27 - Miris

187K 26K 4K
                                    

Kemaren malem wattpadnya eror, baru bisa up sekarang. Jangan lupa penuhin tiap paragrafnya dengan komen ya beibih😉

Geli ga si di panggil beibih😭

****

Di tengah keadaan Agatha dan Raka yang kurang baik, Sagara justru semakin gencar mendekati Agatha. Laki-laki itu bahkan selalu memaksa untuk mengantar jemput Agatha membuat gadis itu merasa sedikit risih.

Agatha selalu menolak namun Sagara tidak mau mendengarkan. Demi menghindari kejadian tidak diinginkan, Agatha meminta Sagara untuk menjemput dan menurunkannya di halte.

Agatha tidak mau Sagara mengetahui tentang dia yang tinggal bersama Raka.

Sebenarnya ... Sagara belum pernah seagresif ini sebelumnya.

Sagara yang Agatha kenal adalah tipikal cowok manis, perhatian, dan juga penyabar. Dia tidak pernah memaksa Agatha dalam hal apapun, dan jelas saja belakangan ini Agatha di buat kepusingan.

Biasanya dia selalu semangat dan menanggapi dengan senang apapun yang berhubungan dengan Sagara. Namun entah mengapa sekarang dia kehilangan minat.

Mungkinkah Agatha benar-benar sudah move-on?

Gadis itu menghela nafas kemudian mengambil tas di meja dan menyampirkannya di bahu kiri. Beberapa hari ini Agatha selalu bangun pagi karna dia memiliki Sagara sebagai alarm baru.

Laki-laki itu selalu men-spam chat dan menelponnya berkali-kali dan tidak akan berhenti sebelum Agatha merespon. Sagara sepertinya memang berniat membuat perasaan Agatha tumbuh kembali.

Agatha keluar dari kamar setelah merapihkan penampilan di depan meja rias. Kini dia terbiasa langsung pergi keluar Apartemen tanpa melirik sekitar lagi, karna sudah pasti apa yang dia cari tidak akan ada.

Raka selalu pergi lebih dulu di banding dirinya.

Semakin lama, Agatha semakin merasa asing dengan keadaan mereka sekarang. Terasa sangat jauh, meski kenyataannya mereka berada dalam jarak sangat dekat. Agatha meremas jarinya, tiap memikirkan itu membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak.

Sesuatu perasaan kuat yang menolak dengan keadaan mereka sekarang. Agatha ingin mereka seperti dulu, dia bahkan merasa omelan pedas dan pelakuan tegas Raka sudah tidak masalah lagi untuknya.

Agatha ingin mengulang keadaan yang dulu. Dimana mereka belum sejauh dan seasing ini, dimana mereka masih bisa di katakan dekat dan berinteraksi tanpa canggung.

Gadis itu menggeleng kuat karna fikirannya yang semakin kalut. Ketika sebuah Taxi berhenti di depannya, Agatha langsung naik dan duduk dengan tenang.

Sagara hari ini tidak menjemputnya. Laki-laki itu mewakili sekolah untuk pertandingan Basket di luar kota dan baru akan kembali tiga hari lagi. Selaku kapten Basket tahun ini, Sagara harus mengikuti pertandingan itu.

Mengingat itu membuat Agatha merasa semakin kecil. Sagara itu sama seperti Raka, mereka hampir sempurna. Tampan, kaya raya, dan berprestasi di bidang masing-masing. Sangat tidak sebanding dengan dirinya yang tidak memiliki satu keistimewaanpun ini.

Kecuali, wajah cantiknya. Senyum songong Agatha kembali terbit. "Bener, gue cantik. Ngapain insecure?" gumamnya lalu cekikikan tidak jelas membuat supir di depannya melirik bingung.

"Mbaknya, sakit?" tanya supir itu.

"Mbak-mbak your eyes," saut Agatha kesal. "Sejak kapan saya jadi pembantu bapak?" sewotnya.

"Maaf tante."

"WHAT? TANTE?!" Agatha memekik syok hingga supir itu berjengkit kaget dan hampir mengerem mendadak. Suara Agatha hampir saja menghancurkan gendang telinganya.

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang