meeting

45 1 0
                                    

Memasuki salah satu diskotik langganannya, Hera berjalan menuju lantai dansa untuk mencari seseorang.

Setelah mencari selama 5 menit, Hera masih belum melihat keberadaan orang yang dicarinya. Tak jarang, bokong sintalnya digoda oleh tangan-tangan nakal yang berakhir lecet atau bahkan robek karena silet yang dibawa Hera.

Karena lelah mencari dan tak ingin menghabiskan waktu di lantai dansa Hera memutuskan untuk kembali keluar untuk menelepon orang itu.

Saat hendak menuju pintu keluar, Hera melihat seseorang yang ia kenal sedang berciuman panas di sudut pintu keluar dengan seorang pria bertubuh tambun dan dapat dipastikan sudah memiliki anak karena pria tersebut adalah orang yang cukup ternama di masyarakat.

"Malamnya jadi jalang ya? Cih, gadis menjijikan." Hera tersenyum dan mengangkat ponselnya untuk memotret dan mengambil video panas tersebut selama beberapa puluh detik.

Cahaya yang berwarna-warni membuat dua sejoli yang sedang beradu air liur itu tak sadar bahwa ada yang memergoki mereka. Setelah adegan itu selesai, mereka menyingkir ke parkiran dan masuk ke salah satu mobil yang diparkir, Hera memutuskan untuk mengikuti mereka dan mengambil bukti lainnya karena ia mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hera berdiri di seberang mobil yang terparkir bersebelahan dengan mobil dua orang itu, pintu mobilnya tak sempat ditutup karena mereka lebih dulu bersih dari sehelai kain dan saling memuaskan di jok pengemudi.

"Waah, nakal juga kau. Kira-kira bagaimana reaksi mereka jika tau kalau kau seperti ini hahaha." Hera memvideokan mereka dan mengambil sudut kamera yang memperlihatkan wajah kedua orang tersebut dengan jelas, karena jarak mereka tak lebih dari 10m maka suara mereka terdengar jelas apalagi mobil tersebut terparkir di area yang cukup sepi.

Setelah selesai mengambil video, Hera menelepon orang pertama yang dicarinya ke diskotik ini.

"Hari ini tak jadi, tugasku diundurkan untuk besok saja, aku ada urusan." Ia dengan segera memutuskan sambungan tersebut dan berjalan pergi dari situ tanpa diketahui oleh dua orang yang masih beradegan panas di dalam mobil tersebut.

***

Hera mengendarai BMW i8 miliknya, membelah jalanan kota Manhattan. Karena pertemuan kemarin diundur dan diubah tempatnya, maka Hera harus berpindah sementara ke Manhattan menggunakan jet pribadi miliknya yang dikendarainya sendiri.

"Dia sudah datang?" Hera mempercepat laju mobilnya agar tak terjebak macet.

"Sudah, Hera. Sekarang dia sedang menunggu di ruang tunggu tamu tunggal,"

"Aku akan sampai kurang dari 10 menit, sediakan mainan untuk menemaninya." Hera memutuskan secara sepihak dan makin mempercepat lajunya.

***

Hera masuk menggunakan topeng bersama beberapa orang berbadan kekar, bertopeng dan berjas, saat masuk Hera melihat dua orang mainan yang sedang menjual selangkangan mereka pada pria bertopeng yang memasukkan beberapa lembar uang pecahan $100 pada pada pangkal paha mereka.

"Tuan Gregor, maaf sudah membuat anda menunggu 10 menit." Hera menjabat tangan pria tersebut.

Saat hendak melepaskannya, pria yang sudah berumur tersebut meremas halus tangan Hera dan tersenyum tipis.

Hera yang mengerti langsung memerintahkan kepada semua orang di ruangan itu untuk keluar, termasuk dua mainan yang disediakan sebelumnya.

Setelah semua keluar, Hera dan Gregor mengambil tempat duduk di sofa tamu panjang yang disediakan.

"Duduk di atasku, baby. I want to feel you." Gregor menarik paha Hera yang terbungkus dengan rok hitamnya untuk duduk di atas paha ayam miliknya.

"Yes, daddy." Hera tersenyum seduktif dan duduk di atas Gregor sembari bergoyang halus.

"Don't you dare, baby. Nanti kita berakhir telanjang di sini." Gregor yang terpancing hampir merobek baju Hera tetapi ditahan oleh Hera.

"Tunggu, sayang. Waktu kita tak banyak, ayo ke ruangan sekarang, bagaimana kalau sebentar malam saja di villa milikmu, istrimu tak ada kan?" usul Hera, untungnya Gregor mengangguk setuju.

"Ya, baby.  Dia sedang mengurus anakku di sekolah." Gregor menjilat buah dada Hera yang menyembul dari jas putih ketat yang dikenakannya.

Mereka keluar dan menuju ke ruang pertemuan dengan mengenakan topeng mata bermotif khusus, Gregor berjalan lebih dahulu diikuti Hera.

Mereka memasuki ruangan bernuansa dark classy yang sudah diisi dengan beberapa orang yang sudah memakai topeng mata bermotif berbeda satu sama lain.

Ruangan tersebut berbentuk lingkaran dan mempunyai beberapa tingkatan lantai, lantai pertama adalah lantai biasa, lantai kedua adalah lantai untuk VIP dan lantai ketiga yang merupakan lantai Hera masuk adalah lantai VVIP dimana hanya terdapat tak lebih dari sepuluh orang.

Hanya orang-orang khusus yang telah mengeluarkan banyak uang untuk membeli satu bangku untuk sekali pertemuan, jika ingin menjadi langganan maka harus menguras kekayaan yang melimpah.

Pertemuan tersebut akhirnya dimulai, puluhan manusia telanjang yang bebaris dibawa masuk dengan kepala yang ditutupi dengan karung dan tangan yang dirantai. Dari pengamatan Hera, terdapat anak kecil dan wanita tua serta ibu hamil di dalam rombongan malang itu.

Sembari melihat suasana pertemuan yang terlihat gembira melapisi suara teriakan, tangisan dan mesin yang bercampur di ruangan itu.

"zalim insanlar, karmanızı bekleyin."

***

Hi, gue update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi, gue update. Jangan lupa voment dan follow ya. Thanks

Maaf kalau ada typo, kalian bisa komen di typonya oke. Bye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Night ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang