10# Chapter Ten

352 42 0
                                    

• • •

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke pekarangan rumah Soonyoung. Minghao langsung turun dari motor. Saat hendak membuka pintu, pintu tersebut suda lebih dulu dibuka Chan.

"Eh, Chan? Mau kemana? Cepet bener perginya," tanya Minghao.

"Mau balik ke kafe, Hyung."

Minghao tampak berpikir sebentar, kemudian ia menjentikkan jari nya.

"Oh iya, lu tadi di kafe kan? Kok bisa lebih luan nyampe sini?" tanya Minghao.

"Abis gue nganter pesanan Hyung tadi gue langsung berangkat ke rumah Soonyoung hyung. Sebelum nya gue udah izin ke bos."

Minghao mengangguk kemudian memegang bahu Chan.

"Semangat kerjanya, Chan. Kalo butuh apa-apa bilang aja sama gue gausah malu-malu. Sering-sering minum air putih, jangan skip makan. Biar lo sehat terus, oke?"

Chan tersenyum, hati nya menghangat mendengar Minghao yang tampak peduli pada nya.

Chan mengangguk kemudian pamit pada Minghao dan Jun yang sedari tadi mendengarkan dari belakang Minghao.

Saat memasuki rumah Soonyoung, yang pertama kali mereka lihat adalah Seungkwan yang meminta Hansol bernyanyi.

"Hansoll, ayo nyanyi satu laguuu aja. Pleaseeee," rengek Seungkwan.

Hansol tampak sedikit kebingungan bagaimana merespon permintaan Seungkwan. Minghao yang tampak seperti mengerti pikiran Hansol pun membuka suara.

"Kwan, pulang yuk."

Seungkwan memajukan bibir nya beberapa senti. Sementara Hansol dapat bernafas lega, berkat Minghao ia tak perlu susah-susah memikirkan kata-kata untuk menolak permintaan Seungkwan. Hansol mengusap punggung Seungkwan seperti berusaha menenangkannya.

"Gapapa, Kwan. Lain waktu aku bakal nyanyi deh buat kamu," ucap Hansol, dengan sendirinya. Ia yang baru sadar baru mengatakan sesuatu langsung membukam mulutnya. Sementara Seungkwan tersenyum senang.

"Beneran!? Hansol janji dulu ama Kwan!" ia menyodorkan jari kelingking nya pada Hansol. Melihat wajah Seungkwan yang sangat antusias itu membuat Hansol tak tega untuk menolaknya. Akhirnya Hansol pun menautkan jari kelingking nya dengan jari Seungkwan. Wajah Seungkwan tampak semakin bahagia, Hansol pun turut bahagia walaupun ia harus bernyanyi untuk Seungkwan suatu hari nanti.

Semua nya tertawa melihat interaksi antara Hansol dengan Seungkwan yang terlihat sangat lucu. Terlebih melihat Hansol yang mau saja menuruti permintaan Seungkwan padahal ia sendiri ingin menolaknya. Ia lebih terlihat seperti sedang dalam mode bucin pada pacar nya. Padahal Seungkwan terbilang orang yang baru saja mereka kenal. Hansol sendiri sebenarnya bukan lah tipe orang yang mudah bergaul dengan orang baru. Tapi entah kenapa ia terlihat berbeda ketika baru bertemu dengan Seungkwan. Bahkan mereka menggunakan kata 'Aku-Kamu' atau nama mereka sendiri untuk memanggil satu sama lain. Mereka lebih terlihat seperti orang yang sedang berpacaran daripada orang yang baru mengenal satu sama lain.

"Yaudah, sana pulang. Kalau udah sampai rumah kabarin, oke?"

Seungkwan mengangguk semangat dengan senyum yang sangat cerah, membuat pipi nya tampak semakin chubby. Hansol tertawa gemas sambil mengepalkan tangan nya, menahan gemas agar tangan nya tak mencubit pipi chubby tersebut. Tawa mereka semua semakin pecah melihat nya.

Minghao berhenti tertawa kemudian menatap Jun. Jun yang merasa ditatap pun menoleh pada Minghao.

Minghao tersenyum, "Ge, gue pulang dulu ya," pamit nya.

Jun balas tersenyum, "Iya, hati-hati dijalan ya," ucap nya. Dibalas anggukan oleh Minghao.

"Lo berdua aneh banget dah. Kadang pake lo-gue, kadang pake aku-kamu lah," ucap Soonyoung pada Jun dan Minghao.

"Yaa terserah kita dong, siapa lo ngatur-ngatur?" ucap Jun sambil berkacak pinggang.

"Siapa gue? Ya masa depan nya Jiun lah. Ya kan, Jagiya?" tanya nya pada Jihoon. Jihoon mendengus.

"Kok bisa sih lo jadi pacar gue?" tanya Jihoon sambil menggeleng-gelengkan kepala nya.

"Bukan nya karena kamu nerima aku?" tanya Soonyoung balik.

Jihoon dengan kesal langsung memukul Soonyoung dengan sebuah bantal. Wajah nya sudah memerah karena malu, tapi ia berusaha menyembunyikannya dengan berpura-pura kesal pada Soonyoung. Sontak semua nya kembali tertawa.

"Hadeuh, emang ada aja kelakuan orang pacaran. Yaudah deh Kwan sama Hao balik dulu ya, semua nya. Jangan segan-segan kalau mau hubungi Kwan. Bakal Kwan terima dengan sepenuh hati kok. Dadah semua nyaa!"

Semua nya melambaikan tangan mereka pada Seungkwan dan Minghao. Mereka berdua pun pergi dan menjalankan mobil mereka membelah jalan raya kota Seoul yang padat.

"Gimana tadi nge-date nya?" tanya Seungkwan dengan nada menggoda.

"Mata lo nge-date. Kita cuma nyari makanan aja tadi di restoran."

"Nge-date lah itu nama nya. Berdua doang," Seungkwan tertawa.

"Terserah, oh iya. Congrats buat yang baru dapet gebetan, JIAKHH!" goda Minghao.

"Ih, siapa yang dapet gebetan?" tanya Seungkwan.

"Ya lo lah anjrit, gausah pura-pura bego dah. Gue cenayang jadi gue tau," ucap Minghao dengan bangga nya.

"Ga sadar diri. Lo juga punya gebetan tuh, si Jun hyung. Gue doain lo jadian sama Jun hyung!"

"Gue doain juga lo jadian sama Hansol!"

Mereka berdua tertawa bersama. Hingga akhirnya kedua nya tiba di apartemen tempat Minghao tinggal. Mereka pun berpisah setelah itu.

Minghao memasuki unit apartemen miliknya kemudian menguncinya. Ia berlari-lari menuju dapur dan membuka salah satu lemari disana. Ia mengambil sebuah kotak obat dan obat tablet yang seperti nya ia cari-cari sejak tadi. Ia pun langsung memakan obat tersebut. Ia menarik nafas kemudian membuangnya secara perlahan. Hingga akhirnya merasa mulai tenang, tubuh nya perlahan merosot lemah.

"Hampir aja tadi," gumam nya entah berbicara dengan siapa.

"Panic attack sialan! Nyusahin mulu anjing!" gumam nya kesal.

Minghao meremas kuat dada nya. Nafas nya berburu lebih cepat dengan keringat yang semakin banyak mengucur.

"Kok perasaan gue ga enak?"

.

.

.

To Be Continued..


Makin ga jelas aja ni cerita😤

Side By Side | JunHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang