Atas kata yang tak sempat terucap, rindu yang tak sempat terlisan | kugantikan dengan maaf lewat doa, walau dalam sunyi kupanjatkan.
Menahan hati memang menyiksa, tapi lebih baik ketimbang dosa | karena seringkali sabar itu diuji paling keras saat harus diamkan rasa.
Aku hanya manusia biasa, lemah dan mungkin terluka | tapi tak mengapa, waktu akan membawaku terbiasa.
Tidak semua hal yang kuinginkan harus jadi kenyataan | penantian, pengorbanan, juga suatu kebaikan dan pelajaran.
Dari kegagalan aku belajar berharap, dari penantian kesabaran kuserap | dari kekecewaan doaku menetap, dari kekhawatiran sujudku meratap.
Aku belajar melepaskan yang memang tak kumiliki | lalu mengais kenangan untuk menemukan arti demi arti.
Hidup siapa yang sempurna? Mungkin takkan pernah ada | bagiku, mendekati sempurna, jika bisa menemukan makna.
Begitulah aku jadi sepenggal bab kehidupan bagimu, cerita sampingan | kita tak meminta untuk mengawali, namun kita tutup dengan ketaatan.
Yang meminta ketaatan akan mendapatkannya walau kesendirian | karena percuma bila berdua namun ketaatan jauh dari kehidupan.
Engkau dan aku pasti akan mati, tapi ada yang Maha Hidup, Allah | cintailah Allah, cintalah yang dicintai Allah, itulah makna indah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Dakwah (Felix Siauw)
EspiritualBerisi kumpulan dakwah dan tulisan dari Felix Siauw