Untuk Zhong Chenle,
Yang selalu aku cintai dan rindukan.Hai, Chenle.
Ah maksudku, Hai Lele. Apa kabar? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan keadaanmu? Apa kau sehat? Atau kau sedang sakit?
Aku terlalu banyak bertanya, ya. Maafkan aku. Itu sudah menjadi kebiasaanku saat pikiranku selalu terpenuhi dengan dirimu dan wajah manismu. Kau terlalu mementingkan pekerjaanmu daripada kesehatanmu sendiri.
Surat ini mungkin akan menjadi surat terpanjang yang aku tulis selama puluhan tahun aku hidup. Kalau kau merasa lelah membacanya, berhenti dulu, jangan memaksa.
Lele, terima kasih telah hadir ke dalam kehidupan suramku. Terima kasih karena kau telah membenciku dulu. Karena rasa kebencianmu dulu, akhirnya sekarang rasa cinta itu datang.
Apa kau masih ingat dengan awal pertemuan kita? Kau menuduhku sebagai lelaki pencuri ponsel dan berniat untuk menghubungi polisi serta memenjarakan diriku atau bahkan kau ingin aku dihukum mati. Awal pertemuan yang aneh dan lucu, tapi itu bisa dijadikan sebagai kenangan yang tidak akan pernah terlupakan meskipun kita tidak lagi bersama di dunia ini.
Kau begitu ketus padaku, kau banyak mendumal tidak jelas padaku. Kau tahu kenyataan yang sebenarnya? Karena dua alasan itulah yang membuatku jatuh cinta padamu. Hanya karena dua alasan itu aku begitu mencintaimu, tanpa rasa henti.
Kau berhasil memikat hati yang gelap ini menjadi hati yang cerah dan penuh dengan kebahagiaan.
Awal perbincangan panjang kita, mungkin kau masih membenciku. Kau menggigil kedinginan dan aku langsung memberikan jaketku. Oh iya, apakah jaketku masih ada padamu? Atau kau sudah membuang jaket itu?
Kalau kau sudah membuangnya, tak apa, aku tidak akan marah padamu. Tapi aku akan kecewa. Kau tahu? Jaket itu ku beli saat aku mendapatkan gaji pertamaku. Aku bekerja di perusahaan Paman Na dan menjadi karyawan bawahan. Aku sendiri yang menginginkannya. Aku tak mau langsung menjadi manager atasan, itu sebuah kecurangan dan tidak adil.
Lele, kalau jaket itu masih ada padamu. Tolong jaga jaket itu dengan baik, ya? Aku sudah pergi untuk waktu yang lama dan jaket itu sekarang menjadi hak milikmu. Itu menjadi jaketmu.
Lele, jangan lupa mencuci jaket itu, okay? Kau begitu menyukai aroma tubuhku, sampai kau lupa untuk mencucinya. Jangan seperti itu lagi, ya.
Lele, terlepas dari cara banyak bicaraku padamu, aku begitu mencintaimu. Aku mencintaimu, dengan sangat. Aku sudah pernah mengatakannya padamu, kalau aku jatuh cinta padamu dari pandangan pertama dan awal pertemuan, seperti yang kebanyakan orang bilang.
Aku mencintaimu tanpa alasan. Aku menyayangimu tanpa syarat. Aku menginginkanmu tanpa meminta imbalan apapun. Aku terlalu cinta, tapi bukan berarti aku terobsesi. Aku hanya ingin mencintaimu saja. Aku memberikan segala kebahagiaanku untukmu. Aku mencoba untuk membuatmu tersenyum dengan caraku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [ChenJi | JiChen]✓
Historia CortaA JiChen Fanfiction COMPLETED | BOYS LOVE | SHORT STORY | ANGST | HURT ❝Jangan terlalu membenci perpisahan, karena dia mampu menciptakan sebuah pertemuan yang manis nan indah.❞ ❝Jangan terlalu membenci kenyamanan, karena dia mampu menciptakan sebua...