23 • Kembali Mekar

696 86 4
                                    

"Winter!"

Winter mencari suara yang memanggil namanya itu. Winter melihat Jake yang melambaikan tangannya dari depan kelasnya. Dia tersenyum dan bergegas ke tempat Jake.

"Ada apa, Jake?" tanya Winter.

Sekarang ia duduk di kursi panjang di depan kelas Jake.

"Nggak ada apa-apa sih. Dua minggu ini aku jarang ngelihat kamu. Sibuk apa sih?" tanya Jake penasaran, berusaha menahan diri untuk tidak berkata 'aku kangen'.

"Hmm... Ya sih. Aku memang lagi sibuk, sibuk banget malah, Jake. Tugas-tugas yang aku tinggalin selama aku sebulan di Jepang kemarin harus beres dalam waktu dua minggu coba. Belum lagi makalah-makalah dan ulangan susulannya. Banyak banget deh," jelas Winter.

"Ya... salah sendiri, mau ujian semester dua kok malah liburan selama itu. Syukurin deh," kata Jake terkekeh.

"Yee... Kok malah gitu sih? Bukannya prihatin, malah disyukurin. Sahabat macam apa kau ini?" kata Winter dengan nada kesal.

Jake tertawa melihat wajah Winter bete.

"Aku ini sahabat yang baik hati, Winter," kata Jake terkekeh.

"Baik darimananya kalo kayak gitu?" tanya Winter masih dengan nada kesal.

Winter melipat kedua tangannya dan menggerutu sendiri. Jake makin tertawa.

"Udah... udah... Gitu aja bete. Jangan lupa, minggu depan itu kita ujian semester dua. Jangan main mulu! Tadi aku ketemu Ryujin pas dia lagi ngobrol sama Hyunjin, katanya kamu sering banget online, bahkan sampai jam 11 malam dia masih ngelihat kamu online," kata Jake yang seperti meminta penjelasan dari Winter.

"Emang. Aku sering online akhir-akhir ini," jelas Winter singkat.

"Tuh kan, sadar diri dong. Belajar! Jangan keseringan online lagi! Udah mau ujian semester dua juga. Menentukan nih ujiannya."

"Iya... iya... Udah dua kali kamu ngingetin kalau kita mau ujian semester dua. Sekali lagi ngingetin, dapat piring cantik lho, Jake," kata Winter terkekeh.

"Piring cantik terus deh. Nggak ada yang lain apa?" tawar Jake.

"Kulkas. Mau nggak?" tanya Winter terkekeh.

"Kulkas juga udah punya kali," kata Jake yang sekarang menjadi sedikit bete.

"Ya udah kalau gitu. Aku nggak perlu repot-repot ngasih hadiah," kata Winter dengan nada ceria.

"Dasar sahabat nggak jelas. Bisa ya, punya sahabat nggak jelas gini? Ampun dah," kata Jake dengan nada heran dan beberapa saat kemudian dia terkekeh.

"Ah, nggak usah gitu deh. Kamu sendiri juga mau punya sahabat nggak jelas gini. Berarti kamu sendiri juga nggak jelas," kata Winter dengan nada membela diri.

Jake tertawa dan hanya mengangguk mengiyakan pembelaan diri Winter.

"Udah ah, makin nggak jelas gini. Aku ke kelas dulu ya, Jake. Mau menyiapkan amunisi buat perang sama ujian semester dua nih," kata Winter yang sekarang bangkit dari kursi yang didudukinya.

"Ya udah deh. Belajar yang rajin sana!"

Winter hanya mengangguk.

Dia berjalan dengan santai. Tiba-tiba muncul keinginannya untuk berjalan melewati kelas Jaemin. Ingin melihat apa yang sedang Jaemin lakukan sekarang. Langkah Winter pun melambat ketika sedang melewati kelas Jaemin. Kepalanya menoleh ke dalam kelasnya, terlihat Jaemin sedang membaca buku. Terlihat sedang asyik sendiri. Fokus dengan buku yang dibacanya. Tiba-tiba seutas senyum muncul di wajah Winter. Seperti ada yang menyejukkan. Jaemin terlihat mengagumkan.

FINE || Jaemin x Winter || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang