia pesan tadi.

"Ohh jadi gitu, yaudah ayo kerumah Hyung." Ucap Sunoo lalu menarik Riki untuk mengikutinya.

Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan diantara mereka, jujur Sunoo agak bingung dengan sikap Riki, tak biasanya ia menjadi sedikit pendiam seperti ini, biasanya jika berjalan bersama Sunoo ia akan selalu mengusiknya.

"Rik." Panggil Sunoo sembari melirik Riki sekilas.

"Ha?" Jawab Riki tanpa menoleh.

Oke ini bukan agak lagi, Sunoo benar-benar bingung sekarang, ada apa dengan maknae kesayangannya ini? Jika dipanggil Riki setidaknya akan menjawab "Ada apa Hyung?" atau "Iya Hyung?"

"K-kamu kenapa Ki?" Tanya Sunoo ragu.

"Hah? Kenapa apanya Hyung?" Kini Riki menoleh kearah Sunoo.

"Kamu agak aneh dari biasanya." Balas Sunoo.

"Eum... sebenernya aku kurang mood aja hari ini Hyung, jadi ngga bisa fokus." Jawab Riki.

Sunoo pun mengangguk paham, jika maknaenya sudah seperti ini maka tidak bisa di ganggu lagi.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Riki & Kenangan AbadinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang