Ruang Jemput Bandara Soetta
(11.00)PoV Senja
Ini adalah kesekian kalinya Mas Bos minta dijemput di bandara secara mendadak seperti ini. Terpaksa aku mengajak Ariana sahabatku yang tengah makan siang bersamaku. Iya, benar.. kami udah baikan dong. Kemarin aku dan Ariana menyempatkan untuk bertemu dan berbicara dari hati ke hati. Yaaa kami membicarakan sisi gelap Purbo, tentu saja 🤪 meskipun rasa sayangku ke Ariana dan sebaliknya juga akan tetap sama.
Bagiku, yang terpenting Ariana sudah mengetahui dan mengenal dengan cukup baik sosok yang akan menjadi tunangannya 2-3 hari mendatang.
Aku sedikit heran saat menyadari ada yang aneh dengan Ariana dan Mas Bos ketika bertemu di bandara. Aku memang tidak sempat memberi tahu Mas Bos bahwa aku akan bersama Ariana. Aku hanya berpikir sederhana bahwa Mas Bos tidak membawa banyak barang bawaan karena dia hanya sehari di Jogja, itupun untuk menghadiri pesta pernikahan teman kecilnya yang bernama Aqillah. Bisa dipastikan dia hanya membawa tas ransel berukuran sedang saja.
Aku merasa heran dengan tatapan Ariana untuk bosku yang satu itu. Aku mengenal sahabatku dan aku hafal tatapan matanya.. Dibalik gayanya yang calm, tapi tatapannya selalu memiliki gairah yang menggelora..
Sebaliknya, bosku memang memiliki tatapan mata yang 'aaaah' banget' untuk semua orang di setiap harinya tapiiiii itu tidak melibatkan perasaannya. Mungkin memang bentuk matanya, bola matanya, dan caranya menatap memang seperti itu.. Dia tetap seorang pria kutub bagiku..
Ah tapi ya sudahlah..
Ariana dan Mas Purbo kan sudah fix..
Lagipula Mas Purbo juga pernah jadi sahabatku, bahkan kami memiliki masa kecil yang akrab.. Satu hal yang paling mengecewakanku tentang Purbo adalah suatu kenyataan bahwa dia hobi sekali mempermainkan wanita.
Tapi semua sudah hampir terlambat, sehingga aku hanya bisa berharap semoga Ariana adalah pemegang koentji hati Mas Purbo yang sebenarnya dan berakhir sudah ke-dajjal-an seorang Suropurbo selama ini.
————————————————————————-Sore itu senja pulang lebih awal, lelahnya perjalanan dari bandara tadi siang membuatnya merasa layak untuk mager sampai nanti malam.
Hatinya tiba-tiba merasa pilu melihat foto kedua orang tuanya yang telah tiada. Masih jelas di ingatannya tentang kejadian di hari itu.. serba kelam dan penuh kejutan, berakhir sangat menyakitkan hati..
Biasanya Senja menuliskan sebuah sajak di buku hariannya yang mengungkapkan perasaannya, rasa rindu kepada orang tuanya, rasa sesak dan perih mengingat ketidakadilan atas kematian kedua orang tuanya, dan perasaan-perasaan lainnya yang melukainya teramat dalam.
Senja berniat untukmemberikan buku hariannya yang berisikan sajak kehidupannya, penuh makna dan rahasia tentunya.. kepada seseorang yang teristimewa dalam hidupnya, yang membuatnya tidak lagi sendiri dan sendirian..
Baginya sajak ini menjadi saksi cerita hidupnya, tempat meluapkan isi hatinya dan teman setia atas hari-harinya yang tidak selalu mudah tetapi selalu bisa dilaluinya. Senja menyebutnya sebagai sebuah sajak berlagu, yaaaaaaa..Lagu kehidupan Senja.. Senandung kehidupan yang sering tidak sesuai dengan harapan, dan kerap kali meninggalkan duka-lara dan cerita bahagia..
Demikianlah Lagu Senja, yang entah kapan benar-benar bisa di-Lagu-kan..
Sungguh, setidaknya Lagu inilah ringkasan Cerita Senja yang mengisahkan tentang perjuangan untuk bangkit, bertahan, dan bahagia dalam setiap upayanya untuk memutar roda kehidupannya sendiri dan sendirian..
Sampai tiba saatnya sendiri itu menjadi berdua dan selamanya ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DEWAN & LAGU SENJA
RomanceSepenggal kisah cinta klasik yang tidak 'masuk-akal' antara seorang Nuragayudha (Anggota parlemen paling fenomenal) dan Senandung Senja.. Tidak melulu lagu yang bersenandung, kali ini.. Senja yang melagukan bait-bait cintanya kepada seorang pria...