OUTRO ; Akhir dari Kisah Indah dan Pilu

376 46 5
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05. Aku mengetahui akhir dari kisah ini. Akhir kisah yang begitu indah, tapi juga memilukan. Akhir dari kisah kita yang sudah tertulis di dalam takdir. Sebagai lembar terakhir, aku akan mengucapkan,

"Terima Kasih dan Selamat Tinggal"

- Park Jisung -

***

"Apakah dia benar-benar akan pergi meninggalkanku? Tapi, bagaimana mungkin? Dia mencintaiku, pasti dia akan bertahan."

"Dia akan bertahan demi cintanya. Dia akan sembuh dan berada di sisiku kembali. Dia pasti akan sembuh."

"Aku tak akan sanggup kalau dia benar-benar akan pergi. Aku akan kehilangan orang yang ku sayangi lagi. Aku akan kehilangan lagi..."

Chenle melamun. Di luar sana butiran-butiran putih kecil turun ke permukaan bumi ini. Chenle membiarkan tubuhnya menggigil kedinginan.

Sebenarnya, Chenle tidak biasa melamun seperti ini. Daripada melamun tidak memberikan manfaat apapun, lebih baik Chenle memasak saja.

Namun, pengecualian untuk hari ini. Chenle melamun, pikirannya hanya memutar pada kejadian kemarin malam. Kejadian yang bisa membuat hatinya hancur dan sakit.

Pasti Jisung merasakan kesakitan yang luar biasa hebatnya. Pasti Jisung seorang diri saat ini, pasti Jisung menangis menahan sakit saat ini. Pasti Jisung- Akh! Chenle membenci semua kenyataan pahit itu. Chenle begitu membencinya.

"Aku membenci kenyataan pahit itu! Aku sangat membencinya!"

Prang!

Chenle membanting gelas yang di sampingnya dengan sangat kuat. Membiarkan gelas itu pecah dan hancur hingga berkeping-keping, sama seperti hatinya. Gelas itu sama seperti hatinya.

"Park Jisung, kau bodoh! Kau bodoh sekali! Kenapa kau baru mengatakannya kemarin, bukan awal pertemuan saja? Dengan begitu, aku bisa menghabiskan waktu ku bersama denganmu. Aku akan membuat lebih banyak kenangan indah lagi bersamamu."

"Kau bodoh dalam melakukan semua ini, Jisung. Kau menyimpan rasa sakit itu seorang diri. Ucapan sudah biasa itu adalah kebohongan, Ji. Kau begitu kesakitan. Rasa sakitmu itu juga menyiksaku, sungguh."

Chenle menekuk kedua lututnya lalu menyembunyikan wajahnya di sana. Menumpahkan segala kesedihan dan air mata itu. Menumpahkan segala rasa sakit dan sesak yang ada di dalam hatinya.

Jaemin pernah mengatakan, kalau Jisung itu adalah anak yang tertutup dan pendiam. Menyimpan semua masalah itu sendiri dan memendamnya agar orang lain tidak mengetahuinya.

Dandelion [ChenJi | JiChen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang