36. ISI HATI REVAN.

3.5K 465 117
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.

"Sesekali dengarkan apa yang anak mau. Sesekali dengarkan apa alasan seorang anak melakukan itu. Bukan memihak tanpa bertanya kenapa, dan marah hanya karena karena opini semata." _Revano Anggara.

- HAPPY READING -

Darwin yang terbangun karena mimpi buruk berinisiatif untuk tidur di kamar Revan. Walau kemungkinan cowok galak itu akan mengusirnya, tapi Darwin bodo amat dengan hal itu. Dalam pikirannya yang terpenting tidak tidur sendiri. Cowok yang mengenakan selimut hingga menutupi kepalanya itu masih berjalan menuju kamar Revan.

Begitu membuka pintu, Darwin tidak memperdulikan Revan yang ternyata tidur sambil menyelimuti seluruh tubuhnya. Cowok itu langsung berbaring di samping kiri Revan.

"Gue numbang bobo handsome, ya, Re," ucap Darwin setelah menguap, dia mulai memposisikan diri menjadi menyamping. Kelihatannya masih belum sadar kalau itu hanya sebuah guling yang diselimuti.

Merasa ada yang aneh, Darwin mengerutkan dahi."Kok lo kayak kecil banget sih, Re? Lo dikurung di rumah ngebatin, ya?"

Darwin kembali membuka mata karena dirasa tidak ada yang beres. Tubuh Revan itu besar, dan Darwin yakin jika dirinya numpang tidur seperti ini cowok itu akan langsung marah dan mendorongnya untuk pergi seperti waktu itu. Tapi kenapa sekarang Revan hanya diam dan tidak protes seperti dulu? Apa karena amnesia? Atau ada hal lain?

"Lo amnesia jadi baik, ya, sama gue. Nggak usir gue kayak waktu itu."Darwin tersenyum lebar, kembali menutup mata dan memposisikan diri senyaman mungkin. Tidak memperdulikan keanehannya tadi karena mungkin saja itu hanya opininya saja.

Namun karena sadar satu hal, cowok itu segera membuka mata dan berbalik hingga menyingkirkan selimut yang tadi dia kira menutupi tubuh Revan. Darwin sangat terkejut karena itu hanya sebuah guling yang ditutupi oleh selimut. Panik, cowok itu mencari Revan lebih dulu di kamar mandi atau di dalam walk in closet dan balkon kamar. Tapi nyatanya Revan tidak ada, membuat Darwin segera keluar.

"OM RENO TANTE JASMINE, REVAN KABUR!"

"KAKEK, NENEK! REVAN KABUR!"

"KAK SHEILA ADIK LO KABUR!"

Darwin meneriaki semuanya di tengah-tengah tangga. Tidak peduli kalau ini sudah tengah malam, yang jelas dia panik bukan main kerena sepupunya itu kabur seperti ini.

"Darwin apa-apaan sih lo teriak-teriak?!"

Suara Sheila membuat Darwin mendongak menatap pembatas lantai dua dibagian kanan."Revan kabur, Kak."

"Revan kabur?!" tanya Sheila sama-sama panik.

"Iy--"

"Darwin! Ngapain kamu teriak malam-malam!"

Ucapan Darwin yang hendak mengiyakan ucapan Sheila harus tertelan di tenggorokan karena Gatra memarahinya. Terlihat Jasmine, Reno dan Jovita juga sudah bangun.

"Revan kabur, Kek." Darwin menjawab.

"Hah?! Serius kamu jangan bercanda!" Reno tidak percaya dengan ucapan Darwin. Mana mungkin putranya bisa kabur dengan penjagaan seketat ini.

Darwin sedikit berdecak."Mana mungkin Darwin bohong Om. Tadi Darwin mau pindah tidur di kamar Revan karena mimpi buruk, tahunya Revan nggak ada di kamar. Darwin cari di balkon, kamar mandi, sama walk in closet juga nggak ada." Darwin menjelaskan, berharap mereka mau percaya tapi sepertinya mereka masih yakin pada pilihannya sendiri.

UNTUK REVAN 2 | COMPLETED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang