Chapter 02

25.3K 3.7K 219
                                    

~•~•~

"Hari pertama..."

~•~•~

"Gimana penampilan aku?" Saat ini Inasha tengah bersiap-siap untuk mengikuti pemilihan pengasuh.

[ Sudah dua jam anda berdiri di depan cermin...]

Mendengar itu Inasha nampak acuh tak perduli, apa salah nya mengagumi ciptaan Tuhan? Dulu ia selalu insecure melihat wajah-wajah glowing orang lain.

"Phones, apakah poin itu bisa ku tukarkan dengan uang?"

[ Tidak bisa tuan, karena poin itu hanya berguna untuk perlengkapan sistem...]

Bibir Inasha mengerucut kesal. "Lalu bagaimana aku bisa jajan?"

[ Tuan tenang saja, sistem tertinggi telah menyiapkan keperluan anda disini...]

Setelah itu muncul lah sebuah tas kecil bewarna perak, dihadapan Inasha.

"Woah, apa ini Phones?" Tanyanya antusias.

[ Itu adalah tas ruang, yang bisa menyimpan berbagai barang. Tuan hanya perlu memejamkan dan membayangkan barang yang ingin di ambil. Di dalam tas ruang juga sudah disediakan koin dan fitur toko sihir. Toko sihir adalah toko yang menjual berbagi perlengkapan sihir dan perlengkapan pribadi yang lainnya, bahkan jika level anda naik barang di kehidupan anda sebelum nya juga dapat di beli dengan menggunakan poin-poin misi...]

Inasha hanya terdiam kaku mendengar itu semua, ia merasa ini sangat hebat. Mimpinya untuk berada di dunia fantasi akhirnya terwujud, apalagi dengan adanya sihir-sihir yang dianggap tidak nyata di kehidupan sebelum nya.

"Yesss akhirnya aku bisa melihat sihir, lalu apakah aku bisa mendapatkan sihir juga?" Pekiknya tertahan.

[ Itulah misi pertama anda tuan, yaitu mencari sihir yang anda miliki...]

Mencari sihir? Berpetualang? Ah pasti sangat asik pikirnya.

"Semangat Inasha..." Setelah itu ia bergegas keluar rumah, tak lupa juga Inasha memakai jubah untuk menutupi wajahnya.


Bukannya malu, ia hanya tak ingin menjadi pusat perhatian di hari pertama.

Matanya menatap takjub pasar yang terlihat ramai dengan teriakan penjual dan pembeli. Berbagai aroma makanan bercampur menjadi satu, terik matahari tak menyurutkan mereka untuk berdagang.

Sebelum ke istana, Inasha berhenti di salah satu pedagang. Ia membeli sebuah makanan berbentuk seperti gulali.

"Paman, aku ingin ini tiga yah..." Ujarnya.

"Baik nona," Inasha menerimanya dengan mata berbinar.

"Berapa paman?" Tanyanya.

"1 perak saja nona," Sahutnya. Inasha tak mengira bahwa akan semurah itu.

Tangannya meraih sesuatu di dalam tas ruang, "Nah ini paman..." Tanpa menunggu jawaban dari pedagang itu, Inasha langsung pergi ke arah istana.

The Greatest BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang