4. wedding day

37 1 0
                                    

Tepat satu minggu setelah acara lamaran itu, malam ini kami mengadakan pesta pernikahan sederhana, tertutup hanya untuk kerabat dekat dan beberapa teman saja. Aku mengundang tiga sahabatku untuk menemaniku di hari paling menegangkan ini, ya meskipun bagiku ini hanya pernikahan tanpa cinta tapi tetaplah sangat terasa begitu sakral dan hikmat.

Setelah prosesi pernikahan kami selesai, semua tamu dan keluarga menikmati makan malam dengan meja super panjang memuat 50 orang sekaligus, ya.. tidak banyak orang dalam acara ini, karena aku memohon untuk membuat pesta sesederhana mungkin, jangan sampai melibatkan media masa. Uh.. aku tidak bisa membayangkannya pasti sangat malu, kuliahku juga belum selesai, aku tidak ingin teman-teman ku mendengar kabar ini.

Aku menuruni tangga dengan digandeng ibu mertuaku, Mama Airin. Mama membantuku melepas beberapa aksesoris setelah selesai pemotretan tadi dan hanya menyisakan gaun pengantin sederhana yang masih terlihat cantik tanpa aksesoris tambahannya.

Itu kak Alan, dia berdiri dan mengambil tanganku dari mama dan menuntunku duduk di sampingnya. Dia terlihat sangat gagah, keren, dan tampan. Mimpi apa aku sampai dinikahi pria setampan dia, apalagi keluarga mereka bukan orang sembarangan.

"Aku punya hadiah kecil untuk pengantinku" kak Alan berbisik lalu tangannya mengambil sebuah kotak kecil di saku jasnya dan membukanya, ternyata isinya sebuah hair clip cantik warna putih berbentuk kupu-kupu yang indah.

"Aku punya hadiah kecil untuk pengantinku" kak Alan berbisik lalu tangannya mengambil sebuah kotak kecil di saku jasnya dan membukanya, ternyata isinya sebuah hair clip cantik warna putih berbentuk kupu-kupu yang indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Biar aku bantu pakaikan" dia memasangkannya di rambutku dan membuat semua orang menggoda kami dan teman-temanku bertepuk tangan melihat kami.

Ah malu... Mukaku pasti sudah merah sekarang. Sumpah bukan karena senang atau ber-degub karna perlakuannya, tapi ini malah terkesan aneh dan memalukan, bagaimana bisa pria ini bersikap seperti itu padahal kami tidak saling mengenal.

Aku belum berencana menjadi seorang istri sungguhan.. bagaiman kalau sikapku nanti membuatnya marah?!

Selesai makan semua orang berbincang-bincang, tante dan om sudah bisa menerima ini dan berbincang hangat dengan mamah dan papah. Sedangkan para pria berkumpul dan asik dengan obrolan mereka, aku dan teman-temanku juga berbincang banyak hal sampai kak Naufal datang dan menggandengku ke taman di hotel itu, kami duduk di bangku panjang di sana, awalnya dia hanya diam dan hanya memandangi langit malam yang indah sampai dia menghela nafas sangat panjang.

"Nanti kalau sudah bosan kamu bisa mendatangiku, aku akan menunggu"

"Hah? Kakak jelek banget ngomongnya,, memang aku mau nikah berkali kali! Aku juga berharap kami bisa bahagia dan saling jatuh cinta nanti" Dia tidak menjawab dan hanya menghela nafas panjang sekali lagi.

Hp ku berdering ada nama Kak Alan di situ, "aku angkat telfon dulu" kataku sambil berdiri dan menjauh.

"Kamu dimana?"

"Diluar sama kakakku, ada apa?"

"Sudah malam, yang lain mau istirahat. Mamah nyuruh aku ajak kamu istirahat"

"Iya sebentar lagi aku masuk, kak Alan istirahat dulu aja" hening, tidak ada suara aku sampai mengecek layar dan ternyata masih tersambung.

"Saya tunggu kamu, jangan lama-lama!" jawabnya datar sepertinya agak kesal. Aku harus cepat datang sebelum terjadi masalah.

"Kak,, ayo masuk istirahat" aku menarik lengannya supaya berdiri, "aku langsung balik, udah bilang mama tadi"

"Kenapa? Udah malem tidur sini aja"

"Udah biasa nggak usah khawatir, kalo emang sayang ayo ikut pulang jangan di sini" aku mencubit lengannya karena ngomong sembarangan, "yaudah aku masuk dulu, kakak hati-hati banyak hantu cantik di jalan"

"Em.. makasih udah diingetin, nanti aku bawa pulang satu" senyumnya tidak bisa menutupi kesedihan di wajahnya.

"sudahlah, aku harus tegas padanya, aku kan sudah menikah" Aku melambai pada kak Naufal lalu masuk kembali ke aula, dan kak Alan sedang menungguku ditemani kak Rio saja, "dari mana Nin?" Itu kak Rio yang tanya, "dari taman kak" jawabku.

"Dari tadi bang Alan nyariin kamu lo, kayaknya udah nggak sabar tuh" matanya melirik sedikit ke kak Alan, tapi orang yang dimaksud malah buang muka sambil meminum gelas di depannya, "memang ada perlu apa?"

Buahaha.. "gue nggak sanggup lanjutin obrolan ini" dia malah tertawa kencang karena sepertinya aku tidak paham maksudnya, "kakak duluan deh, ati-ati ya Nin,,, kalo kenapa-kenapa kamu langsung lari aja ke kamar sebrang, aku ada di situ" katanya sambil mengedipkan satu mata dan tersenyum aneh.

Kak Alan mendorongnya dengan muka kesal, "Ayo istirahat" ia berjalan di depanku

"Oh.. aku nggak tau tante di kamar berapa ya"

"Kamar kamu nomor 105"

"Eh? Jadi aku dapat kamar sendiri" aku langsung saja pergi memasuki lift dan kak Alan mengikuti, kami sama-sama naik ke lantai 12. Sampai pintu lift terbuka dan aku sudah berdiri di depan kamar 105, kak Alan masih setia berdiri mengekoriku.

"Kakak kamar sebelah ya? Jadi kita sebelahan" dia cuma diam saja tidak menjawab.

Sekarang aku bingung bagaimana membuka pintu tanpa acsess card dan tiba-tiba tangan kak Alan menjulur disamping pinggangku dengan kartu di tangannya membuka pintu, kepalanya jadi muncul di atas ku dan seluruh tubuhnya menempel, seperti sedang memelukku.

"Eh eh.. kakak kog ikut masuk, kenapa punya kartu kamarku?" Aku yang bingung karna dia mendorongku masuk bersamaan dengan tubuhnya lalu mengunci kembali pintu kamarku.

"Siapa yang bilang kamarku di sebelah" dia bicara sangat dekat di depan mukaku, aku mendorongnya meminta penjelasan.

"Kak.. kita cuman nikah pura-pura, aku nggak mau satu kamar"

"Kenapa pura-pura? Aku nikahin kamu sungguha Nina"

"Hah? Kita kan cuman orang asing, kakak pasti punya alasan sendiri untuk melakukan ini, dan aku juga punya alasanku kenapa menerima pernikahan ini"

"Haaah... Capek, mau tidur"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pria Yang Jatuh CintaWhere stories live. Discover now