Pulang sekolah, Aira di bawa ke rumah gadis tomboy itu. Katanya dirinya ingin mengenalkan Aira kepada teman-temannya terlebih kini status mereka sudah bukan lagi teman, tetapi sudah berganti menjadi pasangan atau bahasa gaulnya itu pacaran.
Sampai di kediaman gadis tomboy itu, Aira langsung di bawa ke kamar karena orang tua gadis tomboy itu sedang tidak ada di rumah.
"Kamu tunggu dulu disini ya, aku mau ganti baju."
Aira mengangguk untuk menanggapinya, tetapi ia langsung menutup mata menggunakan telapak tangan ketika Raya yang tiba-tiba membuka baju di hadapannya.
"Ish kenapa disini ganti bajunya Raya?"
Lantas Raya terkekeh. "Emang kenapa?" goda gadis tomboy itu. "Kita kan udah pacaran Aira, kita juga sama-sama cewek. Jadi, gak ada larangannya juga 'kan?"
Lalu Aira membuka telapak tangannya sedikit demi sedikit, Raya yang gemas melihatnya pun lantas membantu membukanya.
"Gapapa, ayo cepet buka." titahnya, detik berikutnya mata mereka bertemu. Raya yang sedari tersenyum pun kini senyuman itu kian memudar, matanya jatuh pada bibir gadisnya yang terlihat begitu pink dan menggoda.
Raya meneguk liurnya dalam lalu kembali menatap mata gadisnya, Aira mengangkat satu alisnya tak mengerti dengan tatapan pacar barunya itu.
Tanpa bersuara Raya mendekatkan wajah seraya memejamkan mata, Aira yang mengerti pun menjauhkan wajahnya ke belakang.
"Raya."
Gadis tomboy itu langsung membuka matanya kemudian kembali berdiri tegap.
"Kamu tadi mau ngapain?" tanya Aira walau dirinya tahu Raya ingin menciumnya.
"Nggak hehe," jawabnya canggung. "Yaudah aku ke toilet dulu ya, mau ganti bajunya disana aja." putusnya lalu melangkah masuk ke toilet seraya membawa baju ganti.
Aira menatap pintu toilet yang baru saja Raya tempati, ia memegang dadanya merasa jantungnya yang kini memompa cepat. Entah kenapa Aira baru merasakan hal semacam ini hanya dengan gadis tomboy itu yang kini telah menjadi kekasihnya.
"Tadi kenapa gue nolak ya?" gerutu Aira pada akhirnya lalu memejamkan mata sesaat meruntuki perbuatannya barusan. "Harusnya kan gue tuh diem aja supaya yang tadi kejadian." sesalnya di akhir.
Ternyata penyesalan memang selalu datang di akhir kejadian.
***
"Ini namanya Nabil," jelas Raya sambil menunjuk temannya yang berambut sebahu. "Kalau yang ini Wafi." sambungnya menunjuk temannya yang berdiri di sebelah Nabil dengan rambut cepak.
"Hai, gue Aira." saat Aira ingin mengulurkan tangannya tiba-tiba Nabil dan Wafi berebut ingin bersalaman duluan dengan Aira.
"Gue duluan setan!"
"Gak bisa gitu dong! Dimana-mana gue duluan, apa-apa juga yang muda ngalah sama yang tua!" sewot Wafi yang terus cekcok dengan Nabil.
"Apaan anjir kayak gitu, ada juga kebalik! Harusnya yang tua ngalah sama yang muda!"
Aira lantas ditarik untuk mendekati kekasihnya. "Eh, udah-udah anjing, ribut mulu kerjaan lo berdua, heran gue sumpah." kesal Raya merelai perdebatan kecil diantara kedua temannya itu.
Nabil memanyunkan bibirnya. "Tau tuh si Wifi!"
"Eh dugong, nama gue Wafi!" sewot gadis tomboy itu tak terima.
"Nyenyenye." ledek Nabil.
Aira terkekeh melihat perdebatan diantara dua temannya Raya, menurutnya Nabil dan Wafi itu sangat lucu walau tengah bertengkar sekalipun. Bahasa mereka memang terdengar kasar tetapi tak apa, Aira tetap menyukai circle pertemanan kekasihnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity [GxG]
ChickLitLgbt content. Apakah kamu yakin dalam persahabatan dua orang tidak ada salah satu dari mereka yang menyukai sahabatnya? Dalam persahabatan yang terjalin oleh dua orang pasti salah satu diantaranya ada yang memiliki perasaan lebih, dan hal itu sering...