Prolog

39.2K 3.9K 229
                                    

Holla Ketemu Lagi Di Cerita Kedua Aku...

Wah Pembaca Lama Atau Baru Nih? Hayo Siapa Yang Udah Baca TZOZ👉🏻

Buat Yang Belum Jangan Lupa Mampir Dan Meninggalkan Jejak...

Oke Kali Ini Aku Bakalan Nulis Cerita Transmigrasi Lagi, Aku Nulis Cerita Transmigrasi Karena Mencari Yang Pas Sama Halu Aku...
Udah Banyak Baca Cerita Transmigrasi, Tapi Masih Aja Kurang Srek. Jadi Karena Itu Aku Bikin Cerita Ini Sesuai Halu Dan Keinginan Aku...

Buat Pembaca Baru Dan Pembaca Lama, Aku Pengen Ngenalin Diri Lagi Yah...

Call me bubu atau bear! Okeh? Umur Ku Baru 15 Tahun, Hobi? Bayangin Masa Depan Sama Mas-Mas Ganteng, Cita-Cita Dapat Sugar Daddy Yang Ganteng, Baik Hati, Rajin, Manis, Dingin, Dan Suka Menabung...

Okeh papay

~•~•~

"Awal dari semuanya..."

~•~•~

Seorang gadis cantik tengah merapikan bukunya. Ia pun berjalan ke luar kelas sambil meminum susu kotak stroberinya. Asik berjalan gadis itu mendengar suara teriakan yang sangat ia kenali.

"ECAAA!!!" Berbalik ia menatap sahabatnya dengan garang. Gadis itu juga heran mengapa sahabatnya ini sangat suka sekali berteriak?

Inasha Victoria. Gadis cantik dengan sifat keibuannya, tapi jangan salah ketika ia marah bisa berubah menjadi Macan betina. Inasha hidup sebatang kara, karena orang tuanya meninggal ketika umur nya masih 12 tahun. Saat itu Inasha benar-benar terpukul karena tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Kemudian datang seorang gadis cantik yang tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi sahabatnya.

Arashi Denada. Seorang gadis dengan mulut toa nya. Sehari tanpa berteriak serasa ada yang kurang dalam hidupnya, dia juga suka sekali menggosipkan orang lain. Saat itu Arashi tak sengaja melihat seorang gadis tengah terduduk di sebuah bangku taman. Arashi pun mengajaknya berkenalan, bahkan hingga saat ini mereka bersahabat dan melewati suka duka bersama.

"Kenapa teriak-teriak sih? Kalo tenggorokan lo sakit gimana?" Tanya Inasha dengan nada tersirat kekhawatiran.

Yang ditanya hanya menampilkan cengiran yang cukup menyebalkan untuk Inasha.

"Hehe, ya maaf." Ucapnya memelas.

Inasha tersenyum manis dan mengusap kepala Arashi dengan  lembut. Sedangkan Arashi menerima usapan itu dengan senang, karena sedari kecil ia tidak merasakan kasih sayang orang tua. Kedua orang tuanya selalu saja sibuk bekerja dengan embel-embel untuk masa depannya.

Bertemu dengan Inasha adalah sebuah kebahagiaan bagi Arashi. Gadis cantik dengan sifat keibuannya, membuat nya selalu merasa disayangi. Arashi pun menganggap Inasha sudah seperti ibu, kakak, dan sahabatnya. Makanya Arashi sangat takut kehilangan Inasha, entah mengapa hari ini ia merasa akan terjadi sesuatu yang membuat nya sedih. Namun semua itu ia tepis kembali, dan berharap semuanya baik-baik saja.

"Temenin Eci beli novel yuk," Seperti ini lah sifatnya saat bersama Inasha.

Inasha hanya mengangguk dan tersenyum. Arashi dengan cepat menggandeng Inasha, sedangkan yang digandeng terkekeh geli dan menahan air mata yang ia tidak tau mengapa ingin sekali menangis.

~•~•~•~•~

Saat Ini Inasha berada di apartemen nya. Tangannya mengusap sampul buku yang baru saja ia beli bersama Arashi, mereka berdua sama-sama memiliki hobi membaca beragam novel dengan berbagai genre.

Kali ini Inasha membeli sebuah novel bergenre tentang sebuah kerajaan. Novel yang berjudul, 'Tragic End' dimana menceritakan seorang pangeran yang sedari kecil selalu kesepian. Ibu yang meninggal ketika melahirkan nya, dan ayah yang selalu acuh terhadapnya. Anak itu hanya mengharapkan cinta dan kasih sayang, tapi semuanya serasa sangat sulit untuk digapainya.

Membuka sampulnya, Inasha membaca dengan serius semua tulisan yang ada. Menit demi menit terlewati, tak terasa sudah tiga jam Inasha membaca cerita yang terdapat 500 lembar halaman. Pipinya kini basah dengan air mata yang membasahi, Inasha sungguh menyayangkan akhir dari cerita ini.

Anak sekecil itu hanya mengharapkan kasih sayang semua orang, mengapa begitu susah sekali? Apa tidak ada yang mau menyayangi anak tampan dan manis itu. Ah Inasha berpikir andaikan dia bisa masuk ke sana, pasti anak itu akan ia beri kasih sayang yang melimpah. Namun lagi-lagi itu hanyalah angan-angan saja.

Inasha menutup bukunya dan berjalan ke arah dapur. Saat akan mengambil air minum, tiba-tiba penyakit asmanya kambuh. Rasa sesak menyerang dadanya, wajahnya memerah menahan rasa sakit. Kaki nya pun sudah tak sanggup menopang badannya sendiri. Sebelum matanya tertutup sempurna, Inasha mendengar teriakan sahabatnya.

"INASHA... ECAAA... BANGUN JANGAN TINGGALIN ECIII, HIKS... ARA CUMAN PUNYA ECAAA HIKS... " Di sisa kesadarannya, Inasha tersenyum manis dan berucap dengan terbata-bata.

"J-jangan ci-nangis l-lo j-jelek ka-lo nan-gis..." Ucapnya sambil mengusap air mata Inasha.

"B-aik-b-baik yah, i-inget j-jangan c-cengeng lagi. A-dik m-manis, k-kakak sa-yang sa-ma ka-mu... " Setelah mengucapkan itu Inasha menutup matanya. Meninggalkan Arashi yang menangis meraung-raung memangil namanya.

~•~•~•~•~


Gimana? Seru? Lanjut Nggak Nih?

Lanjut👉🏻

Jangan Lupa Vote, Komen, Dan Share Yah...

Papay👋🏻

The Greatest BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang